Quotes:
Maya-Kunti lapar gak, Maya masak nih, ada pepes anjing..
Storyline:
Momon menawarkan Wesley untuk menulis biografi artis tenar bernama Indra Devian dengan bayaran tinggi. Tanpa ragu karena novel buatannya juga sedang stuck, Wesley menerima tawaran itu. Sayangnya sejak saat itu, Wesley dan teman-temannya masing-masing Kevin, Dylla, Gizka tak terkecuali pembantunya Maya mendapat gangguan bertubi-tubi dari kuntilanak dan pocong. Bahkan adik kesayangannya, Alice mendadak menghilang. Apa sesungguhnya yang diinginkan kuntilanak tersebut? Adakah hubungannya dengan Indra Devian sebenarnya?
Nice to know:
Diproduksi oleh Rapi Films dan screeningnya dilangsungkan di fX Platinum XXI pada tanggal 12 April 2011.
Cast:
Guntur Triyoga sebagai Wesley
Fero Walandouw sebagai Kevin
Irish Bella sebagai Alice
Reymond Knuliq sebagai Momon
Aziz Gagap sebagai Maya
Julia Perez
Director:
Film keempat Nayato di tahun 2011 ini setelah terakhir Virgin 3 kurang dari sebulan yang lalu.
Comment:
Another title, same storyboard. Jika anda melihat trailernya, saya katakan itu sudah jauh lebih penting daripada isi filmnya sendiri. Percayalah akan review saya berikut ini. Namun jika anda tetap penasaran tidak ada salahnya menyaksikan sendiri. Toh kita semua datang ke bioskop untuk mendapatkan hiburan terlepas dari perasaan puas/tidak yang muncul setelahnya.
Sutradara Nayato masih juga menggunakan template-template favoritnya yaitu kamar, rumah, kampus, hutan yang sama persis dengan karya-karya sebelumnya. Yang berbeda hanyalah sound effect rusak yang sengaja dibelinya untuk memekakkan seisi gedung bioskop. Mudah-mudahan anda tidak perlu ke Dokter THT sehabis menyaksikannya karena tentunya akan menghabiskan lebih banyak uang dibandingkan tiket bioskop yang tidak seberapa.
Masih ingat dengan cast Pocong Ngesot? Tiga diantaranya kembali lagi disini dengan peran yang sangat serupa yakni Aziz Gagap, Fero Walandouw, Reymond Knuliq tetapi dengan nama yang berlainan. Ditambah dengan dua bintang baru kesayangan Nayato yaitu Irish (Heart 2 Heart) dan Guntur (Gaby dan Lagunya). Kesemuanya seakan-akan diinstruksikan untuk berakting senorak dan selebay mungkin, tanpa peduli perasaan penonton yang sudah sangat terganggu.
Jika anda menganggap hanya kuntilanak yang menjadi momok disini, salah besar! Ia bertandem dengan pocong bahkan saling membagi tugas untuk menakut-nakuti orang-orang tertentu. Sungguh kerjasama yang baik walaupun pada akhirnya kemenangan mutlak tetap di tangan manusia. Betapa tidak, si kunti dan si pocong menjadi “bulan-bulanan” mulai dari disembur, ditendang, dikentutin, ditampol, kejeduk pintu dsb. Satu-satunya yang cukup manusiawi hanya pada saat si kunti digendong oleh Aziz Gagap ke dapur. Lucukah semua itu? Saya cuma bisa berkata, “Memprihatinkan!”
Kekurangan lain yang juga kentara adalah editingnya yang teramat kasar. Saya tidak menangkap manfaat pembagian scene per scene yang ujung-ujung selalu dipotong begitu saja, selayaknya stripping video klip gagal tapi tetap dipaksakan tayang demi menghabiskan durasi. Itulah minus terbesar yang saya tangkap ketika menonton Kuntilanak Kesurupan. Tak hanya mempertanyakan logika cerita tetapi juga penggunaan judul yang demikian. Dan jangan buru-buru meninggalkan bioskop setelah credit title bergulir untuk mendapatkan jawabannya (jika dirasa perlu)!
Durasi:
80 menit
Overall:
6 out of 10
Movie-meter: