Tagline:
All for the money. One for the revenge. Every man for himself.
All for the money. One for the revenge. Every man for himself.
Nice-to-know:
Pembukaan film ini di Korea Selatan sendiri menduduki posisi kedua terbesar sepanjang masa di bawah The Host (2006).
Pembukaan film ini di Korea Selatan sendiri menduduki posisi kedua terbesar sepanjang masa di bawah The Host (2006).
Cast:
Lee Jeong Jae sebagai Popeye
Kim Hae Suk sebagai Chewing Gum
Gianna Jun sebagai Yescall
Gi Guk Seo sebagai Wei Hong
Ju Jin Mo sebagai Polisi
Oh Dal Su sebagai Andrew
Kim Sy Hyeon sebagai Zampano
Simon Yam sebagai Chen
Derek Tsang sebagai Jonny
Anjelica Lee sebagai Julie
Kim Yun Seok sebagai Macau Park
Ye Su Jeong sebagai Madame Tiffany
Kim Hye Su sebagai Pepsi
Lee Jeong Jae sebagai Popeye
Kim Hae Suk sebagai Chewing Gum
Gianna Jun sebagai Yescall
Gi Guk Seo sebagai Wei Hong
Ju Jin Mo sebagai Polisi
Oh Dal Su sebagai Andrew
Kim Sy Hyeon sebagai Zampano
Simon Yam sebagai Chen
Derek Tsang sebagai Jonny
Anjelica Lee sebagai Julie
Kim Yun Seok sebagai Macau Park
Ye Su Jeong sebagai Madame Tiffany
Kim Hye Su sebagai Pepsi
Director:
Merupakan film keempat bagi Choi Dong-Hoon setelah Woochi (2009).
Merupakan film keempat bagi Choi Dong-Hoon setelah Woochi (2009).
W For Words:
Korea Selatan tampaknya sudah mulai mengambil alih tampuk perfilman Asia yang selama berpuluh-puluh tahun dipegang oleh Hongkong dengan keberanian dan inisiatifnya mengolah ide-ide baru yang lebih menjual bagi pasaran internasional. Kali ini penulis dan juga sineas Choi Dong Hoon menggarap film yang paling ditunggu dengan plot sedemikian rupa sehingga lokasi syutingnya mencakup Hongkong, Macau dan Korea Selatan itu sendiri. Jajaran castnya pun menampilkan nama-nama tenar dari negara-negara tersebut. Menarik bukan?
Korea Selatan tampaknya sudah mulai mengambil alih tampuk perfilman Asia yang selama berpuluh-puluh tahun dipegang oleh Hongkong dengan keberanian dan inisiatifnya mengolah ide-ide baru yang lebih menjual bagi pasaran internasional. Kali ini penulis dan juga sineas Choi Dong Hoon menggarap film yang paling ditunggu dengan plot sedemikian rupa sehingga lokasi syutingnya mencakup Hongkong, Macau dan Korea Selatan itu sendiri. Jajaran castnya pun menampilkan nama-nama tenar dari negara-negara tersebut. Menarik bukan?
Popeye dan asistennya Zampano meninggalkan Korea untuk merencanakan sebuah perampokan berlian ‘Air Mata Matahari’ bernilai tinggi di Macau. Mereka mengajak ibu dan anak pencuri yaitu Chewing Gum dan Yescall yang baru saja memperdaya pemilik Leesung Gallery serta Pepsi yang baru dibebaskan dari penjara. Ternyata mafia veteran Chen dari Hongkong juga memiliki rencana yang sama dengan bantuan Jonny dan Andrew yang setengah berdarah Korea. Kedua kelompok itu sepakat berafiliasi ditambah dengan putri pembobol brankas ternama, Julie dan juga mantan bos Popeye, Macau Park. Berhasilkah misi besar tersebut di luar agenda tersembunyi yang dimiliki masing-masing personilnya?
Banyak pihak menyebutkan judul-judul seperti The Big Swindle (2003), Tazza : The High Rollers (2006), The Chaser (2008) serta The Yellow Sea (2010) sebagai referensi film ini. Namun Hollywood sendiri memiliki deretan sejarahnya untuk tema serupa, sebut saja Heist (2001), Ocean’s Eleven (2001) dan sekuelnya serta The Italian Job (2003) yang juga proyek remake tersebut. Sutradara Choi tampak masih terpengaruh gaya sinema Hongkong dengan permainan tempo yang dibutuhkan sebuah action thriller sesuai dengan penempatan berbagai elemen genre sejenis ke dalam narasinya.
Sulit untuk mengatakan jika ragam karakter yang terlibat telah mendapatkan porsi yang seimbang selama 135 menit. Memang Gianna, Jeong Jae, Hye Su dan Yun Seok kebagian mayoritas screentime tapi tidak lantas menutupi kesempatan aktor-aktris lain untuk unjuk gigi kala diberi kesempatan. Baik protagonis maupun antagonis kebagian menerjemahkan karakteristik masing-masing lewat dialog-dialog “berisi” dan keahlian yang berbeda-beda dalam upaya memperkuat bangunan cerita yang penuh dengan twist di setiap tikungannya itu. Kendalanya mungkin hanyalah pergantian bahasa repetitif yang terkadang mengganggu pelafalannya.
Apabila sebelumnya nuansa Korea amatlah kuat dalam film-film produksi lokal seperti yang ditunjukkan dalam dua cult movie mereka yaitu Tae Gukgi (2004) dan The Host (2006), maka disini tidak demikian. Unsur cosmopolitan tanpa mengkotak-kotakkan ras atau gender lebih ditonjolkan demi terciptanya sebuah blockbuster bercitarasa universal. Anda akan berdecak kagum melihat sajian kejar-kejaran, kebut-kebutan, tembak-menembak, lompat-melompat sampai terjun bebas dengan memakai sling yang kesemuanya terlihat meyakinkan.
The Thieves memang hiburan menyenangkan yang tampak cerdas, percaya diri, menjual dan penuh adrenalin sehingga cuma menyisakan sedikit waktu bagi penonton untuk berpikir secara logis atau setidaknya cukup peduli pada nasib salah satu tokohnya. Disitulah pintarnya Choi menyiasati lubang-lubang dalam plot yang masih tersisa untuk dibahas setelah film berakhir dengan teman menonton anda. Setidaknya selama duduk di dalam bangku bioskop, anda dibuat sibuk menikmati pengkhianatan demi pengkhianatan yang tak terhitung bermotif uang, harga diri dan balas dendam. Guess who’s gonna walk away full-handed? That’s the only question you can only ask!
Durasi:
135 menit
135 menit
Asian Box Office:
12,326,147 in Korea till Sept 2012
12,326,147 in Korea till Sept 2012
Overall:
8 out of 10
8 out of 10
Movie-meter:
Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent