Quotes:
Kopral Jono: Bebek-bebek kami masih lebih pintar daripada bebek-bebek kalian..
Storyline:
Sri Mulyani hanya bisa meratapi ayahnya yang dibawa tentara Belanda dalam Agresi Militer II di Maguwo, Jawa Tengah pada bulan Desember 1948. Iapun mengembara hingga ke wilayah Panjen dan berjumpa dengan pasukan gerilya Indonesia pimpinan Kapten Hadi Sugito yang tengah membuka pendaftaran anggota baru. Lantas bergabunglah Udjo yang didesak pujaan hati Wiwid, Ahok yang beretnis Cina, Tumino yang beretnis Jawa, Toar si gerilyawan rabun, Kopral Jono yang turun pangkat dan ingin menikahi kekasihnya Yayuk yang juga adik kandung Wiwid ke dalam squad yang juga melibatkan Letnan Bowo, tangan kanan Kapten Hadi Sugito.
Persiapan demi persiapan pun mereka lakukan sebelum menghadapi Belanda yang dipimpin Letnan Kuyt. Malangnya Letnan Kuyt berhasil menculik Wiwid, Yayuk beserta warga desa lainnya terlebih dahulu hingga membuat Kapten Jono cs berang. Berbekal informasi dari tentara KNIL yang mereka tawan yakni si gembul Once, mereka nekad menyerbu markas Letnan Kuyt. Berhasilkah mereka mencatatkan diri sebagai pahlawan tanpa nama yang terlupakan sejarah perjuangan Indonesia?
Nice-to-know:
Diproduksi oleh Kharisma Starvision Plus dan diproduseri oleh Chand Parwez Servia.
Cast:
Tika Panggabean sebagai Sri Mulyani
Udjo Project Pop sebagai Udjo
Odie Project Pop sebagai Ahok
Gugum Project Pop sebagai Tumino
Yosi Project Pop sebagai Toar
Oon Project Pop sebagai Once
Dwi Sasono sebagai Kopral Jono
Shanty sebagai Wiwid
Gading Marten sebagai Kapten Hadi Sugito
T Rifnu Wikana sebagai Letnan Bowo
Masayu Anastasia sebagai Yayuk
Marcell Siahaan
Candil
Director:
Setelah menyelesaikan 3 film tahun 2009 lalu yang ditutup dengan Keramat, Monty Tiwa kembali dengan film pertamanya di tahun 2010 lewat Laskar Pemimpi ini.
Comment:
Poster film ini terkesan “epik” tapi melihat jajaran pemain dan sutradaranya, kesan tersebut langsung sirna. Siapa yang tidak mengenal Project Pop sebagai grup vokal pengocok tawa dengan polah tingkah dan lirik-lirik jenakanya yang telah eksis lebih dari satu dekade di blantika musikIndonesia?
Benar sekali. Film ini didesain menjadi panggung mereka, berakting dan bernyanyi sekaligus nyaris di setiap scenenya. Jika boleh saya mengatakan, kebebasan improvisasi rasanya diberikan secara penuh kepada masing-masing personil Project Pop, skrip yang ditulis Eric dan Monty Tiwa sepertinya hanya menjadi buku panduan belaka yang tidak mutlak dihafal.
Di luar dugaan, Oon dan Udjo mendapat porsi yang "lebih" dibandingkan rekan-rekannya. Tidak apalah toh keduanya gape memasang mimik komedik yang sangat diandalkan memancing tawa.Nama-nama seperti Dwi Sasono, Shanty, Masayu Anastasia, Teuku Rifnu Wikana yang sebenarnya lebih senior dalam bidang film terasa dikesampingkan kali ini. Ironisnya, Rifnu justru baru saja merampungkan Darah Garuda yang bertemakan mirip tapi jauh lebih serius itu.
Monty yang kabarnya melakukan persiapan yang cukup lama untuk film ini sayangnya hanya memperhatikan kostum pejuang/tentara dan setting outdoornya saja sehingga aspek lain yang serba jelas tertangkap kamera menjadi kedodoran. Adegan "epik"nya yang melibatkan persenjataan pun tidak sampai menggelegar, lebih terdengar seperti bunyi petasan basah yang nyaris gagal meledak. Ya itulah kenyataannya karena elemen melodinya justru lebih dominan disini, itupun tidak terlalu mulus timingnya.
Terlepas dari kekurangan disana-sini, kemunculan Laskar Pemimpi yang bisa disebut bergenre action komedi musikal perjuangan ini sedikit memperkaya tema perfilman nasional yang sudah semakin monoton.
Durasi:
95 menit
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa