Quotes:
Tommy: Siapa sih kamu? Ngapain datang kemari?
Vino: Saya gak akan kesini kalau gak punya bukti-bukti yang kuat!
Storyline:
Tommy yang tengah jengah mengurusi urusan rumah tangga karena kesibukan Lintang yang sendirian mencari nafkah tiba-tiba dikejutkan dengan kedatangan Vino. Remaja pria berpenampilan rocker itu mengaku sebagai anak Tommy dari Voni, salah satu fansnya di masa lalu ketika band The Boxis masih berada di puncak kejayaan. Seketika suasana keluarga yang dibangun Tommy bersama Lintang dan putri mereka Nikita yang beranjak dewasa pun mulai terganggu. Tommy bersama teman-temannya pun mulai menelusuri jejak Voni sekaligus mendidik Vino agar tidak keluar dari jalurnya.
Nice-to-know:
Diproduksi oleh WannaB Pictures dimana gala premierenya diadakan di Plaza Indonesia XXI pada tanggal 13 September 2011.
Cast:
Ferdy Taher sebagai Tommy
Wulan Guritno sebagai Lintang
Olivia Jensen sebagai Nikita
Axel Andaviar sebagai Vino
Aline Adita sebagai Voni
Joe P. Project
Dalton
Budi Arab
Director:
Karya terbaik Benni Setiawan sejauh ini adalah 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta di tahun 2010 yang lalu yang menyabet banyak nominasi dalam ajang Festival Film Indonesia.
Comment:
Genre drama keluarga yang menyoroti hubungan orangtua dan anak memang tergolong jarang diangkat oleh sineas kita. Salah satunya yang cukup menyedot perhatian adalah Bukan Cinta Biasa di pertengahan tahun 2009 yang lalu, lebih karena faktor cast yang fresh yaitu Ferdy dan Olivia serta penggunaan judul dari lagu populer yang dinyanyikan Afgan tersebut. Selang 2 tahun dari tangan penulis dan sutradara yang sama, lahirlah sekuelnya dengan premis yang kurang lebih sama.
Entah apa yang ada di benak Benni Setiawan saat menggagas skrip film ini, mudah-mudahan bukan karena ingin mengeruk untung belaka. Sebab 80% pengangkatan konfliknya hingga penyelesaiannya pun tidak jauh berbeda. Tinggal mengganti tokoh anak remaja perempuan menjadi laki-laki sehingga pendekatan sang ayah jelas tidak sama. Yang baru mungkin dari sisi persaudaraan kakak adik ditambah kehadiran beberapa tokoh pendukung yang menyumbangkan esensi tersendiri.
Penampilan Axel sebagai Vino merupakan faktor utama yang paling berpengaruh terhadap keseluruhan film ini. Untungnya ia berhasil membawakan imej personil band rock yang selalu mempertanyakan eksistensi diri di mata orangtuanya, ibu yang tidak memperlakukannya dengan baik dan ayah yang tidak pernah dikenalnya itu. Sayangnya lagi-lagi Benni merusak eksplorasi Axel dengan turn over karakter Vino yang tidak konsisten sepanjang film.
Ferdy Taher masih tetap Tommy yang dulu dengan rambut panjang, tato, kaos tanpa lengan, jaket kulit hingga jeans belel. Kecintaannya terhadap musik cadas menegaskan kekerasan karakternya walau sedikit tertutupi oleh kepatuhannya terhadap Lintang. Wulan dan Olivia serta Joe P Project juga masih memainkan karakter yang kurang lebih sama. Kehadiran Aline sebagai ibu kandung Vino terkesan tempelan belaka dengan minimnya penjelasan latar belakangnya.
Kualitas Masih Bukan Cinta Biasa secara garis besar “masih” menawarkan ketidakstabilan yang cukup mengganggu, sama seperti prekuelnya. Beruntung berbagai momen menyentuh yang disebabkan oleh asas kekeluargaan itu “masih” dapat dihadirkan dengan wajar dan tepat pada tempatnya. Jika film ini harus diberi apresiasi maka patut dilayangkan pada aktor-aktris yang “masih” berakting di dalamnya, bukan untuk Benni yang untuk kesekian kalinya “masih” melakukan closing yang demikian mudahnya. Semoga tidak berlanjut dengan Masih Tetap Bukan Cinta Biasa dengan modal yang “masih” itu-itu saja. “Masih” penasaran?
Durasi:
100 menit
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
Notes:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa