Quotes:
Ahmad Dahlan-Kebenaran ada di tangan Allah, manusia hanya bisa berikhtiar.
Storyline:
Setelah mendapat restu dari kedua orangtuanya, Darwis yang baru berusia 15 tahun meninggalkan Jogjakarta pada tahun 1867 demi mendalami Islam di Mekkah. Sepulang dari sana, ia berganti nama menjadi Ahmad Dahlan dan mulai membenahi pelaksanaan syariat Islam ke arah yang lebih tepat. Langkah awalnya adalah mendirikan Langgar yang diikuti oleh sebagian pemuda yang tertarik pada visinya. Namun sayang tidak semuanya berpihak pada Ahmad Dahlan saat ia bertekad membenarkan kiblat yang salah di berbagai masjid termasuk Masjid Besar Kauman yang dikepalai oleh Kyai Penghulu Kamaludiningrat. Warga yang tersinggung merobohkan Langgar Ahmad Dahlan secara paksa dan menuduh ajarannya sesat. Istri tercinta, Siti Walidah terus menguatkan suaminya untuk terus berkiprah dan mendirikan Surau baru yang kemudian beranggotakan 5 murid setianya. Penggabungan dengan organisasi Budi Utomo juga menjadi titik tolak munculnya organisasi Muhammadiyah. Namun apakah jalan terbentang lurus begitu saja bagi Ahmad Dahlan?
Nice-to-know:
Diproduksi oleh MVP Pictures dan diproduseri oleh Raam Punjabi.
Cast:
Lukman Sardi sebagai Ahmad Dahlan
Zaskia Adya Mecca sebagai Siti Walidah
Slamet Rahardjo sebagai Kyai Penghulu Kamaludiningrat
Giring Nidji sebagai Sudja
Dennis Adhiswara sebagai Hisyam
Ricky Perdana sebagai Sangidu
Mario Irwiensyah sebagai Fachrudin
Abdurrahman Arif sebagai Dirjo
Ihsan Taroreh sebagai Darwis
Director:
Karya kedua Hanung Bramantyo di tahun 2010 ini setelah Menebus Impian yang cukup mencuri perhatian publik itu.
Comment:
Tidak salah rasanya jika saya menempatkan film ini sebagai yang terakhir ditonton dari 4 film nasional yang rilis menyambut Idul Fitri 2010. Ujaran ternama "Save The Best For Last" berlaku disini, dari worst to the best, jika penasaran lihat tanggal postingan review saya. Bagaimana tidak? Film ini solid dari berbagai sisi. Sang sutradara dan penulis cerita Hanung memberikan energi terbaiknya untuk menerjemahkan semibiografi kehidupan seorang Ahmad Dahlan. Meski tidak menyeluruh kerunutannya dan hanya berdasarkan referensi faktual dari orang-orang di sekitarnya semasa beliau hidup, Hanung menampilkan sudut pandang yang menarik secara meyakinkan!
Bagaimana seorang pemuda berkeyakinan tinggi berguru ke negeri seberang dan sebagai kyai mulai membagikan ajarannya sekembalinya ke tanah air hanya dengan satu tujuan, menjadikan Islam lebih bersahabat maknanya bagi para pemeluknya sendiri. Proses tersebut diterjemahkan dengan runut yang berujung pada timbulnya konflik saat hal tersebut ditentang oleh kaum-kaum tua yang merasa lebih benar. Para aktor muda disini menampilkan penjiwaan yang cukup natural mulai dari Ihsan sebagai Darwis muda, Mario, Ricky, Abdurrahman, Dennis hingga debut menarik Giring, sang vokalis Nidji! Kredit tersendiri disematkan pada Lukman, terlepas dari beberapa ciri khasnya yang masih muncul, menerjemahkan karakter Ahmad Dahlan dengan cemerlang mulai dari akting mengajar, berdialog hingga berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Penunjukan Slamet Rahardjo sebagai "rival" juga terasa tepat karena senioritas dan profesionalitasnya masih sangat tinggi. Justru Zaskia yang terasa paling minus disini karena logat Jawanya tidak kental dan "penampilan"nya tidak banyak berubah dari muda sampai tua.
Indahnya sinematografi yang menghadirkan setting akhir 1800an dan awal 1900an secara pas berkolaborasi manis dengan ciamiknya musik latar sepanjang film hasil kinerja apik Tya Subiakto. Alur bercerita yang digunakan juga mengalir mulus tanpa ada kesan dipaksakan sehingga nyaman diikuti walau durasinya cukup panjang. Alhasil Sang Pencerah merupakan tontonan inspiratif sarat makna yang mampu melebarkan sudut pandang anda akan konsep berbagi sebuah kebenaran yang mumpuni dan arti sebuah perjuangan dalam menggapainya.
Durasi:
110 menit
Overall:
8.5 out of 10
Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa