Tagline:
The sheltering has begun.
Storyline:
Ahli forensik yang juga seorang psikiatris bernama Cara tengah menangani pasien istimewa yaitu Adam Saber yang memiliki kepribadian ganda. Identitas lainnya adalah David dan Wesley yang ternyata sudah meninggal di waktu yang sangat lampau. Cara pun berusaha mencari penjelasan yang logis secara sains apalagi ia penganut Kristen yang taat, cukup bertentangan dengan ayahnya Dokter Harding yang mempercayai adanya kekuatan supernatural yang sulit dijelaskan. Kini Cara harus menyelidiki semuanya hingga tuntas sebelum waktunya habis.
Nice-to-know:
Diproduksi oleh NALA Films, Macari/Edelstein dan Shelter Productions.
Cast:
Julianne Moore yang lahir bernama Julie Anne Smith ini berperan sebagai Cara Harding.
Jonathan Rhys Meyers awalnya bernama Jonathan Michael Francis O'Keefe bermain sebagai David / Adam / Wesley
Jeffrey DeMunn sebagai Dr. Harding
Frances Conroy sebagai Mrs. Bernburg
Nathan Corddry sebagai Stephen Harding
Brooklynn Proulx sebagai Sammy
Director:
Kolaborasi Måns Mårlind dan Björn Stein yang sebelumnya menggarap Storm (2005) secara bersama-sama.
Comment:
Daya tarik utama film ini bagi saya jelas faktor aktor-aktris utamanya. Judulnya tergolong singkat dan sederhana serta mudah diduga artinya. Skrip yang ditulis oleh Michael Cooney ini juga mengusung misi horor/supernatural yang dibalut dalam nuansa thriller. Perpaduan yang sebenarnya tidak asing untuk genre yang satu ini, toh hasilnya tetap menarik untuk disimak apalagi jika melengkapinya dengan twist yang menarik di akhir cerita.
Plot cerita film ini seperti terbagi dalam dua tahapan yaitu thriller psikologis di paruh pertama dan horor supernatural di paruh kedua. Masing-masing sulit dijelaskan dengan logika apalagi disajikan dalam sudut pandang yang berbeda. Jika boleh memilih, saya lebih menyukai bagian pertama yang membuat penonton terus menerka-nerka apa yang sesungguhnya terjadi pada tokoh Adam Saber yang misterius itu dan bagaimana tokoh Cara menjelaskan semuanya.
Sayangnya di bagian kedua terasa sedikit kedodoran dimana unsur agama, kepercayaan, adat istiadat dicampur-adukkan dalam sebuah konklusi yang klise yakni perpindahan roh selayaknya permainan voodoo yang mistis itu. Pertanyaan-pertanyaan yang menggantung di bagian pertama lantas ditinggalkan begitu saja tanpa terjawab. Sebut saja bagaimana sang ayah dapat mengalami hal serupa? Atau bagaimana sang putri kecil bisa menderita hal semacam itu? Dan berbagai tanda tanya lain yang hinggap di kepala saya.
Sutradara Marlind-Stein yang lebih banyak terlibat dalam produksi film televisi tampak kesulitan mengadaptasi gaya film layar lebar. Walau demikian nuansa gloomy yang tidak nyaman di sepanjang film berhasil dipertahankan dengan baik. Berbagai penampakan tak terduga yang dibarengi dengan sound mengejutkan seperti berusaha menjaga intensitas penonton untuk tetap mengikutinya dengan sabar hingga menit terakhir.
Kinerja Rhys Meyers memuaskan disini. Penjiwaannya sebagai Adam/David/Wesley sekaligus teramat meyakinkan dengan sorot mata penuh arti dan emosi yang sangat beragam. Ketampanannya nyaris tertutupi oleh sosok pucat emosional yang sering mengalami gangguan identitas itu. Ekspresi finale nya juga terekam kamera dengan baik. Mudah-mudahan ia tidak sulit untuk kembali menjadi dirinya sendiri paska syuting karena beratnya tantangan yang diembannya.
Sedangkan Moore adalah always-good actress yang belum beruntung menggenggam Piala Oscar di tangannya sejauh ini. Peran ini adalah untuknya seperti yang pernah dilakoninya dalam beberapa judul sebelum ini yang juga berbau psikologis. Cara Harding adalah seorang putri, seorang ibu, seorang kakak sekaligus psikiatris yang wajib mempertanggungjawabkan pasiennya sendiri. Tidak mudah karena setiap saat bahaya bisa mengancam keberadaannya sendiri maupun orang-orang di sekitarnya.
Shelter merupakan sebuah thriller horror yang cukup melelahkan untuk diikuti muatannya. Sebuah perjalanan bersinema layaknya altitude naik turun yang terus mempermainkan emosi sekaligus rasa keingintahuan penonton. Sayangnya pembahasan dogma relijius (percaya Tuhan atau tidak) tanpa tedeng aling yang jelas ditambah ending yang mengaburkan seluruh konsep film membuat penilaiannya menurun. Penampilan duet J lah yang mampu menyelamatkan film dari kesan biasa-biasa saja!
Durasi:
110 menit
U.K. Box Office:
£141,452 till April 2010 (limited showing)
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter: