Saturday, 26 February 2011

THE LITTLE COMEDIAN : Kisah Krisis Humor Plus Puber Dewasa

Tagline:
“Will you love me, if I am not funny?”


Storyline:
Terlahir dalam keluarga comedian tiga generasi Pa-Plern yang dikepalai Plern, Tock diharapkan banyak orang untuk meneruskan hegemoni ayahnya itu. Sayangnya Tock tidak berbakat melucu samasekali meski sudah mendapat julukan 'Lor Tock', malah adiknya Mon lebih mampu membuat orang tertawa. Suatu hari Tock berkenalan dengan Preeya alias Dokter Ice yang bekerja di klinik perawatan wajah. Dalam waktu singkat, Tock jatuh cinta pada perempuan yang 12 tahun lebih tua tersebut apalagi Ice merupakan orang pertama yang menganggapnya lucu. Akankah masa puber pertama Tock akan berakhir dengan bahagia?

Nice-to-know:
Berjudul asli Baan Chan Talok Wai Gon dan sudah beredar di Thailand pada tanggal 11 Maret 2010 yang lalu.

Cast:
Chawin Likitjareonpong
sebagai Tock

Paula Taylor
sebagai Ice

Jaturong Pholaboon
sebagai Plern

Nichapat Jaruratanawaree
sebagai Mon

Ornanong Panyawong sebagai Ibu Tock
Kwanjit Sriprajun
sebagai Nenek Tock


Director:

Vithaya Thongyuyong
sebelumnya menggarap My Girl (2003) yang juga sukses itu.

Comment:

Seorang remaja pria belia yang jatuh cinta pada gadis yang jauh lebih tua rasanya sudah pernah anda saksikan sebelumnya. Contoh paling mudah diingat adalah Malena (2000) yang legendaris itu. Atau buatan lokal, Janda Kembang (2009) yang terinspirasi darinya Kini sineas Thailand mengangkat tema serupa yang dibumbui oleh unsur komedi yag kental. Bagaimana dengan hasil akhirnya?

Paruh pertama film dapat dikatakan kental dengan nuansa humor. Pintarnya film ini menggunakan sudut pandang Tock. Jika anda tertawa dengan sajian humornya itu bagus, tapi jika tidak maka sah-sah saja sebab Tock memang tidak pintar melawak. Berbagai gestur dan mimik wajah yang mengantar semburan kata-kata jenaka Plern dan kelompoknya memang terasa kentara sekali ciri khas Thai nya tapi rasanya penonton masih dapat mengikutinya.

Paruh kedua film memang terasa mellow, jelas bukan hasil dramatisasi. Pendekatan Tock terhadap Ice tidak dibumbui hasrat atau polosnya cinta monyet tetapi lebih pada ketulusan dan pengorbanan yang teramat tinggi nilainya. Hal ini sekaligus menjadi peristiwa teramat penting bagi proses kedewasaan seorang remaja pria. Kalau boleh jujur sedikit mengingatkan saya pada pengalaman pribadi bertahun-tahun silam.








Saya memuji Chawin yang berakting secara natural disini. Rasa optimis sekaligus depresifnya yang silih berganti ditampilkan tidak terkesan sok dewasa samasekali. Paula juga bermain memikat dengan senyum khas bidadarinya mewakili sosok wanita muda yang sempurna, cantik sekaligus pintar. Di luar mereka berdua, Jaturong dan Nichapat juga cukup mencuri perhatian dengan polah tingkah jenakanya.
Sutradara Vithaya dengan cermat memaksimalkan segala jengkal skrip dan setting film ini. Bagaimana setiap tempat bisa menjadi latar belakang cerita yang kuat dan bagaimana setiap detail skrip seakan bertutur dengan sendirinya secara wajar. Semua elemen tersebut menjadikan The Little Comedian sangat mengena dalam menyampaikan pesannya termasuk silih bergantinya rasa geli dan haru di hati anda. Thumbs up!


Durasi:

115 menit


Asian Box Office:

$1,311,519 in Thailand

Overall:

7.5 out of 10


Movie-meter: