Sadako: Bukan.. Bukan kau orangnya..
Nice-to-know:
Film yang diproduksi secara kolaborasi oleh Kadokawa Pictures, Tokai Television Broadcast Company, Shizuoka Telecasting, Kansai Telecasting (KTV), Tohokushinsha Film Corporation ini rilis di Jepang pada tanggal 12 Mei 2012 yang lalu.
Cast:
Ai Hashimoto sebagai Sadako
Satomi Ishihara sebagai Akane Ayukawa
Kôji Seto sebagai Takanori Ando
Yusuke Yamamoto sebagai Kiyoshi Kashiwada
Tsutomu Takahashi
Shôta Sometani
Hikari Takara
Ryôsei Tayama
Director:
Merupakan feature film keempat Tsutomu Hanabusa setelah terakhir Ike! Danshi koukou engekibu (2011).
W For Words:
Nyaris semua pecinta film setidaknya mengenal Sadako, sosok hantu perempuan Jepang berambut panjang dan berbaju putih yang lahir atas ide Koji Suzuki yang kemudian dipopulerkan oleh franchise Ringu (1998), Ringu 2 (1999), Ringu 0 (2000). Entah apa yang ada di pikiran produser Atsuyuki Shimoda untuk membangkitkannya kembali lebih dari satu dekade kemudian. Keuntungan semata? Atau sekadar meremajakannya dalam format masa kini yaitu 3D? Anda boleh memiliki pendapat masing-masing dan sebagian besar diantaranya pasti tergerak untuk menyaksikannya. Tidak percaya?
Guru SMU, Akane mendengar desas-desus bahwa ada video bunuh diri beredar di internet yang menyebabkan pemirsanya turut bunuh diri. Awalnya ia tak percaya tapi satu persatu korban berjatuhan. Selain itu kekasihnya Takanori juga menghilang setelah menontonnya. Penyidikan mengarah pada seorang pemuda bernama Kashiwada yang bertekad membangkitkan kembali arwah Sadako untuk menghancurkan dunia. Kini Akane harus mengerahkan segenap keberaniannya sebelum semuanya terlambat.
Tampaknya duet penulis skrip Yoshinobu Fujioka dan Tsutomu Hanabusa menyadari bahwa jaman kaset video sudah berganti menjadi video streaming sehingga media yang digunakan untuk kemunculan Sadako pun berubah dari televisi tabung menjadi smartphone berbasis internet tanpa harus saya sebutkan merknya. Namun apakah media 4 inci tersebut “muat” dibandingkan 21 inci? Mereka cukup cerdas untuk menampilkan tangan Sadako saja yang keluar dari layar secara cepat, tiada lagi tubuh yang merangkak dengan slow motion.
Sosok Kiyoshi Kashiwada mungkin mengingatkan anda pada karakter Light Yagami dalam Desu noto (2006) dimana Yusuke Yamamoto didandani mirip bintang rock. Tokoh sentral disini adalah si cantik Satomi Ishihara yang terlihat lemah gemulai tapi mampu melakukan perlawanan dengan “cara”nya sendiri yang akan membuat anda bertepuk tangan. Tidak banyak yang bisa dilakukan Koji Seto atau Tsutomo Takahashi dengan kemunculan ala kadarnya itu. Penampilan spesial Ai Hashimoto mungkin dapat memuaskan rasa rindu anda padanya. Don’t know what I’m trying to say here!
Efek 3D nya tidak banyak membantu. Sutradara Tsutomu Hanabusa “hanya” memanjakan anda dengan tangan menjulur, lengan pucat, gumpalan rambut panjang atau tubuh Sadako yang melayang-layang masuk ke dalam sumur. Temponya memang lebih cepat dengan teror yang lebih bombastis tapi fans lawas franchise ini rasanya tidak akan mengapresiasi hal-hal tersebut. Endingnya pun terasa konyol saat monster-monster imitasi Sadako bermunculan dengan gaya laba-laba. Sungguh menggelikan!
Sadako 3D lebih banyak memicu tawa dibandingkan ketakutan penonton karena kebodohan premis dan keabsurdan plot ceritanya. Mudah-mudahan hal ini masih dapat meraup sejumlah dollar dari sejumlah orang yang penasaran selayaknya penonton Indonesia yang datang berbondong-bondong ke Blitzmegaplex. Tidak ada lagi intensitas ketegangan ala Hideo Nakata yang merambat lewat suguhan misteri yang sulit diungkapkan. Hasil akhirnya lebih menyerupai horor kelas B yang tidak inspiratif samasekali. This is how Japan has ruined its own horror icon.
Durasi:
96 menit
Overall:
6 out of 10
Movie-meter:
Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent