Beno: Kita mau besuk siapa sih? Siapa yang sakit?
Dedi: Elu yang sakit. Kita kan mau kerja!
Storyline:
Dedi dan Beno adalah dua sarjana pengangguran yang terpaksa menerima pekerjaan sebagai penjaga kamar mayat di sebuah rumah sakit. Mudah ditebak kericuhan pun terjadi saban malam karena rasa takut yang menggelora. Pada suatu kesempatan, Maya yang juga seorang model menyewa Beno dan Dedi untuk menjaga rumah mewah warisan kakeknya yang meninggal. Maya yang berlibur bersama Niken dan Ranti saja ketakutan sejak malam pertama karena diganggu pocong, kuntilanak dan hantu kepala buntung hingga menginap di hotel. Apakah dua sekawan kocak itu akan merasakan hal serupa dalam tugas baru mereka tersebut?
Nice-to-know:
Diproduksi oleh MVP Pictures dimana gala premierenya diadakan pada tanggal 11 Oktober 2011 di Planet Hollywood XXI.
Cast:
Dedi Mahendrea Desta sebagai Beno
Zaky Zimah sebagai Dedi
Deriell Jaqueline Tampung sebagai Maya
Indah Kusuma Wardani sebagai Ranti
Paramita Sari sebagai Niken
Ramco Sari Tua sebagai Mang Toha
Director:
Merupakan film ketiga Muchyar Syamas sekaligus kedua tahun ini setelah Mudik Lebaran.
Comment:
Ada yang masih ingat dengan komedi produksi Millenium Visitama Film di tahun 2008 yang berjudul Setannya Kok Beneran? Dibintangi trio Indra Birowo, Mario Lawalatta dan Ence Bagus yang berlakon sebagai pengusir hantu reality show televisi hingga akhirnya disuruh mengusir setan beneran di sebuah rumah berhantu? Jika tahu atau pernah menyaksikannya, siapa sangka 3 tahun kemudian muncullah sekuel tak resminya!
Jika dulu cerita digarap oleh Deden Tristanto maka kali ini berpindah tangan kepada kakak beradik Muchyar dan Martias Syamas. Anehnya saya merasa ada kesamaan sekitar 50-60% dari yang sudah-sudah, sebut saja dari trio menjadi duo yang “dikondisikan” berurusan dengan hantu sampai akhirnya atas permintaan cewek cantik benar-benar berjumpa dengan hantu yang sesungguhnya. Setting final pun sama-sama berlangsung di rumah angker. Sungguh kreatif!
Muchyar yang juga bertindak sebagai sutradara untuk dua film tersebut masih mengusung pola yang tidak jauh berbeda. Komedi situasi yang dibalut dengan nuansa horor memang lebih dimaksudkan untuk memancing tawa dibanding rasa takut itu sendiri. Syukur-syukur bisa dua-duanya. Rasio keberhasilan tak dipungkiri terletak pada skrip dan para pemainnya itu sendiri. Setting lokasi kamar mayat rumah sakit dan rumah megah berhantu rasanya tinggal dimaksimalkan saja dengan bantuan musik tentunya.
Duet Zaky dan Desta tak dinyana cukup ampuh mempertahankan film ini untuk tetap berada dalam rel komedinya. Selepas menjerit-jerit menangani mayat-mayat di rumah sakit, duet Beno dan Dedi kemudian terbirit-birit menghadapi hantu-hantu di rumah angker. Kekompakan keduanya bertukar dialog spontan lumayan sukses menghadirkan tawa membahana, apalagi adegan pamungkasnya ketika mereka balik “memperdaya”. Konyol dengan sentuhan slapstick!
Produser Anjasmara dan Gobind Punjabi tampaknya tidak terlalu berambisi dengan Setannya Kok Masih Ada ini. Terbukti komedi horor yang bernuansa 80an ini tampil apa adanya, nyaris sekelas dengan film lepas televisi. Secara keseluruhan tergolong cukup menghibur walaupun logikanya sering dipertanyakan di sepanjang durasi. Semua elemen disini nyaris tidak ada yang baru termasuk wajah hantu yang tersorot sinar lampu acapkali penampakan. Meski demikian kuntilanak yang hobi ngikik dan suster yang rajin ngesot itu sukses “dikerjai” habis-habisan, mudah-mudahan versi aslinya tidak tersinggung!
Durasi:
83 menit
Overall:
6.5 out of 10