Quotes:
Sukanya abang ini lihat-lihat bodyku yang seksi..
Senangnya abang ini intip-intip kupake rok mini..
Storyline:
Melihat kondisi ayahnya yang sakit-sakitan, Ayu nekad hijrah dari desa kecil ke kota besar di Yogyakarta untuk menjadi penyanyi dangdut ternama. Ia menumpang tinggal di rumah tantenya Ningsih yang membuka usaha salon kecil-kecilan. Tak lama kemudian Ayu berkenalan dengan Dimas yang segera menaruh hati padanya. Dimas pun membantu berkeliling dengan motornya untuk mencarikan Ayu pekerjaan hingga berjumpa Om Dargombez yang memberikannya kesempatan manggung. Malangnya Ayu gagal karena rasa gugup yang menguasai dirinya. Akhirnya ia harus mulai dari awal lagi mencari tawaran seadanya ditemani oleh Dimas dan juga Angga. Cinta segitiga bersemi di antara mereka. Akankah Ayu mampu tetap fokus pada impiannya sambil menentukan pelabuhan hatinya kelak?
Nice to know:
Diproduksi oleh Batavia Pictures dan jumpa pers dilakukan secara tertutup pada tanggal 26 Februari 2011.
Cast:
Juwita Bahar sebagai Ayu
Krisshatta Luis sebagai Dimas
Harry Izwan sebagai Angga
Djaduk Ferianto sebagai Om Dargombez
Marwoto Kawer sebagai Ayah Ayu
Dyah Arum sebagai Ningsih
Director:
Proyek terakhir Eddie Cahyono adalah sebuah film pendek berjudul Air Mata Surga di tahun 2003 lalu.
Comment:
Jangan nilai sebuah film dari judul ataupun posternya. Setidaknya itulah yang terjadi pada film ini. Judul yang terkesan murahan dan poster yang cukup menggoda dengan menampilkan tubuh seksi seorang gadis dari belakang bisa jadi membuat pikiran anda melambung kemana-kemana. Sebelum berasumsi lebih jauh, tidak ada salahnya menyaksikan yang satu ini.
Plot ceritanya memang sederhana yaitu seorang gadis desa yang hijrah ke kota besar untuk mengadu nasib dengan cara menjadi penyanyi dangdut. Harapannya adalah mendapatkan kontrak rekaman, atau sejelek-jeleknya uang hasil saweran dari penonton setempat untuk bertahan hidup. Memang terdengar stereotype tapi percayalah film ini tidak basi dan masih menyimpan sesuatu yang menarik.
Debut Juwita dalam dunia film cukup beruntung dimana ia kebagian peran Ayu yang memang mirip dengan kisah hidupnya sendiri. Putri pedangdut Anissa Bahar yang kebetulan bertanggal lahir sama dengan saya ini terlihat fun dalam memainkan karakternya secara natural. Apresiasi khusus patut diberikan pada Djaduk yang mencuri perhatian walau scene Om Dargombez tidak dominan. Sedangkan Krishatta di luar dugaan berakting cukup baik sebagai Dimas, pemuda kota lugu yang baik hati dan bercita-cita tinggi.
Sutradara Eddie, salah satu jebolan Four Colours Films asal Yogya, meracik formulanya sedemikian rupa tanpa memasukkan unsur seks yang biasanya terjadi di film-film sejenis mulai dari pelecehan, hamil di luar nikah dsb. Hal ini yang membuat saya acungkan jempol pada skenario yang juga ditulisnya bersama Ifa Isfansyah. Sinematografi yang dihadirkan tergolong konsisten dengan latar belakang setiap sudut kota Yogya dari sudut pandang masyarakat kelas menengah ke bawah.
Kekurangan yang masih kentara adalah komposisi lagu dangdut yang tergolong minim dan juga aksi panggung yang terkesan monoton, padahal ini merupakan nilai jual yang patut dikedepankan. Selebihnya Cewek Saweran adalah sebuah drama yang mampu bercerita secara lugas dan jujur sambil menyisipkan pesan moral bahwa segala perjuangan yang dilalui dengan kerja keras pastilah membuahkan hasil manis.
Durasi:
80 menit
Overall:
7 out of 10
Movie-meter: