Quotes:
Mbah Jabrik: Kalian sudah membiarkan roh jahat mendapatkan amarahnya!
Storyline:
Betapa kecewanya Linda mengetahui bahwa Richard yang dicintainya ternyata hanya mempermainkannya bersdama kedua temannya, Galang dan Hanung. Belum lagi kenyataan bahwa dirinya hamil juga membuat murka sahabatnya Vena yang segera melabrak ketiga pria bejat tersebut. Demi menenangkan diri agar Linda tidak depresi bunuh diri, Vena mengajaknya berlibur ke villa sepupunya Ivan. Disana Linda malah menemukan sebuah jelangkung tua yang terkubur dalam dan memainkannya. Di luar dugaan kekuatan jelangkung tersebut mampu menuntaskan dendamnya pada Richard dkk. Mampukah Linda mengendalikan dirinya sendiri dari jelangkung yang juga berkaitan dengan peristiwa 30 tahun lalu di Angkerbatu itu?
Nice-to-know:
Diproduksi oleh Batavia Pictures dimana screening terbatasnya diselenggarakan di Plaza Blok M pada tanggal 13 Juli 2011.
Cast:
Soraya Larasati sebagai Linda
Denny Weller sebagai Ivan
Violenzia Jeanette sebagai Vena
Rocky Jeff sebagai Richard
Tasa Rudman
Jerry Likumahwa
Romeo Sianipar sebagai Hanung
Anna Stepanova Jasmine
Nadedja Kovba
Director:
Merupakan film keempat Chiska Doppert secara keseluruhan yang diawali dengan Missing (2005).
Comment:
Permainan mistis tradisional yang terkenal dengan julukan jelangkung ini telah berulang kali menjadi benang merah cerita film-film nasional dari yang paling berkualitas sampai yang paling kacrut sekalipun. Lantas dimana posisi film yang skripnya ditulis oleh Aurellia ini? Kita kembalikan lagi pada opini masing-masing penonton sambil menunggu jumlah raihan rupiahnya paska rilis di bioskop-bioskop setanah air nanti.
Plot ceritanya sendiri tidak jauh beda dengan yang sudah-sudah, tentunya sudah dibalut dengan trademark khas Nayato yaitu muda-mudi cantik dan tampan yang berbuat nista hingga akhirnya harus membayar mahal dengan nyawanya masing-masing. Lihat saja konsep posternya yang teramat sangat “menjual” itu, pria-pria bertelanjang dada plus wanita-wanita memperlihatkan belahan dadanya yang rasanya mampu menarik mata siapapun yang melintasinya.
Sutradara Chiska yang konon asisten sutradara Nayato ini di luar dugaan mampu menyajikan sinematografi yang enak dipandang meski belum dapat dikatakan sempurna. Permainan warnanya yang terkadang berubah-ubah disesuaikan dengan mood para tokohnya menjadi suguhan yang cukup menarik. Eksekusi scene per scene nya juga tergolong runut sambil berusaha bertutur dengan lugas meski tak dipungkiri pengaruh Nayato masih sangat kuat.
Dari jajaran cast mungkin hanya Soraya yang mendapat porsi memadai untuk mengeksplorasi aktingnya dibandingkan film-film terdahulunya. Transisi manusia menjadi setan pendendam cukup baik dilakoninya, terima kasih pada make-up artist yang sukses mendandani wajah cantik orientalnya menjadi sosok yang menyerupai Sadako, lengkap dengan pergerakan patah-patahnya. Nama-nama lainnya cuma tampil sesuai standarisasi tokoh-tokoh horor lokal yang cheesy dan predictable.
Mengingat begitu banyaknya kekurangan disana-sini yang sulit tersamarkan, Tumbal Jailangkung justru cukup layak mendapat ponten yang sedikit lebih tinggi dari biasanya. Hal ini lebih karena jerih payah Chiska yang setidaknya sudah berupaya memberikan pondasi yang jelas bagi film secara keseluruhan. Meskipun pada akhirnya kembali dirusak oleh ending bergaya Mr. You-Know-Who itu, seakan tidak ada cara lain yang lebih berperike-Nayato-an!
Durasi:
80 menit
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter: