Saturday, 10 September 2011

THE TREE OF LIFE : Dogma Pertanyaan Manusia Tuhan Alam Semesta

Quote:
Father Haynes: He is in God's hands, now.
Mrs. O'Brien: He was in God's hands the whole time. Wasn't he?


Storyline:
Sebuah keluarga di Texas pada tahun 50an, Jack dewasa berjuang menyikapi keluguan masa kecil yang dipengaruhi oleh ayah ibunya hingga kehilangan saudara kandungnya yang terus membayangi. Kemapanan dunia modern yang sudah diraihnya tetap membuatnya mencari jawaban akan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan hidup sambil mempertanyakan keyakinannya sendiri.

Nice-to-know:
Ide cerita film ini sebenarnya sudah muncul sejak akhir tahun 70an dimana Terrence Malick mengerjakan proyek bertitel “Q” yang mengeksplorasi kehidupan asli di bumi. Mudah diduga, proyek batal tetapi sebagian besar elemen di dalamnya terkandung dalam film ini.

Cast:
Brad Pitt sebagai Mr. O'Brien
Sean Penn sebagai Jack
Jessica Chastain sebagai Mrs. O'Brien
Hunter McCracken sebagai Jack Muda

Director:
Merupakan feature film kelima Terrence Malick sejauh ini yang diawali dengan Badlands (1973) di usianya yang menginjak 30 tahun.

Comment:
Jujur saja, ini adalah film Terrence Malick pertama yang saya saksikan, tidak perlu malu untuk mengakuinya. Saya tidak begitu peduli akan pandangan orang yang mengatakan gaya film Malick demikian “unik” dan sulit dicerna oleh penonton awam. Saya hanya ingin merasakan sebuah pengalaman bersinema yang lain dari biasanya. Itulah sebabnya saya begitu tidak sabar setelah menyaksikan trailer The Tree Of Life untuk kali pertama beberapa waktu lalu.
Opening film ini dibuka dengan pengenalan singkat keluarga O’Brien secara samar, suami istri dengan tiga putera yang satu sama lain tidak berbeda jauh rentang usianya. Setelah itu dilanjutkan dengan introduksi alam semesta selama kurang lebih tiga perempat jam. Selayaknya channel National Geography, anda diajak mengawasi serentetan peristiwa evolusi yang terjadi di berbagai belahan bumi mulai dari asteroid angkasa luar, gunung meletus, kehidupan bawah laut bahkan interaksi dinosaurus ribuan tahun yang lalu.

Setelah melewati bagian tersebut yang konon membuat banyak penonton awam menyerah dengan meninggalkan bioskop, Malick mengajak anda kembali pada keluarga O’Brien. Bagaimana sang ayah begitu tegas mengajarkan tata krama berbanding terbalik dengan sang ibu begitu lembut menekankan kedamaian hati, dua sikap kontras yang sebetulnya membekali anak-anak mereka untuk menghadapi kedewasaannya kelak. Bagaimana ketiga putera tersebut menyikapi perlakuan ayah-ibunya dengan cara yang berbeda-beda pula. Sebuah contoh kasus keluarga yang umum terjadi dimanapun juga, dua dunia bertolak belakang yang sering dianalogikan sebagai yin dan yang.
Si sulung Jack mendapat porsi mayoritas. Keyakinannya akan hidup yang hitam-putih menjadi terguncang saat dihadapkan pada kesakitan, penderitaan hingga kematian. Meski telah menginjak tahap kedewasaan yang mapan sekalipun, Jack tetap terjebak dalam labirin pikiran yang dipengaruhi oleh pengampunan dan penerimaan dirinya sendiri. McCracken dan Penn menunaikan tugasnya dengan baik dan meyakinkan sebagai Jack kecil dan Jack dewasa yang diproyeksikan maju mundur secara simultan.
Yang menarik lagi, semua detail yang biasa terdapat dalam sebuah film seakan tidak dipedulikan Malick. Nyaris tidak ada penyebutan nama panggilan antar tokohnya atau penjelasan peranan satu terhadap lainnya. Seakan penonton hanya diperkenankan menjadi pengamat, tanpa perlu mengingat. Bahasa tubuh, lantunan kata, sorot mata justru sudah berbicara banyak mengungkapkan apa yang ada dalam kepala Pitt, Chastain dan lain-lain. Terkadang mereka seperti sekumpulan orang asing yang cukup diketahui saja tapi tidak untuk dikenal, layaknya ratusan orang yang tiap hari lalu lalang dalam kehidupan anda.

Baru kali ini saya merasa tidak terganggu dengan banyaknya pertanyaan tidak terjawab yang ditinggalkan sebuah film begitu saja selepas menontonnya. Semua pertanyaan yang akan menghinggapi benak anda, menjadikannya buah pemikiran pribadi sebagai instrospeksi selama beberapa saat atau justru mendiskusikannya bersama-sama dengan teman-teman adalah opsi yang bijak. Yang jelas semakin banyak pertukaran informasi yang terjadi akan turut memperkaya pemahaman anda tentang film yang diganjar penghargaan tertinggi Palm d’Or dalam ajang Festival Film Cannes tahun 2011 ini.
Tree of Life bukanlah sebuah bahan perkuliahan dari Malick untuk direnungkan, melainkan sebuah dogma sederhana yang bermakna universal tanpa mengacu pada agama tertentu. Diterjemahkan secara emosional dalam seni bercitarasa tinggi bernuansakan surealis dengan balutan puisi retorik nan indah. Lalu lintas ingatan yang bertumpuk-tumpuk di kepala manusia, yang tak jarang tergali kembali oleh suatu peristiwa yang memicunya, memang kerapkali mempengaruhi langkah hidup yang seharusnya hanya berfokus pada tujuan dan mimpi-mimpi untuk diwujudkan. Berpikir untuk maju atau maju untuk berpikir, pilihan selalu ada di tangan anda!

Durasi:
130 menit

U.S. Box Office:
$13,013,549 till Sept 2011

Overall:
8.5 out of 10

Movie-meter:


Notes:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!