Tuesday 3 July 2012

THE AMAZING SPIDER-MAN : Superheroism With Multi Subtle Relationships


Quotes:
Peter Parker: We all have secrets: the ones we keep... and the ones that are kept from us.

Nice-to-know:
Dirilis untuk memperingati ultah Spider-Man ke-50, film ini menandakan kali pertamanya tidak ada karakter Mary-Jane Watson. Sebagai gantinya, kekasih Peter Parker yang sesungguhnya yakni Gwen Stacy pun muncul.

Cast:
Andrew Garfield sebagai Spider-Man / Peter Parker
Emma Stone sebagai Gwen Stacy
Rhys Ifans sebagai The Lizard / Dr. Curt Connors
Denis Leary sebagai Kapten Stacy
Martin Sheen sebagai Paman Ben
Sally Field sebagai Bibi May
Irrfan Khan sebagai Rajit Ratha

Director:
Merupakan feature film kedua bagi Marc Webb setelah (500) Days Of Summer (2009).

W For Words:
Orang dewasa di masa kini diyakini berangkat dari eforia sosok pahlawan laba-laba semasa kecilnya. Tak mengherankan jika mereka akan tetap mencintai franchise ini sampai kapanpun juga. Demi merangkul generasi yang lebih muda lagi, Columbia Pictures yang dahulu bekerjasama dengan Columbia TriStar dan Sony Pictures kali ini menggandeng Marvel Studios/Enterprises dan Laura Ziskin Productions untuk mengerjakan rebootnya yang berjarak sembilan tahun tersebut. Kursi sutradara pun berpindah dari Sam Raimi ke Marc Webb dengan berbagai perubahan yang fresh meski tidak signifikan.

Peter Parker hanyalah remaja biasa yang tidak populer di sekolahnya meski diam-diam mencintai gadis cerdas bernama Gwen. Di rumah, ia hidup bersama Paman Ben dan Bibi May yang amat menyayanginya meskipun masih mempertanyakan kedua orangtuanya yang menghilang secara misterius sewaktu kecil. Jawaban mulai terkuak ketika Peter memasuki Oscorp Industries dan bertemu dengan rekan kerja ayahnya dahulu, Dr.  Curt Connors yang tengah mengembangkan serum khusus demi kebaikan umat manusia. Tak diduga, Peter justru digigit laba-laba yang dalam sekejap mengubah genetiknya menjadi berkemampuan super. Petualangan barunya sebagai Spider-Man pun dimulai..

Trio penulis skrip yakni James Vanderbilt, Alvin Sargent, Steve Kloves seakan berupaya menyesuaikan diri dengan trend film remaja jaman sekarang, sebut saja Twilight saga. 
Romantika Peter dan Gwen dieksplorasi habis-habisan di paruh pertama mulai dari berpandangan, berbincang-bincang, ajakan kencan, undangan makan malam, berciuman dan sederetan “it” moments lainnya. Beruntung dinamika hubungan Peter bersama keluarganya turut hadir dalam porsi yang seimbang mulai dari Paman Ben dan Bibi May sampai kedua orangtua yang tak pernah dikenalnya. Sesuatu yang terasa “gelap” dalam versi 2002 terdahulu sedikit diperbaiki disini.

Garfield dan Stone adalah dua pemeran utama yang sangat likeable. Garfield berhasil melepaskan diri dari bayang-bayang Maguire dimana karakter Peter di tangannya terkesan berkemauan keras dengan emosi yang terjaga selain kostum spandex ketat yang tampak lebih membumi. Stone sukses melampaui Dunst dimana karakter Gwen terbilang lebih tangguh dan cerdas dibandingkan MJ yang dramatis dan kurang beruntung itu. Chemistry keduanya sangatlah wajar dan manis, tercipta lewat pertukaran dialog menggoda ataupun bahasa tubuh canggung yang menekankan perasaan yang terjadi di antara keduanya. Senyum anda akan terkembang melihat satu-dua adegan yang saya maksud tersebut.

Sutradara Webb masih mengalami sedikit masalah dengan tempo. Satu jam pertama dihabiskan dengan dramatisasi character building yang tergolong detil, lengkap dengan sudut pandang yang variatif dan kedalaman emosi antar koneksinya. Sejam terakhir disajikan ala Hollywood blockbuster yang menjual aksi secara bombastis. Kelebihan CGI baru terlihat disini kala Spider-Man berayun bebas di antara bangunan-bangunan pencakar langit Manhattan yang mewah dan gemerlap sebelum berakhir di Oscorp Tower.  Bagian ini semakin sempurna dalam format 3D atau bahkan IMAX. Sayangnya sosok The Lizard tampak terlalu kartun, masih jauh dari kesan menggetarkan sebagai villain nomor satu.

Dengan premis yang nyaris persis dengan Spider-Man (2002), reboot ini memang lebih bersifat retelling dengan perbaikan sinematografi dan peningkatan spesial efek yang sangat kentara disana-sini. Anda boleh mengatakan studio besar Hollywood tidak kreatif atau haus keuntungan belaka tetapi jangan lupakan fakta bahwa kronik superhero ini timeless. You can see a lot of versions from time to time but still inevitably happy to walk out of cinemas in the end. This one is actually better at resembling multiple relationships among characters rather than defining superhero things himself. Yet, another sequel must be coming up with better ideas and greater responsibilities.

Durasi:
136 menit

Overall:
8 out of 10

Movie-meter:

Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent