Storyline:
Berpacaran cukup lama dengan Bayu di desa, Alisa tak kunjung dinikahi dengan alasan belum mapan. Betapa sakitnya Alisa yang sudah menyerahkan segala-galanya ketika mendapati Bayu kembali dari kota dengan membawa tunangannya setelah bertahun-tahun merantau. Demi melupakan semuanya, Alisa pergi ke Jakarta dan menumpang tinggal di rumah Rachel, teman kecilnya. Kemudian Alisa berkenalan dengan Chiko, pemuda jalanan yang bersahabat. Namun diam-diam Chiko malah memanfaatkan Alisa dengan mencekokinya obat tidur dan menjualnya ke om-om hidung belang. Putus asa dan harus menyambung hidup, Alisa mengganti namanya menjadi Jenny dan menjadi pelacur. Setelah itu ia berkenalan dengan Michael, pengusaha kaya yang tulus mencintainya. Akankah Jenny mau membuka hatinya kembali dan jujur pada Michael akan siapa dirinya sebenarnya?
Nice-to-know:
Diproduksi oleh MM Creations dan diproduseri oleh Sagar M.M.
Cast:
Jenny Cortez sebagai Alisa / Jenny
Andi Soraya sebagai Rachel
Andreano Phillips sebagai Michael
Kanz Randhawa sebagai Chiko
Rian Emanuel sebagai Bayu
Gita Prisilfia
Kissinger Mae
Ayu Yohana
Tata Liem
Director:
Andrew Timothy.
Comment:
Heran dengan duet penulis Cherryl Samantha dan Andi Lim mendapat ide dari mana untuk menulis cerita film ini? Novel-novel stensilan kah? Atau film-film akhir 80an dan awal 90an yang marak bertemakan seks? Mungkin hanya mereka yang bisa menjawabnya. Yang pasti formula expired tersebut diperparah dengan kinerja sutradara Andrew Timothy yang mencampur adukkan dengan alur flashback. Sah-sah saja sebenarnya jika ada benang merah cerita yang jelas untuk melakukannya. Tapi tidak untuk menumpang tindih plot cerita dan tidak berdampak apapun pada gaya penceritaannya. Sadis!
Dari aroma pedesaan berpindah ke ibukota, saya cukup salut pada Jenny yang awalnya berdandan noni kampung hingga “bertransformasi” menjadi wanita penghibur bergaya modern. Konon syuting hari pertama film ini bertepatan juga dengan hari pertama bulan puasa yang lalu. Sadis! Jenny memang berhasil mempertontonkan keseksian tubuhnya tetapi tidak kemahirannya berakting. Ekspresi dan bahasa tubuhnya masih tergolong datar-datar saja sebagai perempuan yang tertindas dan bernasib malang. Bahkan ketegarannya yang harusnya memuncak di akhir film tidak terlihat samasekali.
Jangan lupakan “peran” Andi Soraya yang tidak menghadiri promosi film ini karena harus masuk bui. Lagi-lagi ia hanya sebagai pelengkap derita disini walau tak dipungkiri lebih “lumayan” dalam mendendangkan lagu temanya yang berjudul Terpisahkan. Lalu ada Andreano Phillip, kekasih Lia Trio Macan berkepala plontos ini rupanya “rajin” beradegan panas dalam film apapun yang ditawarkan kepadanya, terutama keluaran K2K yang tersohor sangat itu. Tidak penting lagi rasanya melihat perkembangan karir mantan juara Mr Internasional di tahun 2006 lalu itu jika bermain dalam film-film sejenis ini. Di luar ketiganya menjadi tidak penting lagi karena setelah satu dua scene syuting lalu menghilang ditelan bumi. Sadis!
Maafkan saya jika tulisan review kali ini lebih seperti tabloid gosip karena jujur saya bingung mau mengomentari apa karena filmnya benar-benar tidak penting. Anda menontonnya dalam 10-15 menit lantas akan bisa menebak akhir ceritanya. Istilah kata seperti mahasiswa mengerjakan soal ujian hanya sepertiga durasinya yang 90 menit. Lalu untuk menunggu teman-temannya apakah ia boleh tidur? Tentu saja. Bebas kok. Ini pula yang saya lakukan di dalam bioskop, tertidur di menit ke-20, terbangun melihat kanan kiri lalu menyimak cerita yang masih disitu-situ saja, tertidur kembali di menit ke-40 hingga tersentak menjelang akhirnya. Tepat sesuai prediksi! Dan saya tidak menyesal karena tertidur tersebut, toh saya masih tetap dapat menyelesaikan review ini dan menceritakan kepada anda betapa tidak berkualitasnya Pengakuan Seorang Pelacur yang ironisnya “dipaksa” bertarung dengan Harry Potter and the Deathly Hallows Part 1 di tanggal rilis yang sama. Sadis!
Tiga kata sadis rasanya cukup mewakili jika anda tetap memaksakan diri nonton film ini dan disengat rasa kebosanan yang menyiksa karena penyajian drama kategori dewasa yang cheesy dengan alur yang amat sangat lambat. Mohon maaf bagi tim pembuat film ini jika kebetulan membaca review saya ini tetapi cobalah untuk lebih kreatif lagi di lain kesempatan demi kemajuan film nasional kita bersama.
Durasi:
75 menit
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa