Tagline:
All Hell Is Going To Break Loose
Storyline:
Malam Halloween menjadi ajang pesta bagi sekawanan remaja di sebuah kastil tak berpenunggu. Tidak ada yang tahu bahwa pernah terjadi tragedi menakutkan di tempat yang sama beberapa decade lalu. Setelah polisi membubarkan mereka dalam hitungan menit, tinggal Maddie, Collin, Jason dkk yang tersisa disana. Berusaha keluar di tengah malam mencekam, ketiganya malah berhadapan dengan iblis-iblis yang terbangun dan merasuki teman-teman mereka satu persatu. Satu-satunya tempat teraman adalah bilik berdinding mantra yang menjauhkan iblis-iblis tersebut. Berhasilkah mereka melewati malam dengan selamat atau malah bergabung ke neraka?
Nice-to-know:
Jangan lupakan scene menarik yang nyeleneh setelah credit title berakhir.
Cast:
Mulai dikenal setelah mendukung While You Were Sleeping (1995), Monica Keena bermain sebagai Maddie
Mengawali debut akting dalam Terminator 2: Judgment Day (1991) yang laris manis itu, Edward Furlong berperan sebagai Colin
Shannon Elizabeth sebagai Angela
Bobbi Sue Luther sebagai Suzanne
John F. Beach sebagai Jason
Director:
Merupakan film kedua bagi Adam Gierasch setelah Autopsy (2008).
Comment:
Mungkin anda pernah mendengar versi originalnya di tahun 1988 yakni sebuah horor kelas B yang sukses menarik perhatian hingga mendapat rating yang cukup bagus. Pada masa itu genre ini memang menjadi tambang emas para produser untuk mengeruk keuntungan. Namun rentang waktu lebih dari 2 dekade bagi Michael Arata dan Jerry Daigle untuk membuat remakenya bisa jadi sebuah keputusan yang terlalu berani karena genre ini tidaklah sepopuler dahulu.
Plotnya mengalir begitu saja tanpa perlu banyak berpikir yakni mengumpulkan + 10 muda-mudi untuk berkumpul di sebuah kastil kuno megah pada malam Halloween. Selanjutnya mudah ditebak, terjadilah pesta miras dan seks di antara mereka sebelum iblis-iblis merasuki dan merajai malam panjang yang tidak berkesudahan. Prolog film sempat membahas juga asal muasal kejadian memilukan di kastil terkutuk itu, entah berusaha memperkuat cerita atau ada tujuan lain.
Sayangnya cara Jace Anderson dan Adam Gierasch menyajikan skrip terasa lemah dimana banyak sekali dialog-dialog klise ala remaja wanita. Gierasch juga memperparah dengan konsep penyutradaraan MTV style yang hingar bingar dan perpindahan kamera yang terlampau cepat di setiap scenenya tanpa berusaha memaksimalkan angle tata ruang. Padahal spesial efek alias make up sang demons sudah cukup meyakinkan di sepanjang durasinya.
Jika anda mencermati nama-nama yang mengisi cast mungkin terkejut melihat nama Elizabeth, Furlong ataupun Keena disini. Bukan peran-peran spesial yang mereka mainkan walaupun upaya terbaiknya telah terlihat. Bisa jadi mereka hanya sekadar mengisi kekosongan filmografi sampai pada akhirnya seiring waktu melupakan keterlibatan masing-masing di film ini.
Selayaknya horor kelas B, film ini juga menghadirkan boobs, blood and gore. Sayang tidak semuanya bekerja dengan maksimal terlebih sex scenes nya yang menggelikan ataupun tingkat kesadisan yang menjemukan. Satu-satunya yang memorable adalah lipstick scene yang aneh tapi nyata itu. Tanpa berusaha membangun mood ataupun menyisakan kejutan bermakna, Night Of The Demons hanya menambah deretan remake gagal saja.
Durasi:
90 menit
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter: