Tuesday, 5 April 2011

? : Ketika Menyikapi Perbedaan Adalah Sebuah Pilihan

Tagline:
Masih pentingkah kita berbeda?

Storyline:
Tan Kat Sun telah menjalankan usaha rumah makan selama bertahun-tahun dan menyediakan masakan halal dan non halal bagi tamu-tamunya. Sayang putranya Hendra tidak terlalu peduli dengan nasib rumah makan itu dan seringkali bersitegang dengan ayahnya sendiri. Ada lagi Rika yang paska perceraian melepas jilbab dan bertekad bulat mendalami ajaran Katolik walaupun anak kesayangannya Abi lebih suka memeluk Islam. Dalam perjalanan Rika bertemu dengan Surya yang frustrasi dengan karir aktornya. Belum lagi Soleh yang kesulitan memperbaiki hubungannya dengan istrinya Menuk karena perbedaan agama. Pergulatan batin kerapkali mewarnai pertengaran mereka dengan orang-orang di sekitarnya. Akankah toleransi antar umat beragama dapat tercipta pada akhirnya?

Nice to know:
Diproduksi oleh Dapur Film Production yang bekerjasama dengan Mahaka Entertainment dimana gala premierenya diadakan di Hollywood XXI pada tanggal 5 April 2011.

Cast:
Reza Rahadian sebagai Soleh
Revalina S Temat sebagai Menuk
Endhita sebagai Rika
Agus Kuncoro sebagai Surya
Hengky Soelaiman sebagai Tan Kat Sun
Rio Dewanto sebagai Hendra

Director:
Karya pertama Hanung Bramantyo setelah meraih Piala Citra tahun lalu lewat Sang Pencerah (2010).

Comment:
Isu perbedaan agama kembali diangkat ke sebuah produksi layar lebar. Kali ini dilakukan oleh Hanung Bramantyo, seorang sutradara papan atas Indonesia yang sudah membuktikan diri lewat karya-karyanya. Disini Hanung terlihat berhati-hati dalam melakukan pembahasan setiap masalah yang tertuang dalam berbagai subplot yang variatif dan kaya sudut pandang itu.
Pembukaan film harus diakui berjalan lambat dan kurang maksimal. Batas perpindahan scene per scene yang samar cukup membuat penonton kesulitan untuk mengenali para karakter dan segala permasalahannya itu. Memasuki pertengahan durasi barulah mengalami perbaikan, seiring mulai menebalnya konflik yang dialami Rika, Menuk ataupun Hendra.
Dari jajaran nama-nama tenar yang mengisi cast film ini sungguh di luar dugaan jika pada akhirnya saya paling bersimpatik pada karakter Agus Kuncoro yang benar-benar tampil apa adanya sebagai Surya. Enditha juga bermain tegas disini sebagai Rika yang berpindah agama setelah ditinggal suaminya. Konflik agama di antara mereka terasa menyegarkan dan menjadi highlight tersendiri.
Seperti biasa Reza Rahadian berakting dengan maksimal sebagai Soleh yang mengalami pertentangan emosi. Sayang chemistry nya bersama Revalina sebagai Menuk tidak mendapat porsi yang dominan kali ini. Sedangkan keluarga Tan Kat Sun sebagai pemilik rumah makan Canton Chinese Food berhasil menciptakan dilematis sendiri terlebih perbedaan pandangan ayah dan anak yang dibawakan oleh Rio Dewanto dengan cukup lugas meski masih harus belajar banyak di luar peran layar kaca yang biasa dilakoninya.
Beruntung sekali Hanung memberikan warna yang berbeda-beda sebagai latar belakang ketiga pasang tokoh utama tersebut. Ciri khasnya yakni dramatisasi dan pengaturan tempo film kembali bekerja dengan baik. Skenario yang ditulis oleh Titien Wattimena ini berhasil menggiring penonton pada satu kesimpulan yang “bold” di akhir cerita. Bagaimana perbenturan agama pada akhirnya dapat terselesaikan secara damai lewat sikap ikhlas menerima dan pengorbanan yang tulus.
Tanda Tanya (?) yang diilhami dari berbagai kisah nyata ini juga menampilkan sudut-sudut kota Semarang lewat serangkaian perayaan agama Islam, Kristiani dan Buddha secara khususnya sepanjang tahun. Sebuah wacana yang diharapkan bisa jadi bahan refleksi kita dalam kehidupan beragama sehari-harinya. Bukankah Tuhan itu memang satu adanya?

Durasi:
95 menit

Overall:
7.5 out of 10

Movie-meter: