Quotes:
Rose: It's like everywhere you go, there's that smell.
Victor Maynard: What smell?
Rose: Cleanliness. Bleach. It's like being in a hospital. It's so safe, it's dangerous. I can't breathe here. I mean it, I'm frightened. I'm frightened if I stay here much longer, I'll end up like you. Afraid of everything.
Storyline:
Pembunuh bayaran kelas wahid, Victor Maynard selalu hidup seorang diri walau ibunya seringkali mendesaknya untuk menikah dan memiliki keturunan. Sayangnya saat bertemu calon korbannya, Rose yang ternyata seorang pencuri kelas kakap, Victor malah ragu-ragu. Tanpa sengaja interaksi pertamanya dengan Rose dan juga Tony, remaja yang kebetulan ada di lokasi kejadian malah membawa ketiganya berdiri di atas perahu yang sama. Rose menyangka ada yang mau membunuhnya sehingga membayar Victor untuk melindunginya. Dari saling bertengkar, ketiganya kemudian mulai saling memahami. Namun apakah Ferguson yang mengutus Victor tinggal diam melihat targetnya lolos begitu saja?
Nice-to-know:
Diproduksi secara kolaborasi oleh Magic Light Pictures, CinemaNX, Isle of Man Film, Matador Pictures, Cinema Four dan dirilis di Inggris Raya pada tanggal 18 Juni 2011 yang lalu.
Cast:
Terakhir kali mengisi suara Dr. Elefun dalam Astro Boy (2009), Bill Nighy berperan sebagai Victor Maynard
Mengawali karir aktrisnya dalam Warrior Queen (2003), Emily Blunt bermain sebagai Rose
Rupert Grint sebagai Tony
Rupert Everett sebagai Ferguson
Eileen Atkins sebagai Louisa Maynard
Martin Freeman sebagai Hector Dixon
Director:
Kembalinya Jonathan Lynn di bangku sutradara setelah The Fighting Temptations (2003).
Comment:
Film yang konon terinspirasi dari film Perancis berjudul Cible émouvante ( 1993) ini nyatanya tetap bernuansakan British yang kental. Suatu hal yang baik karena tidak berusaha mengikuti pakem film-film Hollywood pada umumnya. Lucinda Coxon mengadopsi skrip Pierre Salvadori secara mulus tanpa menghilangkan esensi komedi situasi yang berbasis pada dua orang yang berlawanan jenis sekaligus berseberangan kepribadian.
Prolog dibuka dengan stylish dimana karakter Rose bersepeda dengan berjaket merah, sedangkan Victor berjas rapi berkutat dengan pekerjaannya. Begitu Victor mengetahui bahwa Rose adalah targetnya, iapun bimbang saat harus menarik pelatuk. Pada scene ini mungkin kita bertanya-tanya apa yang membuat Victor ragu, rasa kesepiankah sebagai perjaka ting-ting atau ketertarikannya pada pencuri cantik itu? Sebuah pertanyaan yang tidak pernah terjawab tapi mampu dimaafkan.
Setelah premis disampaikan mengenai latar belakang dua tokoh tersebut, penonton lantas disuguhkan “interaksi” Victor dan Rose yang unik dan tajam. Sayangnya memasuki pertengahan film dengan setting rumah Victor, intensitas cukup menurun drastis sebelum kembali memuncak pada bagian endingnya meskipun harusnya tidak terlalu sulit ditebak. Nighy dan Blunt merupakan pilihan tepat, chemistry yang aneh di antara keduanya malah memberikan excitement tersendiri sehingga mampu membuat penonton berpihak pada mereka sejak menit pertama.
Yang menjadi ganjalan bagi saya adalah karakter Tony yang rasanya tidak terlalu penting dan seringkali tidak tepat kemunculannya. Namun bukan salah Grint yang sudah menjiwainya dengan gayanya yang khas itu. Tony seakan cuma menjadi penyeimbang di tengah-tengah Victor dan Rose. Apakah dimaksudkan untuk mengganggu kecenderungan seksual Victor atau menjadi apprentice yang membuat hidup Victor setidaknya lebih bermakna di luar dirinya (dan ibunya) sendiri itu?
Wild Target mengatur timing setiap humornya dengan pas, setidaknya mampu membuat anda tersenyum walau tidak sampai terpingkal-pingkal. Sajian grey comedy (not black enough) yang menghibur dengan hati yang tulus lewat serangkaian karakter yang teramat manusiawi. Siapa pula yang tidak jatuh cinta pada si cantik kleptomania nan sensual menggoda macam Emily Blunt itu? Rasanya saya pun tidak berkeberatan memberikan foot massage baginya semalam suntuk.
Durasi:
90 menit
U.S. Box Office:
$117,190 till Dec 2010
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter: