Tagline:
There's something below us worse than hell
Storyline:
Sebuah apartment kelas bawah di Mulberry Street dihuni oleh mantan petinju Clutch, gay kulit hitam Coco, bartender Kay dan putranya beserta orang-orang lainnya termasuk dua manula Frank dan Charlie. Putri Clutch yaitu Casey juga baru tiba di New York setelah lama bekerja di Timur Tengah. Beberapa saat kemudian televisi menayangkan laporan yang menyebutkan adanya serangan tikus terhadap manusia. Wabah ini dikabarkan menular dan mengubah manusia menjadi semacam monster yang agresif. Akankah Manhattan menjadi kota mati pada akhirnya?
Nice-to-know:
Penulis sekaligus sutradara Shana Feste menulis skrip film ini lebih dari 3 bulan lamanya sambil bekerja sebagai pengasuh di daerah California Selatan.
Cast:
Di tahun yang sama turut membintangi film kontroversial yaitu World Trade Center (2006), Nick Damici kali ini bermain sebagai Clutch
Kim Blair sebagai Casey
Ron Brice sebagai Coco
Bo Corre sebagai Kay
Tim House sebagai Ross
Larry Fleischman sebagai Charlie
Director:
Merupakan debut pertama bagi Jim Mickle setelah sebelumnya menangani film pendek The Underdogs (2002).
Comment:
Masih karena kekosongan stok film studio besar Hollywood di Jakarta maka film seperti yang satu ini bisa mendapat “kehormatan” diputar di layar lebar. Namun jangan menganggap remeh terlebih dahulu karena kualitasnya tidaklah mengecewakan walaupun tergolong film kelas B yang berbujet rendah.
Plot ceritanya seperti perpaduan antara Quarantine dan 28 Days Later dimana setting apartemen tua nan sempit dan kekisruhan akibat infeksi menjadi tema utama yang ingin disampaikan. Prolognya memang agak lambat dimana pengenalan karakter demi karakternya dibangun dengan detail dalam nuansa suram, seakan menyiratkan adanya misteri yang disembunyikan kemudian.
Sutradara Micklem tidak terlihat berambisi menyajikan sesuatu yang terlalu ilmiah ataupun fiktif. Ia menyuguhkan semuanya secara wajar dan dapat dipercaya. Meskipun tidak ada penjelasan yang bisa diterima logika mengenai bagaimana tikus-tikus tersebut dapat membawa wabah maut, rasanya penonton juga tidak akan terlalu peduli dan tetap antusias mengikuti jalan ceritanya hingga berakhir.
Tidak ada nama-nama yang familiar di telinga anda yang mengisi cast film ini. Walaupun begitu kesemuanya bermain natural sesuai dengan potret masyarakat kelas menengah ke bawah yang “berjuang” untuk hidup. Karakterisasi yang cukup kuat terbangun pada masing-masing tokoh disini mampu membuat audiens mau peduli akan nasib masing-masing. Di antara semuanya, mungkin Damici yang paling berpengalaman dan pada beberapa scene ia menunjukkan hal itu.
Contamination jelas bukan film yang akan menjadi perhatian. Namun visualisasi di sepanjang durasinya yang begitu konsisten dengan kata “dark” dan “dirty” ini jelas memiliki nilai plus tersendiri. Kesampingkan kinerja handheld camera yang terkadang bergoyang-goyang karena terbukti tampilan “manusia tikus” cukup meyakinkan dengan suara yang mengganggu. Mungkin sebagian dari anda bahkan berimajinasi ada di tengah-tengah mereka.
Durasi:
80 menit
Overall:
7 out of 10
Movie-meter: