Sunday, 14 November 2010

EVERYBODY'S FINE : Perjalanan Orangtua Mengunjungi Anak-Anaknya

Quotes:
Rosie-We could just talk to mom.
Frank Goode-Oh, but you couldn't just talk to me?
Rosie-Well she was a good listener, you were a good talker.
Frank Goode-Well so that's good, we made a good team.

Storyline:
Frank Goode hidup sendirian di Elmira, New York selepas kematian istrinya beberapa bulan yang lalu. Kesepian yang melanda setelah pensiun dari pabrik, Frank bertekad mengunjungi keempat anak-anaknya yang ia pikir sudah sukses dan mandiri masing-masing David yang seniman di New York City, Amy yang eksekutif periklanan di Chicago, Robert yang konduktor musik di Denver dan Rosie yang penari di Vegas. Nyatanya keadaan asli berbeda dari bayangan Frank. Akankah interaksi anak dan orangtua akan tetap terjaga keharmonisannya terlepas dari jam kehidupan yang terus berdetak?

Nice-to-know:
Coba perhatikan karakter Frank yang bekerja di bidang kabel telepon selalu menggunakan telepon berkabel. Sedangkan anak-anaknya memakai handphone alias ponsel nirkabel.

Cast:
Tahun 2008 lalu muncul dalam 2 film yang tidak terlalu booming yaitu Righteous Kill dan What Just Happened, Robert DeNiro kali ini bermain sebagai Frank Goode yang memiliki penyakit jantung dan di usia tua berusaha mempotretkan kehidupan anak-anaknya yang sudah dewasa sesuai imajinasinya.
Drew Barrymore sebagai Rosie
Kate Beckinsale sebagai Amy
Sam Rockwell sebagai Robert

Director:
Sempat menyutradarai Nanny McPhee (2005) sebelumnya, Kirk Jones maju dengan film ketiganya ini yang bergenre family drama.

Comment:
Jika melihat posternya sepintas kita akan mengharapkan drama keluarga yang dibumbui komedi dengan latar belakang Natal dan sejenisnya. Nyatanya tidak seperti itu. Suasana gloomy yang cukup depresif mewarnai sepanjang plot cerita dieksekusi. Tunggu dulu. Jangan artikan ini sebagai sesuatu yang negatif karena film ini justru sangat mendekati kenyataan sehari-hari dari sebuah kehidupan yang terus bergulir tanpa henti.
Seringkali kita tidak menyadari bahwa seiring pertambahan umur, esensi dari keluarga itu sedikit mengalami perubahan, beberapa di antaranya bahkan hilang begitu saja dalam arti para anggotanya benar-benar hidup terpisah satu sama lain. Film ini adalah salah satu contohnya. Sutradara Jones dengan cerdas menghadirkan sinematografi yang lembut dengan alunan musik minimalis untuk menceritakan subplot demi subplot dengan lancar. Rasanya kita semua akan jatuh hati pada karakter Frank yang malang. Acungan jempol bagi DeNiro disini dalam memerankan pria tua yang kesepian dan hidup dalam bayang-bayang masa lalunya. Tidak heran jika ia diganjar piala Best Actor dalam Hollywood Film Award 2009 yang lalu Di luar DeNiro, memang tidak terlalu cemerlang tetapi Barrymore, Beckinsale dan Rockwell memberikan warna tersendiri dengan penokohan yang unik sebagai ketiga anak Frank.
Saya sebagai salah satu dari anak-anak yang kesemuanya selalu mendapat perhatian lebih dari kedua orangtua kami bisa memahami ketakutan Frank. Orangtua kerapkali melihat anak-anaknya dalam sosok yang jauh lebih muda selayaknya bertahun-tahun silam sehingga terlalu khawatir dan melupakan fakta bahwa anak-anaknya sudah dewasa dan bisa hidup mandiri. Namun ikatan orangtua dan anak itu sendiri memang tidak akan terpisahkan dengan cara apapun juga. Waktu demi waktu terkadang membangkitkan kenangan demi kenangan yang akan membuat kita bahagia tersenyum ataupun menangis terharu mengingat apa yang pernah terjadi dalam keluarga. (Mudah-mudahan review ini tidak diartikan sebagai curhat pribadi saya). Everybody's Fine adalah perjalanan seorang ayah yang berusaha mencari jawaban akan makna hidupnya di usia tua. Drama keluarga yang sangat bermakna dan menyentuh sanubari. It's more than just fine!

Durasi:
100 menit

U.S. Box Office:
$8,855,646 till end of 2009.

Overall:
8 out of 10

Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent