Tagline:
Stay on the train...
Storyline:
Empat pria masing-masing Mike, Tony, Carl, Joe terpaksa keluar dari kereta bawah tanah malam hari di New York karena berurusan dengan dua wanita yaitu Brita dan Michele. Keenamnya kemudian menelusuri terowongan yang tiada berujung untuk mencari jalan keluar, hingga pada akhirnya menyadari ada sekelompok kanibal yang mengincar mereka untuk dibantai atau dimakan hidup-hidup. Perjuangan mempertahankan nyawa dengan keutuhan anggota tubuh pun dimulai..
Nice-to-know:
Diproduksi oleh Film Tiger, Instinctive Film dan Rifkin-Eberts.
Cast:
Mulai dikenal setelah mendampingi Stallone dalam Driven (2001), Kip Pardue berperan sebagai Mike
Sempat mendukung 3:10 To Yuma (2007), Vinessa Shaw bermain sebagai Brita
Breckin Meyer sebagai Tony
Scott Adkins sebagai Carl
Karl Geary sebagai Joe
Director:
Merupakan debut penyutradaraan Peter A. Dowling yang paling dikenal lewat penulisan skrip Flightplan (2005) sebelumnya.
Comment:
Thriller survival sekelompok orang dari serangan makhluk-makhluk buas tidak wajar memang tidak asing lagi. Namun yang bersetting di terowongan kereta rasanya sesuatu yang baru bagi saya. Maaf jika Creep (2004) dan Midnight Meat Train (2008) yang menawarkan konsep sejenis dan sudah rilis terlebih dahulu justru belum sempat disaksikan sehingga saya cukup senang mendapati adanya lokasi teror yang baru di luar pegunungan ataupun kota mati.
Penulis skrip Peter A. Dowling berusaha membangun ketakutan dengan memanfaatkan terowongan kereta yang seakan panjang tak berujung dengan rongga dan pintu yang tidak tentu mengarah kemana. Tentunya sulit bagi manusia normal untuk mengenali medan apalagi mencari jalan keluar. Suasana malam hari tanpa jam operasional juga semakin mencekam ditambah keletihan fisik yang memuncak setelah seharian beraktifitas. Jika anda mampu membayangkan ada di posisi mereka bisa jadi sebuah mimpi buruk yang tidak ingin hadir sekalipun.
Terlepas dari keklisean para tokoh disini (anda dengan mudah dapat mengenali the bad ass and the good ones sejak menit awal), Pardue dan Shaw masih dapat menyuguhkan performa yang cukup menarik untuk mengundang simpati sebagai Mike dan Brita yang dipertemukan oleh takdir. Oh ternyata masih ada nama Meyer yang meskipun menyebalkan tetapi tetap perlu dikasihani nasibnya sebagai Tony. Untuk jajaran antagonis rasanya tidak perlu bintang terkenal, cukup make-up seram dan perilaku insane yang dituntut begitu.
Sayangnya sutradara Dowling masih terlihat shaky menghadirkan adegan demi adegan di tengah kegelapan terlebih saat pengejaran dan pembantaian. Hal ini menjadi nilai minus dalam membuat jantung penonton berdebar-debar menahan nafas. Berbagai adegan gory yang ditampilkan untungnya masih cukup menyita perhatian meski tidak terlalu eksplisit terutama mendekati endingnya terjadi terhadap tokoh yang tidak disangka-sangka itu.
Stag Night memiliki kelebihan dalam performa akting para aktor-aktrisnya tapi kekurangan dalam eksekusi film. Padahal A. Dowling jelas memiliki talenta dalam bidang horor/thriller dan kita harapkan di waktu mendatang dapat muncul dengan karya yang lebih positif lagi daripada sebuah thriller kelas B dengan kualitas direct-to-DVD. Tidak sulit menebak film secara keseluruhan meski diyakini anda masih akan terpekik atau setidaknya terhenyak beberapa kali.
Durasi:
85 menit
Overall:
7 out of 10
Movie-meter: