Storyline:
Rindu yang tengah mencari sesuap nasi di jalanan bersama teman-teman sebayanya harus pontang-panting dikejar aparat Kamtib. Akibatnya ia tertabrak mobil Surya yang dikendarai Pak Pur hingga dilarikan ke rumah sakit. Pak Pur yang iba membawa Rindu untuk tinggal di rumah Surya sekeluarnya ia dari rumah sakit. Namun Surya yang gila kerja itu tidak mengijinkannya. Surya tidak ingin fokusnya terganggu apalagi Pak Roy, sang Presdir menugaskan ia mendampingi putrinya, Monique untuk menangani proyek pusat perbelanjaan yang baru. Monique yang menaruh hati pada Surya menghalalkan segala cara untuk mendapat perhatiannya dan berujung pada penggusuran lingkungan kumuh tempat tinggal Rindu yang sesungguhnya. Bagaimana akhir dari polemik ini?
Nice to know:
Diproduksi oleh Mizan Productions dan gala premiere sekaligus press conferencenya dilakukan di fX Platinum XXI tanggal 8 Februari 2011.
Cast:
Salma Paramitha sebagai Rindu
Tengku Firmansyah sebagai Surya
Ririn Ekawati sebagai Sarah
Titi Sjuman sebagai Monique
Landung Simatupang sebagai Pak Pur
Pietrajaya Burnama sebagai Pak Roy
Ratna Riantiarno
Edwin
Jhody
Director:
Setelah berkarir sebagai aktor selama lebih dari 30 tahun, Mathias Muchus akhirnya menyempurnakan resumenya sebagai sutradara debutan dalam film yang diangkat dari novel ini.
Comment:
Coba anda ingat berapa lama sudah anda menantikan sebuah film keluarga lokal yang sederhana tapi mampu menyentuh sanubari anda? Tidak perlu berlama-lama memikirkannya dan langsung saja pergi ke bioskop terdekat anda untuk menyaksikan film yang satu ini. Garapan perdana aktor senior Mathias Muchus yang di luar dugaan melebihi ekspektasi saya.
Sutradara debutan ini berhasil memperhatikan hal-hal detail sekalipun. Sinematografinya yang konsisten dengan warna-warna teduh dengan nuansa depresif sepanjang film. Seakan berpihak penuh pada nasib anak-anak jalanan yang kurang beruntung tersebut. Berbagai efek stop-motion juga digunakan secara pas tanpa ada kesan mendramatisir. Setting perkampungan kumuh hingga rumah dan perkantoran menengah ke atas silih berganti ditampilkan.
Sebagai Purnama alias Rindu, Salma Paramitha memperlihatkan akting yang mumpuni. Meski terkadang tidak banyak berkata-kata, rasanya sorot mata pilu dan lugunya mampu mewakili perasaan hatinya. Duet Tengku dan Ririn juga menghadirkan chemistry yang pas walau tidak banyak “proses” yang terjadi di antara mereka. Sedangkan karakter menyebalkan putri bos yang manja, ambisius dan posesif dihidupkan oleh aktris berbakat, Titi Sjuman.
Sedikit kekurangan film ini adalah transkripsi dari novel ke naskah film yang dilakukan Ifa Isfansyah bersama Mathias Muchus memang dipastikan telah menghilangkan beberapa elemen yang ada. Sedangkan dalam filmnya, justru ada berbagai subplot tambahan (diwakili oleh adegan selayang pandang) yang sebetulnya tidak perlu ditunjukkan. Dua hal tersebut tidaklah mengejutkan jika mempengaruhi durasi film yang tergolong panjang ini.
Sebagai sebuah tontonan drama sarat makna, Rindu Purnama belumlah sempurna. Namun saya yakin semua kerja keras yang dilakukan tim film ini sangat layak diapresiasi. Bagaimana konsistensi dan dedikasi seorang senior bernama Mathias Muchus mampu menerbitkan rasa bangga dan haru bagi para penikmat film lokal sekaligus menyuguhkan potret realita anak-anak jalanan yang sering luput dari perhatian kita bersama.
Durasi:
110 menit
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter: