Storyline:
Empat sekawan, Randy, Temmi, Denisa dan Josh sepakat menghabiskan liburan di Pantai Perawan yang baru dikembangkan sebagai tempat tujuan wisata. Dan mereka tidak sendiri karena banyak muda-mudi lainnya yang juga bersenang-senang disana. Namun perlahan-lahan sukacita tersebut berubah menjadi ketakutan saat makhluk aneh setempat yang disebut jenglot mulai menyerang mereka satu persatu secara ganas. Benarkah pantai selatan harus tetap bersih tanpa campur tangan manusia? Lantas akankah ada yang selamat dari teror tersebut?
Nice to know:
Diproduksi oleh Maxima Pictures dan press conferencenya dilakukan di fX Platinum XXI tanggal 16 Februari 2011.
Cast:
Temmy Rahadi sebagai Randy
Debby Ayu sebagai Tammy
Wichita Satari sebagai Denisa
Framli Nainggolan sebagai Josh
Febriyanie Ferdzilla
Zidni Adam
Director:
Rizal Mantovani mengawali karirnya sebagai sutradara video musik di tahun 1992.
Comment:
Entah mengapa saya menemukan nuansa remake Piranha karya Alexandre Aja dalam film ini. Mulai dari setting hingga teror yang menyergap para karakternya satu persatu. Apakah disengaja oleh penulis Alim Sudio atau sutradara Rizal Mantovani? Sulit dikatakan. Yang pasti anda harus menurunkan IQ terlebih dahulu sebelum memutuskan menonton film ini.
Plot ceritanya sungguh dangkal. Tidak jelas berapa jumlah jenglot yang mampu menyerang kawanan manusia sampai mati tersebut. Senjatanya hanyalah gigi yang mengoyak anggota tubuh dan ekor panjang yang membelit leher. Dan jika mau menggunakan akal sehat, rasanya manusia masih mampu melawan atau setidaknya menghindar dari makhluk yang hanya berukuran sepersekiannya itu.
Rizal seperti biasa menyajikan gambar-gambar yang enak dipandang tetapi tidak enak diterima logika. Seberapa kerasnya ia berusaha meyakinkan penonton dengan membuat segalanya tampak wajar malah semakin menggelikan seiring menit demi menit berjalan. Penampakan jenglot itu sendiri sebetulnya cukup kreatif. Namun di beberapa scene sangat terlihat efek pembesaran/pengecilan kamera untuk menyiasati ukurannya. Hm, nice try!
Para cast yang mengisi film ini juga tidak memberikan kontribusi apa-apa. Temmy, Debby, Wichita, Framlie, Febri, Zidni hanya bertukar dialog-dialog puitis murahan. Terkadang saya tak kuasa menahan senyum terpaksa saat dijejali kata demi kata yang sungguh absurd yang bertujuan memperpanjang durasinya saja. Belum lagi kemunculan aktor-aktris Indo (baca: bule) sekelebat hanya untuk menjadi korban. Penting?
Kesimpulannya, Jenglot Pantai Selatan pun sukses saya tahbiskan sebagai film terburuk tahun 2011 sejauh ini terutama dikarenakan penipuan intelejensi. Bukan kesuksesan yang positif tetapi negatif dimana saya harus menahan diri untuk tidak meninggalkan bangku bioskop demi menulis review ini. Andai saya kebelet pipis pada saat itu, maka dipastikan saya tidak akan bertahan. Percayalah bagi anda para penonton regular film lokal, selepas 5 menit pertama diperkirakan sudah dapat menerka keseluruhan isi film yang ingin disampaikan.
Durasi:
80 menit
Overall:
6 out of 10
Movie-meter: