Thursday, 10 February 2011

ARWAH GOYANG KARAWANG : Perseteruan Jaipong Striptis Hantu Masa Lalu

Storyline:
Kesulitan ekonomi rumah tangga membuat Lilis nekad kembali menjadi penari jaipong Goyang Karawang. Adji sempat menentang rencana istrinya itu tetapi tidak berdaya karena ia sendiri pengangguran setelah diputuskan hubungan kerja. Perlahan Lilis menapaki tangga kesuksesan kembali hingga menarik minat Pak Awal untuk mempekerjakan Lilis di pub miliknya, Bintang Kejora. Hal ini mengundang perhatian sengit Neneng yang semula primadona setempat dengan asistennya yang banci, Iyus. Sejak kemunculan Lilis di pub, hal-hal mistis pun mulai terjadi dan satu persatu korban berjatuhan. Apa yang sesungguhnya terjadi di masa lalu Lilis?

Nice to know:
Diproduksi oleh Sentra Mega Kreasi dan gala premierenya dilangsungkan di Planet Hollywood tanggal 8 Februari 2011.

Cast:
Julia Perez sebagai Lilis
Dewi Perssik sebagai Neneng
Erlandho sebagai Adji
Ajeng Kraton
Bembi Zaenal

Director:
Helfi Kardit terakhir menciptakan euphoria sendiri dalam Setan Facebook yang sukses mengabaikan logika cerita itu.

Comment:
Kembali lagi sebuah naskah hasil tambal sulam karya Team Bintang Timur yang bahkan tidak berani menyebutkan nama-nama anggotanya. Jangan salah tanggap. Sebetulnya saya harus akui plotnya cukup menarik andaikata diberikan penekanan fokus cerita yang berbeda dan penambahan subplot yang berfungsi sebagai penopang cerita pula. Sayangnya hal itu tidak terjadi karena produser rasanya sudah cukup pede dengan duet maut aktris utamanya.
Siapa tidak kenal Julia Perez dan Dewi Perssik yang selain jago berdangdut dan bergoyang juga ahli mempertontonkan kemolekan tubuh mereka. Keduanya pun seringkali terlibat dalam produksi film lokal walau tidak pernah berbagi panggung bersama. Saat terjadi untuk pertama kalinya, malah dicemari dengan berita perseteruan antar Jupe dan Depe di lokasi syuting. Entah sungguhan atau demi publikasi luas rasanya tidak berdampak apa-apa terhadap kualitas filmnya sendiri.
Sutradara Helfi rupanya belum bosan menampilkan sosok hantu old-fashioned yaitu rambut panjang dengan make-up putih tebal. Namun sayangnya si hantu tidak mendapat porsi yang memadai untuk benar-benar ditakuti oleh penonton selain suara harimau yang kerapkali terdengar saat kemunculannya. Teror yang dilakukannya juga cuma sebatas sekelebat adegan-adegan bersimbah darah. Terkadang saya sendiri bingung apa sesungguhnya motif si hantu dalam menghabisi para korbannya? Then it’s more like a arcade movie and you know who the winner is.
Arwah Goyang Karawang memang tampaknya menyia-nyiakan potensi yang dimilikinya dengan detail-detail yang tidak penting dan terkesan murahan. Tidak heran jika protes pun berdatangan dari masyarakat tertentu yang ingin memboikot film ini. Namun setidaknya anda bisa menyaksikan Jupe dan Depe “bersaing” lewat kata dan goyang tubuh di layar lebar bukan? Terlepas dari porsi horor yang hanya menjadi penyedap belaka seperti dibutuhkan tetapi tidak dipakai dengan tepat.

Durasi:
80 menit

Overall:
6 out of 10

Movie-meter: