Storyline:
Sejak kecil Japra minder pada lingkungannya karena memiliki ukuran alat vital yang teramat sangat kecil sehingga dukun sunatnya pun menyerah. Japra hanya ditemani sahabat setianya Bini yang berkelamin perempuan tapi bertingkah sebagai laki-laki. 20 tahun kemudian, Kampung Pasir dihebohkan dengan kehadiran Srimpi, gadis cantik yang berkenalan dengan Japra terlebih dahulu dan menjadi dekat. Kontan saja hal ini menimbulkan kecemburuan warga terutama Sukri, Marwan dan Juhi. Padahal mereka bertiga memiliki masalah lemah syahwat sehingga selalu tertindas oleh istri masing-masing Lela, Jum dan Tiwi. Namun cinta Japra dan Srimpi tidak bisa dibendung walau dicemburui juga oleh Bini. Pernikahan mereka terancam bermasalah karena Japra belum disunat. Akankah Japra mampu menunjukkan kejantanan yang seharusnya diwarisi dari ayahnya yang "legendaris" itu?
Nice-to-know:
Diproduksi oleh Rapi Films dan press screeningnya diselenggarakan di fX pada tanggal 16 November 2010 yang lalu.
Cast:
Aming sebagai Japra
Dara "The Virgin" sebagai Srimpi
Mita "The Virgin" sebagai Bini
Gary Iskak sebagai Marwan
Marwoto sebagai Sukri
Daus 'OB' sebagai Juhi
Director:
Baru saja menggarap drama romantis yang dibintangi Tora Sudiro dan Artika Sari Devi, Rako Prijanto kembali dengan genre komedi lewat film ini.
Comment:
Sejak awal, saya tidak berharap samasekali dengan film ini. Maafkan jika saya tidak jujur karena sesungguhnya saya memang berharap setidaknya tidak akan terlalu dikecewakan. Namun apa yang terjadi? Film ini membawa saya keluar dari Bumi untuk sesaat dan menempatkan saya di planet yang bernama MORON, mewakili orang-orang yang menghuninya.
Entah apa yang berusaha disampaikan. Masalah kejantanan baik sebagai kata sifat maupun kata obyek menjadi fokus yang tidak berkesudahan sepanjang film. Pertama sebagai obyek adalah SUNAT! Prolog film dibuka dengan penjelasan mengenai pentingnya prosesi sunat itu sendiri bagi seorang lelaki. Epilog juga membahas keharusan menjalani sunat sebelum memasuki pernikahan. Memang ada relevansinya tetapi tidak perlu terlalu gamblang.
Kedua sebagai sifat adalah NAFSU! Ini lebih menjijikkan lagi karena kaum ADAM dan kaum HAWA di planet MORON ini seakan tidak punya akal sehat samasekali. Kaum ADAM terobsesi membuktikan kejantanan mereka bukan terhadap muhrimnya masing-masing tetapi justru kepada gadis pendatang baru di desa mereka yang juga tidak jelas asal usulnya darimana, bidadari dari langitkah? (Tunggu dulu, pertanyaannya apakah di planet MORON memiliki langit?) Sedangkan kaum HAWA terobsesi mendapatkan seks hebat yang tidak bisa didapat dari pasangan-pasangan mereka yang "loyo". Seakan ini belum cukup dangkal malah semakin diperparah dengan beberapa adegan nudis (disensor tentunya) dan dilengkapi dengan suara crot (anda akan mengerti jika menontonnya) para lelaki tersebut setiap kali berniat mesum. Sungguh mengganggu!
Rako oh Rako, nampaknya ini adalah eksperimental komedi humor yang gagal yang sudah anda lakukan. Saya merasa kasihan pada dua personil The Virgin yang memulai debutnya dengan peran seperti ini. Aming tampil seperti biasanya, peran ini rasanya memang diperuntukkan Rako baginya sejak awal. Aktor langganan sang sutradara yaitu Gary, mohon kenakan baju anda kembali secara lengkap dan tolong jangan berpikir untuk melakukannya lagi lain kali.
Sekali lagi saya mohon ampun andaikata penggunaan kata-kata yang vulgar pada review saya kali ini. Namun itulah kenyataannya, Pengantin Sunat memang sevulgar itu tapi kosong melompong tanpa isi sama sekali. Sukses mendegradasi intelejensi saya dengan polah tingkah para makhluk planet MORON tersebut. Ibarat Tong Pecah Kosong, Melempem Bunyinya sehingga tinggal ditendang saja ke dalam TPS alias Tempat Pembuangan Sampah.
Durasi:
80 menit
Overall:
6 out of 10
Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa