Tagline:
Now, it’s our turn to adapt.
Storyline:
Enam tahun lalu, NASA menemukan bahwa ada kemungkinan alien hidup di dalam sistem geologi bumi kita. Sekelompok ahli dikerahkan untuk mengumpulkan sampel tetapi hancur lebur begitu memasuki Amerika Tengah. Selanjutnya, bentuk kehidupan baru segera dimulai dan setengah Mexico dikarantina sebagai “Daerah Terinfeksi”. Keadaan tersebut membuat pihak militer Amerika dan Mexico berjuang keras untuk memusnahkan komunitas “makhluk asing” tersebut. Pada saat itulah seorang jurnalis Amerika setuju untuk mengawal seorang turis melewati daerah terinfeksi di Mexico menuju perbatasan Amerika yang aman.
Nice-to-know:
Film ini disyuting di lokasi yang sesungguhnya dimana terkadang tidak meminta ijin terlebih dahulu. Segala ekstra yang ada merupakan kejadian sebenarnya di sana tanpa direncanakan sebelumnya.
Cast:
Whitney Able sebagai Samantha Wynden
Scoot McNairy sebagai Andrew Kaulder
Director:
Film layar lebar pertama Gareth Edwards setelah sebelumnya hanya terlibat dalam serial televisi dokumenter seperti Heroes and Villains – Attila the Hun (2008) dan Perfect Disaster – Solar Storm &/ Super Tornado (2006).
Comment:
Harus diakui daya pikat terbesar film ini adalah bagaimana memaksimalkan 15000 U.S dollar untuk membuat sebuah drama thriller sains fiksi yang baik hanya dilakukan oleh satu orang saja! Coba tanyakan Gareth Edwards yang bertindak sebagai penulis skrip, sutradara, kameraman, teknisi suara, spesial efek dsb yang nyatanya berhasil menghadirkan film ala Hollywood, bahkan lebih baik dari beberapa film kelas B sejenis, sebut saja Cloverfield.
Jangan harapkan sebuah blockbuster yang seru dan menegangkan karena anda akan kecewa, sebagaimana yang dirasakan sebagian penonton “umum” pada saat opening iNAFFF10 di Blitzmegaplex Grand Indonesia. Namun jika anda termasuk penonton “luar biasa” niscaya dapat menangkap esensi film ini dengan baik.
McNairy dan Able berakting cukup maksimal dengan melahap keterbatasan skenario yang diberikan pada mereka. Mungkin saja keduanya dapat menerjemahkan keseluruhan cerita hanya dalam 30 menit saja tetapi chemistry keduanya cukup menarik sehingga tercipta interaksi unik selayaknya romantisme antar dua orang asing walaupun dialog-dialog antar Sam dan Andrew masih tergolong kosong. Mereka tidak berusaha mengumbar kemesraan disini walau akhirnya berciuman juga pada endingnya.
Setelah lebih dari sejam audiens menahan “klimaks” yang tidak kunjung datang walau sudah berkali-kali terpancing, sutradara Edwards rupanya lebih menitik beratkan karyanya ini sebagai road trip movie dengan latar belakang sains fiksi. Sesuatu yang jarang sekali dilakukan karena dikhawatirkan akan merusak minat penonton. Itulah sebabnya film ini hanya rilis terbatas dimana-mana karena bukan mainstream movie yang bisa dijual begitu saja.
Meskipun sedikit membosankan, Monsters akan tetap merekatkan anda pada kursi masing-masing hingga berujung pada suatu konklusi yang menjelaskan penggunaan judul ini. Menurut pengertian saya, monster disini bukanlah sebagai obyek (alien), melainkan sebagai subyek (militerisme adi kuasa). Dimana seringkali pihak yang dominan justru lebih mengerikan tindakannya. Sebuah film alternatif yang menarik dengan sudut pandang yang berbeda. Pujilah “kemampuan super” seorang Gareth Edwards dalam menangani Monsters ini!
Durasi:
90 menit
U.S. Box Office:
$60,620 till early November 2010 (limited screens).
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent