Quotes:
Imel: Gimana caranya mereka masih mau sama gue kalo gue udah dipake??
Storyline:
Berat hati, Nina terpaksa pindah ke sekolah dan lingkungan tempat tinggal yang baru mengikuti ibunya Cynthia yang baru saja dinikahi secara siri oleh seorang pengusaha kaya. Kemudian Nina berkenalan dengan cowok tampan bernama Irwan yang juga tinggal di sekitar situ. Di sekolah Nina juga berteman dengan Misha yang terobsesi menjadi anggota geng Sweetheart yang paling populer disana. Geng ini beranggotakan Imel, Fifi dan Cherry sebetulnya bukan panutan yang baik. Mereka senang berfoya-foya, dugem, mabuk-mabukan bahkan melakukan seks bebas. Imel yang paling dominan diantara ketiganya mengalami guncangan batin saat diputuskan oleh Jodi yang juga vokalis band tenar. Sayangnya sakit hati Imel lalu dilampiaskan kepada Nina lewat serangkaian "penyiksaan". Batin Nina hancur tetapi ia harus bangkit berdiri dan melakukan apa yang terbaik bagi dirinya dan lingkungan barunya itu.
Nice-to-know:
Diproduksi oleh Virgo Putra Film dan diproduseri oleh Ferry Angriawan.
Cast:
Marcel Chandrawinata sebagai Irwan
Aurellie Moeremans sebagai Nina
Sabai Morscheck sebagai Imel
Joanna Alexandra sebagai Cherry
Sheila Thohir sebagai Fifi
Ayu Azhari sebagai Cynthia
Ivan Ray sebagai Jodi
Director:
Merupakan film kedua bagi Hanny R. Saputra di tahun 2010 ini setelah Sst.. Jadikan Aku Simpanan di bulan Januari lalu.
Comment:
Prolog film ini seperti ada di pertengahan sesuatu. Kita tidak tahu siapa Nina yang lugu ataupun trio populer berlakuan negatif Sweetheart yang beranggotakan Imel, Fifi dan Cherry. Latar belakang keempatnya tidak disinggung samasekali. Hal yang sesungguhnya sangat penting bagi audiens untuk dapat menyelami karakterisasi tokoh-tokoh utama itu. Yang ada narasi berjalan terus merekam berbagai polah tingkah keempat remaja putri tersebut dengan alur linier. Konflik demi konflik terus dijejali kalau tidak mau disebut berlebihan. Namun harus diingat kembali, ini adalah film remaja yang menyimpan misi edukasi tersendiri.
Sutradara Hanny menyajikan sinematografi yang teduh dengan pemilihan warna-warni lembut yang menarik. Kepiawaiannya menyajikan drama yang baik memang tidak bisa dipungkiri seperti yang pernah diperlihatkannya dalam Heart. Momen-momen bold yang menohok emosi ditampilkan secara gamblang. Penampilan Sabai yang meledak-ledak sebagai gadis pembangkang cukup mampu membuat penonton berantipati padanya. Sebaliknya Aurellie tampil kalem tetapi persuasive. Kedua karakter yang bertolak belakang itulah yang menjadi nilai jual utama film ini. Kehadiran Marcell, Joanna, Ayu dll hanya terkesan sebagai pelengkap belaka dan tidak ada alasan yang kuat untuk membuat mereka beerimprovisasi disini.
Jika anda bisa memaafkan letusan peluru yang terjadi di awal, niscaya Sweetheart akan menjadi tontonan yang memenuhi standar kualitas sebuah film. Terlepas dari klise dan predictable endingnya, saya menganggap film ini masih layak untuk ditonton. Nilai-nilai persahabatan yang berpadu dengan peran orangtua dalam menanamkan pendidikan moral sejak dini memang bagian terpenting dalam pertumbuhan seseorang yang beranjak remaja. Bukankah masa depan dan pilihan dalam hidup ditentukan dari fase tersebut?
Durasi:
100 menit
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa