Tuesday, 23 November 2010

THE GAMER : Chaosnya Dunia Virtual Masa Depan

Quotes:
Ken Castle-I think it... you-fucking-do-it!
Kable-Look at this knife... imagine me sticking it into your gut. Think about it. Make it real!

Storyline:
Berkisah mengenai kehidupan di masa depan yang futuristik dimana orang dapat mengontrol/dikontrol orang lain seperti dalam video game. Untuk itu dituntut untuk dapat bertahan hidup daripada mati konyol sia-sia. Adalah satu pria yang harus menyelesaikan 30 pertarungan mematikan untuk selamat yang bernama Kable. Sudah 27 pertarungan ia lewati dengan mulus. Namun hal itu tidak membahagiakan sang pencipta, Ken Castle yang menginginkan Kable mati dengan menyewa berbagai pembunuh professional untuk menghentikannya. Akankah Kable berhasil lolos dan membuat perhitungan dengan Ken sekaligus berkumpul kembali dengan istrinya?

Nice-to-know:
Neveldine/Taylor sempat menginginkan film ini muncul dalam format 3D tetapi batal karena keterbatasan biaya.

Cast:
Awal kemunculannya di tahun 1997 sempat mendukung 007-Tomorrow Never Dies, Gerard Butler kini berperan sebagai Kable / John Tillman yang harus menyelesaikan "misi" besarnya.
Mengawali debutnya via Paycheck (2003), Michael C. Hall disini bermain antagonis sebagai Ken Castle
Amber Valletta sebagai Angie
Kyra Sedgwick sebagai Gina Parker Smith
Logan Lerman sebagai Simon Silverton

Director:
Sejauh ini merupakan film ketiga yang ditulis dan disutradarai oleh Mark Neveldine dan Brian Taylor setelah dwilogi Crank.

Comment:
Cukup sulit mengambil sudut pandang untuk menilai film ini. Jika anda tergolong penonton spesifik alias bisa menerima ide-ide baru, bisa jadi film ini spesial maknanya. Tapi jika anda tergolong penonton regular alias tidak neko-neko, dapat dipastikan film ini akan membuat kening anda berkerut.
Nyaris setahun lalu sempat heboh saat akan ditayangkan di jaringan bioskop Blitzmegaplex dengan judul aslinya The Gamer. Namun beberapa hari menjelang penayangannya ternyata dibatalkan dengan alasan tidak lulus sensor. Memasuki akhir tahun 2010, akhirnya diambil oleh jaringan bioskop 21 dan mengalami pergantian judul menjadi Slayers. Itulah yang membuat saya penasaran dan berharap ada sesuatu yang baru nan istimewa disini. Coba kita kupas satu persatu.
Dari segi plot cerita mungkin sedikit mengingatkan anda pada Surrogates nya Bruce Willis. Perbedaannya disini digunakan manusia asli yang juga punya kehidupan masing-masing. Sedikit inovasi disini, konsep “pengendalian” tersebut digabungkan dengan dunia virtual game dimana settingnya sendiri pun jauh ke depan.
Dari segi eksekusi, duet sutradara Neveldine/Taylor mengulangi apa yang pernah dilakukannya dalam Crank 2 : High Voltage. Pergerakan kamera yang bergoyang-goyang ditambah adegan aksi tanpa henti benar-benar mengganggu penglihatan dan daya tangkap manusia biasa. Jika saja ada jeda diantaranya dengan penggarapan yang lebih rapi, niscaya hasil akhirnya akan lebih menarik. Alur yang dipaksakan cepat dan sedikit melambat di akhir sedikit menutupi karakterisasi para tokohnya termasuk Butler dan Leguizamo yang biasanya gemilang. Sedangkan C. Hall sebagai antagonis sedikit over-the-top meski kesan menyebalkannya dapat.
Beberapa konsep seks virtual disini cukup mengganggu seperti contohnya pria gendut "Rick Rape" yang menyewa wanita penghibur untuk menjadi pemuas nafsunya. Saya tidak melihat ada korelasi dengan bangunan cerita utamanya. Dan jujur yang satu ini agak menjijikkan untuk ditampilkan demikian eksplisit. Beruntung kekerasan dan kesadisan dihadirkan dengan porsi yang pas tanpa lupa percikan darah yang memuncrat dimana-mana.
Slayers alias The Gamer sebetulnya mempunyai potensi sebagai futuristic action thriller yang baik, hanya saja diterjemahkan ke dalam sinematografi yang terkesan sembarangan dan bagaikan tanpa otak di dalamnya. Jelas bukan film yang bisa dinikmati siapa saja. Namun bagi saya, masih terdapat lebih banyak unsur minus dibandingkan plus itu sendiri. Konsep dunia virtual yang chaos disini semoga tidak menginspirasi pihak-pihak tertentu untuk mewujudkannya ke dunia nyata di masa mendatang.

Durasi:
90 menit

U.S. Box Office:
$20,488,579 till early Oct 2009.

Overall:
6.5 out of 10

Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent