Tagline:
Too nice? Too honest? Too “you”? Help is on the way.
Storyline:
Roger tumbuh dewasa sebagai seorang pecundang. Bekerja sambilan sebagai petugas tertib parkir keliling malah membuatnya terlibat masalah. Mendekati Amanda, tetangga cantiknya di apartemen juga tidak lancar. Atas saran Ian, Roger mengikuti kursus Dr. P dan asistennya, Lesher untuk mengubah nasibnya menjadi seorang pemenang. Ia tidak sendiri karena berjumpa dengan Eli, Ernie, Little Pete dan lain-lain. Satu demi satu instruksi dikerjakan Roger dan perlahan kepercayaan dirinya tumbuh. Namun proses itu diganggu saat ia mengetahui Dr. P juga mendekati Amanda. Siapa yang akan menang pada akhirnya?
Nice-to-know:
Merupakan remake berjudul sama di tahun 1960 karya Robert Hamer yang dibintangi oleh Ian Carmichael, Terry Thomas dan Alastair Sim.
Cast:
Jon Heder mulai dikenal semenjak membintangi Napoleon Dynamite (2004). Kali ini ia berperan sebagai pecundang Roger yang sebetulnya cerdas dan tangguh, hanya saja tidak percaya diri.
Aktor senior ini telah masuk dalam jajaran Hollywood Walk of Fame di tahun 2004, Billy Bob Thornton disini bermain sebagai mentor Dr. P yang sangat culas dan banyak akal.
Jacinda Barrett sebagai Amanda
Michael Clarke Duncan sebagai Lesher
Sarah Silverman sebagai Becky
David Cross sebagai Ian
Director:
Todd Phillips memulai karir sutradara lewat Road Trip (2000) yang sangat menghebohkan kalangan remaja satu dekade lalu.
Comment:
Entah harus menyalahkan siapa jika ternyata film ini baru tayang di Indonesia 4 tahun setelah dirilis di Amerika sana. Ya 4 tahun, saudara-saudara sebangsa dan setanah air! Bahkan trailernya sendiri sudah wara-wiri sejak tahun 2009 di bioskop-bioskop ibukota. Mungkin peribahasa last but not least berlaku disini. Toh menurut saya film ini juga berkualitas lumayan.
Sepintas memang hanya terlihat sebagai komedi remaja biasa yang penuh humor slapstick dan menjurus seks. Hm, nanti dulu jika anda berpikir seperti itu. Plot yang biasa dan klise yakni from zero to hero ternyata disajikan dengan cukup menyenangkan. Semua itu tak lepas dari gemilangnya penampilan Heder dan Thornton. Lihat bagaimana transformasi Heder yang berwajah culun dan berpenampilan sangat biasa. Sebaliknya Thornton terlihat cool dan kharismatik disini. Keduanya bagaikan kutub magnit Utara dan Selatan yang bertolak belakang tetapi berbagi chemistry dengan pas satu sama lainnya. Barrett juga cantik dan manis sebagai love interest kedua leading actor itu. Belum lagi dukungan dari Clarke Duncan, Silverman, Cross dkk yang walaupun tidak dominan tetapi cukup berarti.
Kita patut angkat topi pada kiprah sutradara Phillips yang juga bertindak sebagai penulis scenario. Scene per scene dihadirkannya dengan komedik tapi tidak berkesan norak. Beberapa twist maju mundur menjelang ending juga cukup berhasil dalam memainkan emosi penonton yang sejak awal diyakini berempati pada karakter Roger.
Pada akhirnya School For Scoundrels tak hanya menghibur sebagai tontonan ringan tetapi memiliki pesan moral yang tinggi. Bagaimana seharusnya seseorang tetap optimis dan fokus dalam mencapai tujuannya tanpa berusaha menjatuhkan orang lain. Hidup kita memang milik kita sendiri dan semuanya akan berbuah tergantung perbuatan kita masing-masing.
Durasi:
105 menit
U.S. Box Office:
$17,803,796 till end of 2006
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent