Quotes:
Galih: Cinta tidak membuat kegelapan, justru cinta itu menerangi, cinta tidak akan membuat aku menyerah, justru aku akan memperjuangkannya.
Storyline:
Sejak kecil, Galih dan Ranti selalu bersama-sama hingga tumbuh benih-benih cinta di antara keduanya. Galih seringkali memotong rambut Ranti yang bercita-cita menjadi guru. Sayangnya belum ada sekolah yang dibangun di daerah mereka. Hal tersebut menjadi impian masa depan yang ingin dicapai. Romansa Galih dan Ranti mendapat tantangan masyarakat yang mengusung kepercayaan akan terjadinya bencana jika ada muda-mudi dari dua desa yang terpisahkan sungai tersebut menikah. Perjuangan mencapai kebahagiaan cinta memang tidak mudah tetapi akankah pada akhirnya Ranti dan Galih bersatu padu mewujudkan mimpi-mimpi mereka?
Nice to know:
Diproduksi oleh Starvision Plus dan gala premierenya dilangsungkan di Hollywood XXI tanggal 18 Januari 2011.
Cast:
Reuni ketiga Acha Septriasa dan Irwansyah setelah Heart (2006) dan Love Is Cinta (2007). Kali ini keduanya kembali berpasangan sebagai Ranti dan Galih.
Henidar Amroe sebagai Nenek Ranti
Reza Pahlevi sebagai Ayah Ranti
Maudy Koesnaedi sebagai Ibu Galih
Donni Damara sebagai Ayah Galih
Reza Rahadian sebagai Pengkor
Director:
Di penghujung tahun kemarin, Hanny R. Saputra sempat membesut drama remaja berjudul Sweetheart.
Comment:
Harus diakui premisnya menjanjikan. Apalagi dukungan nama-nama cast dan sutradara serta composer yang mengisinya. Semua tampaknya terlihat benar sedari awal. Namun seiring berjalannya film, rasanya tidak demikian. Aklimatisasi film terasa kurang maksimal disana-sini sehingga hasil akhirnya terasa banyak minus yang cukup kentara. Coba kita uraikan satu persatu!
Plot ceritanya sedikit kebingungan antara penyajian kisah cinta nyata ataupun cerita romantika legendaris. Pada prolog kita diperkenalkan pada ikhtisar Joko Angin-Angin dan Dewi Bulan yang digambarkan berjuang mati-matian demi cinta mereka terlepas dari segala rintangan yang menghadang. Setelah itu tampaknya hal serupa ditransformasikan ke dalam asmara tokoh Galih dan Ranti yang dikekang oleh norma-norma masyarakat yang sudah bertahan lama. Yang menjadi pertanyaan penonton adalah akankah pada akhirnya keduanya mencapai kebahagiaan bersama-sama? Tenang, saya tidak akan melakukan spoiler.
Sebagai nyawa film, nama Acha dan Irwansyah telah beberapa kali bersanding sebagai pasangan sebelumnya. Hal ini bisa jadi cukup membantu keduanya untuk memahami konsep dua sejoli yang ingin disampaikan. Sayangnya Irwansyah sebagai Galih sedikit underperform disini meski tidak dapat dikatakan buruk. Fakta ini menyebabkan Acha menanggung beban yang lebih berat untuk menopang intensitas percintaan itu sendiri. Namun ia tetaplah seorang aktris berkualitas untuk membawakan sosok Ranti yang tersiksa karena kungkungan yang membelenggunya.
Hanny merupakan salah satu sutradara yang saya kagumi dengan karya-karyanya yang dapat dipertanggungjawabkan kualitasnya. Namun kali ini berbagai elemen film cinta yang ditanganinya terasa klise dan predictable. Jikapun ada tambahan subplot malah terasa tidak signifikan terhadap bangunan utama ceritanya. Apakah skenario yang ditulis Armantono menjadi penyebabnya? Sulit dipastikan.
Love Story memang mampu menghadirkan sinematografi yang cukup bagus sebagai sebuah tontonan lokal di atas rata-rata. Hanya saja jalinan konflik yang dihadirkan berikut penyelesaiannya terasa mengambang begitu saja di permukaan tanpa kedalaman. Ibarat penonton diajak berlayar dengan sampan sederhana menyusuri danau indah tetapi tidak ada gejolak esensi yang mengiringinya samasekali. Cukup disayangkan!
Durasi:
90 menit
Overall:
7 out of 10
Movie-meter: