Quotes:
Frank: This ain't training. In training they just give you an F. Out here you get killed.
Storyline:
Sang masinis ceroboh Dewey meninggalkan keretanya selagi berusaha menarik rem sendirian. Sayang usahanya untuk kembali ke kereta sudah terlambat karena kecepatannya. Kejadian ini menarik perhatian Connie, pengawas jalur KA yang berusaha meminimalisir resiko terlebih setelah mengetahui bahwa sebagian gerbong tersebut mengangkut muatan kimia yang berbahaya dan mudah terbakar. Sayangnya usahanya tidak disetujui oleh sang pimpinan Galvin yang tetap yakin mampu mengatasinya. Di lain kesempatan, tandem engineer senior-junior Frank dan Will tengah berargumen mengisi hari-hari mereka dengan permasalahan masing-masing. Kemudian keduanya berusaha melakukan usaha terbaiknya untuk menghentikan kereta sebelum menghancurkan kota kecil Stanton.
Nice-to-know:
Berdasarkan insiden sungguhan dimana pada tanggal 15 Mei 2001, 47 gerbong lokomotif meninggalkan Toledo, Ohio tanpa masinis hingga berhenti setelah berlari sejauh 66 mil dan melewati tiga negara bagian. Beruntung tidak ada korban dalam kejadian tersebut.
Cast:
Merupakan kerjasama kelimanya dengan sutradara Tony Scott yang diawali dalam Crimson Tide (1995), Denzel Washington bermain sebagai Frank yang menjalani hari-hari terakhirnya sebelum pensiun.
Mulai ternama di seantero dunia lewat peran Captain Kirk muda dalam Star Trek (2009), Chris Pine kebagian peran masinis muda bernama Will yang tengah bermasalah dengan rumah tangganya.
Rosario Dawson sebagai Connie
Ethan Suplee sebagai Dewey
Kevin Dunn sebagai Galvin
Director:
Bukan kebetulan jika Tony Scott terakhir kali menggarap thriller bersetting kereta juga yakni dalam The Taking of Pelham 1 2 3 (2009).
Comment:
Secara tidak langsung, film ini akan mengingatkan anda pada The Taking Of Pelham 123 yang merupakan proyek remake tahun lalu. Menampilkan kinerja Washington dan Travolta yang diarahkan oleh Scott memang cukup mengecewakan disana, apalagi dibandingkan dengan versi originalnya. Namun buang jauh-jauh pesimisme anda terhadap film ini jika film yang saya sebutkan pertama menjadi acuannya. Meski sama-sama bersetting di kereta tetapi jauh berbeda hasilnya, sebab utamanya karena ini adalah action movie, not a crime thriller.
Penulis Mark Bomback menghasilkan skrip dengan premis yang sederhana dan sangat mendasar bahkan tanpa tokoh antagonis sekalipun. Yang ada hanyalah heroisme Frank yang senior dan Will yang junior. Keduanya dibawakan dengan sangat baik oleh Washington dan Pine. Chemistrynya terasa wajar dikarenakan mereka sama-sama memiliki jiwa kemanusiaan yang tinggi meski hanya sebagai manusia biasa. Belum lagi konflik pro-kontra Dawson dan Dunn yang cukup menggigit dimana masing-masing berusaha mempertahankan idealisme dan rasionalitas tersendiri.
Sutradara Scott memang sedikit melambat di awal dengan dramatisasi klise yang menyertai pengenalan para karakternya. Namun memasuki pertengahan hingga akhir, tensi film semakin meningkat apalagi situasi mencekam yang diciptakannya terasa sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Menggunakan kereta sungguhan, jalur KA yang riil sehingga kecepatannya membelah angin dengan decitan pergantian jalur seakan membawa kita berada di tengahnya.
Cukup menyenangkan melihat Unstoppable hadir sebagai tontonan action murni tanpa unsur 3D ataupun efek CGI yang berlebihan yang sudah semakin membombardir industri film Hollywood belakangan ini. Jalan cerita yang mudah diikuti berpadu cantik dengan sinematografi memukau yang menampilkan full adegan outdoor di Pennsylvania. Ini jelas bukan film kelas penghargaan pretensius tetapi sangat menyenangkan untuk mengisi waktu luang anda terutama bagi pecinta film aksi yang mengandalkan kepahlawanan orang-orang biasa yang banyak kita temui di sepanjang jalan.
Durasi:
95 menit
U.S. Box Office:
$41,867,769 till mid Nov 2010.
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent