Saturday, 22 September 2012

ARCHITECTURE 101 : When First Love Gets Another Shot


Quotes: 
Seung-Min: If I give up here, I think I will regret

Nice-to-know: 
Film yang diproduksi oleh Myung Films ini sudah rilis di Korea pada tanggal 22 Maret 2012 yang lalu.

Cast: 
Eom Tae-woong sebagai Seung-min Dewasa
Han Ga-in sebagai Seo-Yeon Dewasa
Lee Je-hoon sebagai Seung-min Muda
Bae Su Ji sebagai Seo-Yeon Muda
Ko Jun-hee sebagai Eun-chae
Kim Dong-Joo sebagai Ibu Seung-Min
Lee Seung-Ho sebagai Ayah Seo-Yeon

Director:
Merupakan
film kedua bagi Lee Young-Ju setelah Possessed (2009).

W For Words: 
Saya percaya sebuah statistik yang menyatakan bahwa hanya 1 dari setiap 1000 orang di dunia yang beruntung bisa hidup bahagia bersama cinta pertamanya. Sisanya harus berakhir di tengah jalan karena 1001 alasan yang tidak akan pernah sama. Bagaimana jika anda mendapatkan satu kesempatan lagi untuk berjumpa dengan cinta pertama anda di waktu dan kondisi yang sudah sangat jauh berbeda? Melodrama Korea yang hak distribusi nya dipegang oleh Lotte Entertainment ini berupaya mempresentasikan kasus langka tersebut sedekat mungkin dengan kenyataan.

Arsitek Seung Min tiba-tiba mendapat kunjungan wanita tak dikenal yang menginginkan dirinya membangun kembali rumah masa kecilnya di Pulau Jeju. Dia adalah Seo Yeon yang ternyata cinta pertama Seung Min di tahun pertama kuliah kelas arsitektur. Awalnya Seung Min menolak sebelum menyanggupi tugas terakhirnya ini sebelum bertolak ke Amerika Serikat. Kenangan indah kembali bangkit dimana kisah cinta lama mereka ternyata belum benar-benar selesai. Mungkinkah kesempatan kedua itu datang?

Sutradara sekaligus penulis skrip Lee Young-ju secara lugas membagi frame ke dalam dua masa yang berbeda dengan rentang waktu 15 tahun. Alur maju mundur itu sedikit banyak membantu penonton untuk bersungguh-sungguh memahami karakter Seung Min dan Seo Yeon sesuai usia mereka. Beberapa tempat yang menjadi lokasi syuting seperti kelas, kantor, rumah keluarga, warung makan juga mampu memberikan nuansa yang dibutuhkan termasuk rumah yang dibangun secara khusus di Kota Namwon, Pulau Jeju. Referensi struktural tahun 90an juga tidak hilang, lihat saja gaya rambut, baju gombrong, pemutar cd, komputer harddisk terbatas dan tentunya radio panggil alias pager

Tokoh Seung Min muda akan membuat banyak penonton pria bersimpati. Siapa yang tidak pernah merasakan ada di posisinya? Deg-degan melihat gadis pujaan lewat, keinginan memegang tangan dan menciumnya, meluangkan waktu bersama, menyatakan perasaan terdalam dsb. Je-hoon menjiwainya dengan naïf dan nervous sekaligus, tipikal lelaki pemalu yang lebih memilih mundur daripada maju dan menelan kekalahan. Tae-woong melanjutkan karakter tersebut ke dalam pria dewasa yang mandiri, rasional dan berkemauan keras. I love the transformation here!
 
Tokoh Seo Yeon remaja jelas pujaan banyak lelaki. Cantik, lembut, bercita-cita menjadi pianis ternama dan berasal dari kalangan berada. Su Jie menokohkannya dengan ceria dan bersemangat, tipikal gadis yang bisa mendapatkan apa saja. Ga-in melanjutkan karakter tersebut ke dalam wanita dewasa yang tegar, percaya diri dan tahu apa yang diinginkannya. Itulah sebabnya, Seo Yeon selalu tampak selangkah lebih maju di depan Seung Min untuk urusan inisiatif walau tidak sampai dikatakan agresif.

Bukan cuma urusan cinta, Young-ju turut menghadirkan apa yang biasanya ada di film negeri ginseng tersebut yaitu keluarga! Kecintaan Seo Yeon pada ayahnya terlihat dari tekadnya membangun kembali rumah yang telah runtuh serta kunjungan besuknya di rumah sakit. Relasi naik turun Seung Min dan ibunya justru lebih dalam lagi, pertengkaran dan perpisahan yang emosional juga mewarnai kehidupan mereka yang sederhana. Konektivitas sebuah hubungan panjang dilakukan lewat simbolis pintu rusak dan kaos Geuss milik Seung Min remaja serta batu bata tinggi badan dan jejak kaki milik Seo Yeon kecil. Hal-hal sepele yang bermakna dalam apabila diusung secara tepat.

Memori cinta pertama dan patah hati pertama bisa jadi membekas di lubuk terdalam setiap orang. Architecture 101 membangkitkan itu semua secara wajar dan relevan. Berbagai kesalahpahaman yang mengarah pada keputusan yang salah kerapkali berujung pada penyesalan dan rasa penasaran tanpa jawab di kemudian hari. Sad factor kali ini adalah perasaan pilu menyaksikan dua orang yang sebetulnya saling mencintai tapi tidak bisa bersama. Itulah realita pahit bahwa hidup memang tak selalu berakhir bahagia. Eventhough might not the way you want it to be but the ending sticks just perfectly to the statement.

Durasi: 
118 menit

Overall: 
8.5 out of 10

Movie-meter:

Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent