Tagline:
Home used to be a safe place.
Storyline:
Marta yang tengah menyiapkan makan malam untuk suaminya Jaime dan putri mereka Isa mendadak kecewa karena kedua orang yang dicintainya itu mempunyai acara masing-masing. Dalam perselisihan, tiba-tiba tiga pria bertopeng tak dikenal menerobos masuk rumah mereka di kawasan elit Madrid. Ketiganya pun disandera dan dipaksa menyerahkan ponsel, kartu kredit berikut nomor sandinya atau sesuatu yang buruk akan menimpa mereka. Malam yang seharusnya tenang pun berubah menjadi mimpi buruk dimana perlawanan harus dilakukan atau nyawa akan berharga cuma-cuma..
Nice-to-know:
Diproduksi secara keroyokan oleh Vaca Films, La Fabrique 2, Blur Producciones dan sudah tayang di nega asalnya sejak tanggal 25 Februari 2011 yang lalu.
Cast:
Sebelumnya pernah mendukung The Orphanage (2007) yang legendaris itu, Fernando Cayo bermain sebagai Jaime
Manuela Vellés sebagai Isa
Ana Wagener sebagai Marta
Director:
Merupakan feature film kedua bagi Miguel Angél Vivas setelah Reflections (2002).
Comment:
Konon setiap tahunnya di Eropa terjadi jutaan kasus perampokan rumah yang disertai dengan kekerasan. Atas dasar fakta itulah, Miguel Ángel Vivas dan Javier García sepakat menulis skrip film ini untuk kemudian dikembangkan dalam genre thriller yang dikonsep dengan gaya dokumenter. Menarik bukan? Unsur realistisnya menjadikan film-film berplot sejenis seperti Funny Games ataupun The Strangers menjadi “ringan”.
Vivas menggunakan handheld camera untuk menyajikan gambar-gambar bergerak menjelajah setiap sudut rumah lewat sudut pandang para tokohnya. Mayoritas dilakukan dalam longshot lewat sekali take saja. Tak lupa teknik splitting scenes juga diperlihatkan berkali-kali untuk menggambarkan dua kejadian bersamaan di dua tempat yang berbeda sekaligus. Hal ini mengingatkan saya pada serial 24 dimana ayah dan anak bisa menghadapi pertaruhan nyawanya masing-masing.
Sayangnya dari segi akting justru saya merasa masih kurang maksimal. Cayo dan Wagener tidak memperlihatkan chemistry yang cukup meyakinkan sebagai suami istri yang (semestinya) saling mengkhawatirkan nasib masing-masing. Justru Vellés menjadi satu-satunya yang outstanding disini sebagai Isa yang terlecehkan dimana emosinya keluar semua saat harus menangis atau melakukan perlawanan balik. Ketiga penjahat bertopeng malah lebih parah, selain wajahnya tertutup, aktingnya juga seakan turut terselubungi karena minimnya porsi kamera yang menyorot mereka satu-persatu.
Sisi thrillernya dapat dikatakan terjaga dengan baik. Cerita bergulir sedemikian rupa melalui proses yang masuk akal untuk menjaga tensi film agar tetap pada tempatnya. Itulah sebabnya anda seakan mampu merasakan “penderitaan” yang dialami Jaime-Marta-Isa di dalam rumahnya sendiri. Bayangan kekerasan ataupun siksaan yang dilakukan para penyusup itu memang mengerikan tanpa harus diwujudkan dalam hasil kinerja kamera sekalipun. Dengan demikian sugesti negatif bisa dikurangi sedikit.
Kekurangan yang paling mencolok adalah konklusi tragedi satu malam yang terkesan datar dan menyia-nyiakan apa yang sudah terbangun secara maksimal sebelumnya. Jerih payah perlawanan keluarga malang tersebut yang diharapkan memberikan sinyal positif justru diakhiri begitu saja. Kidnapped memang mudah dikagumi sebagai thriller berhasil tapi rasanya secara keseluruhan film akan sulit disukai oleh moviegoers pada umumnya.
Durasi:
80 menit
Overall:
7 out of 10
Movie-meter: