Tagline:
“Life’s but a walking shadow … full of sound and fury, signifying nothing.”
Storyline:
Pasutri berumur, Alfie dan Helena memiliki seorang putri berkarir di galeri lukisan bernama Sally yang bersuamikan Roy yang berprofesi sebagai penulis. Saat Alfie terang-terangan meninggalkan Helena setelah menikah selama 40 tahun demi pelacur muda bernama Charmaine, perkawinan Sally dan Roy juga di ujung tanduk. Berbagai masalah yang muncul akibat semangat, ambisi, kondisi sosial kejiwaan yang saling berbenturan mulai mempengaruhi hilangnya kasih sayang dalam pribadi mereka masing-masing. Helena mulai menemui peramal bernama Cristal, Sally yang jatuh hati pada atasannya Greg, Roy yang diam-diam mencuri pandang tetangga barunya Dia. Benarkah kebahagiaan yang baru demikian mudahnya ditemukan begitu saja?
Nice-to-know:
Film panjang pertama yang disutradarai oleh Woody Allen tanpa diproduseri oleh Charles H. Joffe yang meninggal pada bulan Juli 2008. Kerjasama mereka sebelumnya sudah terjalin selama hampir 40 tahun.
Cast:
Gemma Jones sebagai Helena Shebritch
Pauline Collins sebagai Cristal
Anthony Hopkins sebagai Alfie Shebritch
Naomi Watts sebagai Sally Channing
Josh Brolin sebagai Roy Channing
Freida Pinto sebagai Dia
Antonio Banderas sebagai Greg
Lucy Punch sebagai Charmaine
Anna Friel sebagai Iris
Director:
Woody Allen pertama kali memenangkan Oscar di tahun 1987 kategori Best Writing, Screenplay Written Directly for the Screen dalam film Hannah and Her Sisters (1986).
Comment:
Film ini lebih merupakan sebuah esai panjang yang kompleks mengenai kebimbangan manusia dalam menyikapi hubungan suami istri tanpa melihat gender, usia, status sosial dsb. Drama “berat” yang disajikan senyata mungkin lewat berbagai sudut pandang yang silih berganti menempati framenya masing-masing. Saya jamin beberapa di antara anda pasti merasa sedang berkaca ketika menyaksikannya.
Seorang Woody Allen saat duduk di bangku sutradara memang piawai menggarap tema serupa yang juga pernah dilakukannya sebelum ini. Sedikit perbedaan mungkin di setting tempat dimana kali ini nuansa British di London sangat ditonjolkan termasuk aksen dan gaya hidup. Sepintas memang terasa ringan-ringan saja tapi jika ditelaah lebih jauh, banyak sekali elemen perasaan yang bisa anda peroleh disini tanpa perlu saya sebutkan satu persatu.
Ensembel cast menghadirkan nama-nama beken disini. Namun favorit saya jatuh pada Jones dan Watts termasuk scene adu pendapat antara ibu dan anak tersebut dimana harapan dan depresi berbaur menjadi satu. Tidak lupa menyebutkan bintang senior Hopkins, Collins, Banderas, Brolin dan junior macam Pinto, Punch, Friel yang semakin memberikan warna. Nyaris tidak ada yang terlalu dominan di antara mereka karena porsinya sudah diatur sedemikian rupa.
Opening dan endingnya memang tidak mengenai timeline dimana dapat dimulai dan disudahi kapan saja. Bahkan dirasa tidak perlu ada penyelesaian lebih lanjut atas segala konflik yang telah dikembangkan sejak awal. Hal ini akan memaksa anda menyimpulkan sendiri dan membuat pemahaman masing-masing. Terima kasih atas gaya penceritaan yang sedemikian unik dapat menggiring penonton untuk menggunakan imajinasinya.
You Will Meet A Tall Dark Stranger benar-benar mengartikan konsep “Anda akan menonton suatu film asing yang gelap sekaligus bermakna.” Diiringi musik latar ringan yang terkadang mengajak anda tersenyum dengan sarkastis, film ini akan mengajarkan banyak hal untuk direnungi. Cobalah melihat kembali cinta yang sudah anda punyai dalam hidup ini dan siapkah anda mempertaruhkannya untuk sesuatu yang belum pasti anda raih? Butuh bantuan ahli nujum untuk menjawabnya, mungkin?
Durasi:
95 menit
U.S. Box Office:
$3,247,816 till Feb 2011
Overall:
7 out of 10
Movie-meter: