Monday, 28 March 2011

OH TIDAK : Antara Kekasih Pengertian, Diri Sendiri dan Keluarga Ajaib

Quotes:
Meisya: Gak pake kertas minyak? Gak pake telat? Gak pake ke salon? Gak pake aturan jam makan? Gak pake diagram kalori? Gak pake dresscode? Gak ngebahas kerjaan? Handphone mati!

Storyline:
Gilang termasuk pria beruntung karena memiliki karier yang mapan, rumah yang megah serta kekasih yang cantik. Gaya hidupnya pun disesuaikan dengan konsep lelaki metroseksual masa kini dimana salon menjadi langganan dan segala aksesorisnya menjadi aset yang tidak boleh terlupakan. Hal ini cukup mengganggu Meisya yang harus selalu mengerti akan tindak tanduk kekasihnya itu. Gilang yang mulai berniat serius apalagi usia pacarannya sudah 2 tahun tiba-tiba kedatangan keluarganya yang membawa setumpuk masalah. Ayah ibunya yang ingin bercerai, kakeknya yang hiperseks, neneknya yang memiliki teman imajiner dan pamannya yang berkepribadian ganda akibat ditinggal istrinya. Akankah semua itu menghancurkan citra Gilang di mata Meisya?

Nice-to-know:
Diproduksi oleh Starvision & Indie Picture dan rilis terbatas di jaringan bioskop Blitzmegaplex mulai 23 Maret 2011 yang lalu.

Cast:
Fathir Muchtar sebagai Gilang
Marsha Timothy sebagai Meisya
Marcella Loumowa sebagai Ibu Gilang
Djarwo Kuwat sebagai Bapak Gilang
Arie Dagienkz sebagai Paman Gilang
Sutrisna sebagai Kakek Gilang
Djaety sebagai Nenek Gilang

Director:
Ardi Octaviand terakhir menggarap Coklat Stroberi (2007) yang cukup sukses secara komersil itu.

Comment:
Sulit menentukan apakah film ini awalnya dibuat untuk layar lebar atau konsumsi televisi belaka. Jika melihat jajaran pemain dan penulis skripnya seharusnya opsi pertama. Namun jika mencermati plot cerita dan gaya eksekusinya kok FTV banget! Mungkin anda bisa berpendapat sendiri jika sudah menyaksikan yang satu ini. Tidak ada salahnya kan? Toh Marsha Timothy dan Fathir Muchtar juga bukan nama sembarangan.
Jika harus menerjemahkan screenplay garapan Upi kali ini maka bisa saya simpulkan dalam dua bagian utama saja yaitu hubungan antara Gilang dan Meisya serta Gilang dan keluarganya. Entah mengapa pada akhirnya kedua bagian tersebut dimix dengan tidak sempurna. Seharusnya bagian pertama berusaha menonjolkan unsur romantisme dan bagian kedua berupaya mengedepankan elemen humoris. Benar begitu?
Sayangnya sutradara Ardi tidak mampu mengeksekusi ide tersebut dengan mulus. Terkadang romantisme terasa hambar sedangkan humorisnya terasa cheesy. Semuanya serba tanggung dan membuat film ini seperti berpijak di atas dua perahu yang terombang-ambing yang masing-masing kesulitan menentukan lajunya. Jika ia pernah berhasil memadukan cinta dan persahabatan dalam Coklat Stroberi yang temanya sudah bold itu, kali ini formulanya tidak semudah itu.
Penampilan Marsha Timothy tidak bermasalah samasekali meski membuat saya bertanya-tanya bagaimana gadis secantik secerdas Meisya memiliki alasan untuk bertahan pada pria yang memperlakukannya semena-mena. Akting Fathir Muchtar sendiri cukup meyakinkan sebagai Gilang yang sulit menentukan prioritasnya sendiri walaupun sudah dianugerahi berkah sedemikian rupa. Keluarga Gilang memang dimainkan dengan ajaib oleh aktor-aktris yang memang sudah komedik dari sananya. Tidak adanya nama karakter masing-masing membuat kesemuanya terkesan sebagai pelengkap derita saja.
Jika anda berniat menyaksikan Oh Tidak sebaiknya tidak berekspektasi apapun. Nikmati saja sajian komedi situasi yang teramat ringan ini, mungkin hanya membuat anda mengernyitkan kening berkali-kali. Dan untuk menambah nilai fun cobalah membayangkan diri dalam posisi Gilang-Meisya disini. Dapatkah anda (penonton pria) menciptakan kebohongan yang masuk akal di depan wanita terkasih? Atau mampukah anda (penonton wanita) mempunyai toleransi sebesar Marsha demi lelaki tercinta? Jika jawabannya Oh No, selamat karena anda masih normal sebagai manusia yang terlahir berpasangan.

Durasi:
85 menit

Overall:
6.5 out of 10

Movie-meter: