Wednesday 8 August 2012

PERAHU KERTAS PART 1 : Berlayar Hanyutkan Mimpi dan Cinta

Quotes:
Kugy: Karena hanya denganmu, semua terasa dekat, terasa nyata..

Nice-to-know:
Film yang diproduksi keroyokan oleh Starvision, Bentang Pictures dan Dapur Film ini gala premierenya diselenggarakan di Epicentrum XXI pada tanggal 8 Agustus 2012.

Cast:
Maudy Ayunda sebagai Kugy
Adipati Dolken sebagai Keenan
Reza Rahadian sebagai Remi
Elyzia Mulachela sebagai Luhde
Kimberly Ryder sebagai Wanda
Sylvia Fully R sebagai Noni
Fauzan Smith sebagai Eko
Dion Wiyoko sebagai Ojos
Ira Wibowo sebagai Lena
Tio Pakusadewo sebagai Wayan
August Melasz sebagai Adri

Director:
Film Hanung Bramantyo kembali lagi mengisi libur Lebaran setelah tahun lalu muncul lewat Tendangan Dari Langit.

W For Words:
Film yang diangkat dari sebuah novel best seller tentunya memiliki beban berat untuk bisa benar-benar menerjemahkan bahasa tulisan menjadi bahasa visual yang tak kalah bobotnya. Untuk itulah Dewi ‘Dee’  Lestari dipercayakan menulis skenarionya langsung dari 444 halaman buah pemikirannya itu. Tampuk komando diserahkan pada sutradara papan atas Hanung Bramantyo. Demi menghindari adanya esensi yang hilang, produser Chand Parwez Servia dan Putut Widjanarko sepakat membagi film menjadi dua bagian dimana Part 1 dirilis di bulan Agustus demi menyambut Lebaran sedangkan Part 2 direncanakan menyusul di bulan Oktober nanti.

Sama-sama kuliah di Bandung, Kugy dan Keenan mengambil jurusan yang berbeda yaitu Sastra dan Ekonomi dan bersahabat erat dengan pasangan Noni dan Eko yang juga sepupu Keenan. Diam-diam keduanya saling mencintai walau Kugy telah menjalin hubungan dengan Ojos dan Keenan lebih memilih mundur. Tahun demi tahun berlalu, Keenan yang bertengkar dengan ayahnya memilih lari ke Bali dan menekuni seni lukis di bawah arahan Wayan dan didukung oleh keponakannya Luhde. Kugy yang magang di advertising milik Remi mulai menunjukkan talentanya dan menarik perhatian atasannya itu. Akankah mereka berjumpa lagi pada waktu dan kesempatan yang lebih tepat?
 
Kekhawatiran yang muncul di kalangan moviegoers sejak awal adalah menemukan cast yang tepat. Kontroversi sempat terjadi ketika diputuskan Maudy Ayunda dan Adipati Dolken berperan sebagai Kugy dan Keenan. Melihat aksi mereka selama nyaris dua jam, tampaknya saya harus setuju dan tidak setuju. Chemistry keduanya agak terasa dipaksakan dan masing-masing cukup sulit untuk keluar dari peran stereotype sebelumnya. Namun jika harus mengapresiasi, Adipati menunjukkan usaha yang lebih dalam menginterpretasikan karakter Keenan yang harus jatuh bangun mengejar mimpinya. Sedangkan Maudy masih kurang dewasa dalam menjiwai karakter Kugy yang cerdas tomboy dan memiliki dunianya sendiri.

Dari jajaran pendukung, Sylvia dan Fauzan berulang kali sukses mencuri perhatian baik sebagai pasangan ataupun sahabat kawan-kawan mereka. Coba lihat adegan ijab kabul yang super kocak itu. Lain lagi Reza Rahadian yang berhasil memerankan Remi dengan kreatif dan dewasa tanpa harus kehilangan imej cool. Penampilan menjanjikan dibawakan pendatang baru Elyzia sebagai gadis Bali yang lemah lembut dan pengertian. Jangan lupakan kontribusi nama-nama senior macam Tio Pakusadewo, August Melasz dll.

Sutradara Hanung sudah berupaya keras mempertahankan momen-momen penting yang amat berpengaruh dalam perjalanan hidup Kugy dan Keenan tetapi proses editing yang kurang mulus karena keterbatasan durasi memang terkadang merenggut sebagian intisarinya. Yang tersisa adalah kumpulan potongan mozaik mengenai reaksi campur aduk akan perasaan yang tak dapat terungkapkan mulai dari marah, kecewa, putus asa dsb. Kesemua konflik tersebut berjalan linier melewati lompatan waktu yang kerapkali tak terukur kadar dan porsinya secara utuh.

Separuh pertama film terbilang sibuk bertutur, sesekali meninggalkan penonton yang masih berusaha mencerna atau pada kesempatan lain malah berlama-lama mendramatisir ini itunya. Namun percayalah, Hanung cukup kompeten menyatukan semua percabangan sehingga tontonan ini terkesan kian menyenangkan seiring berjalannya waktu. Salah satu rekan saya menginformasikan bahwa bagian pertama ini ‘digantungkan’ setelah tiga perempat isi novelnya diceritakan. Mudah-mudahan bagian keduanya kelak dapat lebih fokus pada perasaan Kugy dan Keenan secara personal walau harus mengecewakan orang-orang di sekitar mereka.
 
Perahu Kertas Part 1 ini mungkin akan menuai review kontradiktif, tak disukai penggemar novelnya tapi disukai penonton awam yang tidak membaca novelnya. Selalu ada dua sisi yang berseberangan. Argumen bahwa teenlit intelek bercitarasa dewasa bertransformasi menjadi roman picisan bercitarasa remaja memang tampaknya sulit dihindari. Satu yang pasti, itikad baik sudah dilakukan filmmakers dalam mengembalikan genre drama romantis lokal ke jalur yang variatif dan menyegarkan, tak melulu terjebak pada premis yang itu-itu saja. Siap untuk memasuki misteri keseimbangan dunia Kugy dan Keenan yang mesti bersua di tengah situasi kemustahilan untuk bersama? 

Durasi:
112 menit

Overall:
7.5 out of 10

Movie-meter: