Quotes:
Madame Rita: Anda tidak kenal cucu saya, nak Julie..
Storyline:
Julie adalah seorang guru privat untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus termasuk Angie, anak autis yang mencapai tahap berhasil dibimbingnya. Sewaktu berniat cuti, Julie justru kedatangan Madame Rita yang memintanya menangani cucunya Januar. Guru lamanya, Lulu menghilang entah kemana. Akhirnya Julie menyanggupi untuk datang ke rumah megah nan klasik di daerah Puncak yang terpencil itu. Di antar asistennya Dwi, Julie kemudian harus membiasakan diri dengan interaksi tegang antara nenek dan cucu tersebut di samping perilaku aneh sang pembantu Yadi. Lama kelamaan, Julie semakin bersimpati dengan Januar yang cerdas itu. Ia merencanakan pelarian tanpa mengetahui rahasia apa yang sesungguhnya tersimpan di rumah tersebut.
Nice-to-know:
Diproduksi oleh VL Production dimana gala premierenya diselenggarakan di Epicentrum XXI pada tanggal 25 Oktober 2011.
Cast:
Cathy Sharon sebagai Julie
Bella Esperance sebagai Madame Rita
Endy Arfian sebagai Januar
Mike Lucock sebagai Yadi
Wanda Nizar sebagai Dwi
Director:
Merupakan film keempat bagi Affandi Abdul Rachman yang diawali dengan Pencarian Terakhir di tahun 2008 dan menyusul satu judul setiap tahunnya kemudian.
Comment:
Pertama kali mendengar proyek ini di awal kuartal kedua tahun 2011, antusiasme saya merebak.Meskipun harus menunggu berbulan-bulan, produksi pertama VL Production ini harus melanglang buana terlebih dahulu hingga ke Puchon International Fantastic Film Festival di bulan Juni, akhirnya di penghujung kuartal ketiga pun dirilis juga. Kebetulan saya termasuk satu dari sedikit media yang beruntung mendapatkan kesempatan pertama menyaksikannya lewat screening khusus.
Trio penulis Alim Sudio, Affandi Abdul Rachman dan Vera Lasut menggarap sebuah thriller psikologis yang hanya memfokuskan diri pada kompleksitas 3 karakter utamanya saja di sebuah rumah kuno terpencil. Hal ini membuka kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperkaya karakteristik secara. Premis yang sebetulnya terdengar lazim pun bisa disiasati dengan konstruksi konflik yang merambat secara perlahan dan sedikit membutuhkan kesabaran.
Kembalinya Bella ke ranah perfilman nasional disini terbilang gemilang. Peran Madame Rita dihidupkannya dengan meyakinkan lewat aksen Indo-Belanda yang tegas dan lantang. Ekspresi wajah dengan lirikan matanya pun konsisten di sepanjang film sebagai momok yang ditakuti. Sedangkan Cathy menjiwai peran Julie dengan baik, tokoh Ibu Guru yang lembut dan pelindung. Usahanya untuk mendobrak norma-norma yang berlaku di dalam rumah tersebut cukup memikat.
Penampilan si kecil Endy yang baru berusia 10 tahun juga patut diacungi jempol. Meskipun emosinya masih cenderung turun naik tapi kepolosan tingkah laku dan mata berbinar lugu Januar mampu menyihir penonton. Usaha Mike yang total mengandalkan bahasa tubuh menutupi fakta bahwa karakter Yadi sangatlah minim dialog. Apresiasi khusus pantas diberikan pada Wanda lewat peran minor Dwi yang secara mengejutkan meninggal dunia seminggu sebelum filmnya rilis nasional.
Sutradara Affandi berhasil bekerjasama dengan Faozan Rizal dan Benny Lauda untuk menjaga kesinambungan sinematografi indah dengan tata artistik dinamis lewat tampilan interior rumah yang bergaya lawas itu, sangat mendukung atmosfer yang ingin dibangun sebagai panggung bercerita. Sisi minor film ini mungkin ada pada editing beberapa adegan yang terasa diputus begitu saja, salah satu contoh saat Julie bersembunyi di kamar Madame Rita, tanpa penjelasan sekuensi lebih lanjut.
Saya berani katakan bahwa The Perfect House dapat dikatakan thriller lokal terbaik di sepanjang tahun 2011 yang banyak diisi oleh komedi horor. Kinerja berbagai departemen yang saling bersinergi mampu menghadirkan tontonan menarik yang sangat solid production valuenya. Kejutan twist di akhir cerita terbukti cukup “mengganggu” walau tidak akan asing bagi anda penyuka genre serupa, menutup rangkaian mimpi buruk konstan sepanjang satu setengah jam. Satu rumah berjuta cerita, siapkah anda memasukinya?
Durasi:
96 menit
Overall:
8 out of 10
Movie-meter: