Sunday 8 April 2012

THE LADY : Biopic Fights For Democracy And Freedom


Quotes:
Suu Kyi: It is not power that corrupts but fear. Fear of losing power corrupts those who wield it and fear of the scourge of power corrupts those who are subject to it.

Nice-to-know:
Penulis skrip Rebecca Frayn menghabiskan waktu tiga tahun setelah proses interview langsung dengan tokoh-tokoh di sekitar Aung San Suu Kyi demi rekonstruksi cerita yang mendekati aslinya.

Cast:
Michelle Yeoh sebagai Aung San Suu Kyi
David Thewlis sebagai Michael Aris
Jonathan Raggett sebagai Kim Aris
Jonathan Woodhouse sebagai Alexander Aris
Susan Wooldridge sebagai Lucinda Philips
Benedict Wong sebagai Karma Phuntsho

Director:
Luc Besson tahun lalu menggarap dua film sekaligus yaitu The Extraordinary Adventures of Adèle Blanc-Sec dan Arthur 3: The War of the Two Worlds.

W for Words:
Masyarakat Asia seharusnya mengenal sosok Aung San Suu Kyi, seorang wanita pejuang kemerdekaan di Burma, Myanmar. Jika tidak maka inilah kesempatan anda untuk mengikuti jejaknya dalam sebuah biopic karya Luc Besson. Saya tidak salah sebut dan anda pun tidak salah dengar mengingat sineas Perancis yang satu ini memang populer dengan film-film aksinya. Tentunya sebuah pertaruhan besar bagi filmmaker Eropa dalam menggarap film berlatar belakang Asia walau di sisi lain menguntungkan karena jangkauan pasar akan lebih luas.
Suu Kyi yang berusia 3 tahun sudah ditinggal ayahnya yang tewas ditembak karena dianggap pengkhianat. Tumbuh dewasa sebagai seorang ibu rumah tangga bersuamikan pengajar Oxford yaitu Michael Aris, Suu Kyi mulai memasuki ranah politik karena melihat ketidakadilan yang diterapkan oleh pihak militer Burma. Keberaniannya memang berhasil menggerakkan masyarakat sebelum berakhir tatkala menjadi tahanan rumah selama 15 tahun. Michael dan kedua putra mereka, Kim dan Alexander mencari segala cara untuk mengambil simpati dunia termasuk melobi petinggi Nobel.

Michelle Yeoh merupakan aktris Asia yang sudah memiliki nama di dunia internasional. Pemilihannya sebagai Suu Kyi memang bijak karena karismanya yang anggun sudah demikian kuat terpancar dari sorot mata dan intonasi suaranya. Kemampuan Yeoh menggunakan bahasa Inggris dan Burma secara simultan juga tergolong mengagumkan. Mohon tidak membandingkannya dengan Meryl Streep sebagai Margaret Thatcher dalam The Iron Lady (2011) hanya karena jarak rilis yang berdekatan.
Pemisahan suami istri ataupun ibu dengan anak-anaknya dalam jarak dan kesempatan yang mustahil merupakan adegan yang paling memilukan disini. Anda mungkin berkali-kali menitikkan air mata melihatnya, saat putra Suu Kyi berpidato saat mewakilinya menerima Nobel Perdamaian di Norwegia atau ketika Michael divonis mengidap kanker di saat bersemangat merayakan hari ulang tahunnya. Chemistry Thewlis dan Yeoh memang lembut, mereka tidak rutin bertukar kata-kata cinta klise tetapi momen saling menenangkan sudah membuat penonton mengerti betapa besar cinta keduanya.

Sutradara Besson mungkin salah satu faktor The Lady tidak mampu mencapai klimaks yang diinginkan. Pemilihan ritme yang turun naik membagi fokus antara aspek politik dan keluarga memang sedikit mengganggu apalagi tidak banyak penjelasan historis krusial tentang ujung pangkal suatu tahapan. Meski begitu jika anda mau mengabaikan kelemahan tersebut, pasti akan melebur dalam perjalanan Suu Kyi yang luar biasa sebagai ikon pejuang demokrasi dan kebebasan sekaligus menempatkan Pemerintah Burma dalam posisi yang kurang menguntungkan. Sebuah ajaran tegas untuk memerangi ketakutan daripada memenjarakan kebenaran.

Durasi:
132 menit

Overall:
8 out of 10

Movie-meter:


Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent