Storyline:
Di usia 23 tahun sepeninggal ibunya, Khalifah bekerja di sebuah salon kecantikan untuk membiayai adiknya studi. Namun ayahnya menuntutnya untuk segera menikah dan menjodohkannya dengan Rasyid, seorang pengusaha barang-barang impor dari Arab Saudi. Berat hati Khalifah menyanggupi untuk menjadi istri Rasyid dan mulai mengenakan jilbab. Rasyid yang kerapkali meninggalkan rumah dengan alasan berniaga ternyata menganut ajaran Islam yang “keras”. Khalifah pun setia mengikuti kemauan suaminya untuk bercadar. Sementara itu pemuda sopan baik hati, Yoga yang baru pindah di seberang rumah Khalifah menaruh hati padanya. Akankah Khalifah mampu menjalani semua dengan ikhlas?
Nice to know:
Diproduksi oleh Triximages & Frame Ritz Pictures dan gala premierenya dilangsungkan di Epicentrum XXI tanggal 3 Januari 2011.
Cast:
Terakhir kali tampil mendukung film ansambel Cinta Setaman (2009), Marsha Timothy kembali sebagai Khalifah yang terpanggil menuruti permintaan suaminya untuk bercadar.
Ben Joshua sebagai Yoga
Indra Herlambang sebagai Rasyud
Jajang C. Noer
Titi Sjuman
Yoga Pratama
Dion Wiyoko
Brohisman
Director:
Nurman Hakim pernah sukses dengan 3 Doa 3 Cinta di penghujung tahun 2008 yang lalu.
Comment:
Siapapun rasanya masih dapat mengingat karya Nurman Hakim sebelumnya yang cukup berkesan itu yang sama-sama bernuansakan agamais. Bedanya disini hanya ada satu standout actor, bukan dua. Dan film ini dapat dikatakan benar-benar mengandalkan nama Marsha seorang. Seperti biasa aktris favorit saya ini tampil memenuhi ekspektasi sebagai Khalifah, gadis yang menghadapi dilema untuk menjalani sesuatu yang masih belum diyakininya. Menarik menyaksikan bagaimana Marsha menjiwai peranannya meski keseluruhan fisiknya nyaris “tertutup”. Terkadang kita hanya menyaksikan sorot mata dan intonasi suaranya saja.
Sebetulnya banyak nama-nama berpotensi yang mengisi jajaran cast dalam film ini. Sayangnya tidak ada penekanan karakter yang benar-benar penting bagi mereka untuk dapat berbicara banyak. Ben Joshua yang sudah absen cukup lama memperlihatkan akting yang menarik sebagai Yoga. Sedangkan Indra Herlambang sebagai Rasyid cukup mewakili karakter keras meski kedatangan dan kepergiannya yang silih berganti tidak banyak menjelaskan semua. Aktris berbakat Titi Sjuman pun rasanya hanya kebagian kurang dari lima scene. Sayang beribu sayang, talenta mereka kurang tereksplorasi disini. Sebaliknya banyak adegan tidak penting yang seharusnya dapat dikurangi untuk lebih berfokus pada interaksi tokoh Khalifah dengan orang-orang di sekitarnya secara lebih dalam.
Proses editing juga menjadi isu penting disini, terasa sekali pemotongan adegan yang tidak mulus sehingga cukup mengganggu. Beruntung dari segi musik latar yang bernuansakan Timur Tengah nan simple cukup mampu membangun “roh” film secara keseluruhan sehingga tidak terlalu terasa kosong. Alurnya memang cenderung lambat sehingga bisa jadi membosankan bagi sebagian orang yang tidak terbiasa dengan genre drama.
Pada akhirnya Khalifah hanyalah menjadi sebuah wacana yang menarik tapi tidak didukung oleh pembahasan yang memadai. Berbagai konflik yang diharapkan dapat muncul secara lebih keras dan tegas tidak terjadi, bisa jadi karena tema yang diangkat cukup sensitif sehingga lebih baik cari aman tanpa bermaksud menggurui ataupun menyudutkan pihak tertentu. Namun bukankah selalu ada jalan lain menuju Roma? Alangkah baiknya jika ditempuh untuk lebih menonjolkan “ketajaman” demi menyuguhkan sesuatu yang benar-benar berbeda.
Durasi:
95 menit
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa