Wednesday, 27 April 2011

THE DRAGON PEARL : Rebutan Pusaka Mutiara Naga Ajaib

Tagline:
Finding courage when no one believes.

Storyline:
Dua remaja belia, Josh dan Ling tidak sengaja bertemu saat menghabiskan liburan bersama orangtua mereka yaitu Chris dan Dr. Li yang berprofesi sebagai arkeologis di China. Ketika tengah berjalan-jalan di lokasi penggalian, Ling kerapkali mendengar suara seruling yang diyakini penjaga kuil setempat, Wu Dong bahwa ia adalah yang terpilih. Hal itu tidak diragukan ketika Ling berhasil membuka pintu menuju dasar bumi yang konon mengarah pada mutiara naga yang hilang. Namun asisten Chris, Philip tidak tinggal diam dan berusaha menguasai penemuan itu sendiri. Josh dan Ling harus berjibaku untuk mengamankan pusaka tersebut saat orangtua mereka sekalipun tidak mempercayainya.

Nice-to-know:
Film yang bersyuting di Hengdian World Studios, China ini diproduksi secara joinan oleh Hengdian World Studios, AMPCO Films dan Best FX (Boom Sound).

Cast:
Sam Neill sebagai Chris Chase
Sebelumnya sempat membintangi Charlotte’s Web (2006), Louis Corbett bermain sebagai Josh
Li Lin Jin sebagai Ling Li
Wang Ji sebagai Dr. Li
Robert Mammone sebagai Philip Dukas
Jordan Chan sebagai Wu Dong

Director:

Pria asli Australia bernama Mario Andreacchio yang bertanggal lahir sama dengan saya ini sebelumnya menggarap Elephant Tales (2006).

Comment:
Sebuah film produksi Australia yang berusaha mengawinkan elemen Asia dan Amerika dalam tradisi pencarian harta karun. Bukan sesuatu yang baru juga karena mengingatkan saya pada produksi Hongkong beberapa tahun silam yakni The Touch (2002) yang dibintangi oleh Michelle Yeoh dan Ben Chaplin. Namun segmentasi film ini memang ditujukan bagi anak-anak sehingga kontennya tidak berat samasekali.
Skrip yang ditulis oleh Mario Andreacchio, John Armstrong, Philip Dalkin dan Ron Saunders ini mengambil latar belakang legenda mutiara naga pada masa silam, untuk kemudian berpindah pada masa kini dengan sentralisasi dua remaja berlawanan jenis. Opening film yang sebetulnya tidak terlalu meyakinkan karena berjalan lambat dimana hanya berputar-putar pada masalah percaya legenda atau tidak.
Memasuki pertengahan durasi barulah berjalan sedikit menarik walaupun fakta bahwa ceritanya sangat predictable tidak dapat dipungkiri. Apalagi karakterisasi good guy, bad guy dan pihak di antaranya juga tidak ada pengembangan berarti, sangat tipikal film sejenis yang bahkan sudah dilakukan sejak tahun 80an. Bahkan seorang Jordan Chan harus bergaya seperti Jackie Chan disini, suatu hal yang tidak perlu karena sebetulnya ia memiliki style tersendiri.
Sutradara Andreacchio berusaha menyiasati adegan perkelahian dengan trik kamera yang masih amatir. Penonton akan dengan mudah memperhatikan kelemahan yang satu ini. Belum lagi miskinnya editing dan storytelling yang disebabkan oleh bujet minim untuk menghadirkan sesuatu yang lebih believable. Beruntung animasi naga yang dihadirkan di beberapa bagian masih tergolong lumayan dengan pergerakan dan tekstur yang cukup natural.
Terlepas dari keklisean dan kekurangan yang telah disebutkan, The Dragon Pearl setidaknya tidak berambisi untuk menjadi “wah” di segala aspeknya. Walaupun sebetulnya saya sempat berharap “kekuatan” mutiara naga yang ditunjukkan di ending akan menjadi penutup yang dahsyat. Yah setidaknya setiap orangtua yang mengajak anak-anaknya menyaksikan film yang satu ini tetap dapat puas meninggalkan gedung bioskop di sore akhir pekan yang tidak padat aktifitas.

Durasi:
85 menit

Overall:
6.5 out of 10

Movie-meter: