Friday, 13 April 2012
SANUBARI JAKARTA : Omnibus Ketukan Hati Realita LGBT
Quotes:
Reuben: Kamu tuh pertama kali suka sama siapa?
Mia: Sama.. Monyet!
Nice-to-know:
Diproduksi oleh Kresna Duta Foundation, Ardhanary Institute, Ford Foundation dimana screeningnya diadakan di PPHUI pada tanggal 7 April 2012.
Cast:
Gesata Stella sebagai Theresa/Bianca
Agastya Kandou sebagai Aga
Reva Marchellin
Timothy Hendry Munthe
Pevita Pearce
Miea Kusuma
Hernaz Patria
Filippo
Tata Trianti
Herfiza Novianti
Permatasari Harahap
Albert Halim
Raditya
Gia Partawinata sebagai Acel
Alviano
Haffez Ali sebagai Drajat
Dinda Kanyadewi
Dimas Hary CSP
Belvany
Ajeng Sardi
Kiki Machina
Raina
Ence Bagus
Reuben Elishama Hadju
Irfan Guchi
Arswendi Nasution
Jefan
Intan
Deddy Corbuzier
Illfie
Rangga Djoned
Ruth Pakpahan
Bemby Putuanda
W For Words:
Isu LGBT alias Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender memang tidak dapat dihindari dan akan selalu mengiringi kehidupan masyarakat di berbagai belahan dunia manapun juga. Tidak ada yang salah dengan hal tersebut meskipun pemahaman setiap orang jelas berbeda-beda. Lola Amaria yang menggandeng beberapa lembaga dan institusi berinisiatif merangkul filmmaker-filmmaker anyar untuk terlibat dalam proyek omnibus yang keseluruhan ceritanya ditulis oleh Laila Nurazizah ini.
Berikut urutan favorit saya:
KOTAK COKLAT - Sim F (10 menit) Transgender
Reuben dipertemukan oleh Mia. Keduanya saling menunjukkan ketertarikan dan sepakat berkencan. Seiring waktu berjalan, Mia mulai ragu apakah Reuben bisa menerima fakta siapa dirinya sesungguhnya. Ingatan keduanya kembali pada masa lalu ketika mereka masih anak-anak. Akankah Reuben mengurungkan niatnya untuk melamar Mia setelah melihat kotak rahasia itu?
>Back and forth antara masa kini dan masa lalu disajikan secara chic dan modern. Penonton diajak mengenal sosok Reuben dan Mia kecil dan dewasa dimana persinggungan konflik era masing-masing juga silih berganti dihadirkan. Adegan pamungkas di penghujung film yang dilematis itu membuktikan bahwa kesempatan kedua memang layak ditunggu.
KENTANG – Aline Jusrina (12 menit) Gay
Pasangan gay tengah melepas rindu setelah lama tak bersua. Gangguan demi gangguan tak kunjung reda mulai dari telepon ibu Drajat, skripsi yang belum kelar, kamar kos yang bocor di kala hujan hingga tetangga sebelah yang tiba-tiba meminjam golok. Semua itu membuat Acel gusar dan memutuskan untuk pergi dengan kekesalan yang memuncak di hatinya.
>Walaupun anda tak mengerti kedalaman rasa di antara dua pria yang saling menjalin cinta, segmen ini bisa memberikan gambaran jujur. Aline bertutur dengan lugas lewat suguhan adegan slapstick yang terbangun oleh dialog humoris vulgar nan menggelitik. Haffez Ali dan Gia Partawinata berakting dengan meyakinkan di atas perbedaan tingkatan sosial yang terbentang di antara mereka. Witty!
MENUNGGU WARNA - Adriyanto Dewo (10 menit) - Gay
Satrio tengah menunggu lampu merah berganti hijau tatkala melihat Adam di persimpangan dari kejauhan. Begitu berganti hijau, keduanya saling berkenalan dan menjalin hubungan asmara yang mulus dan jujur. Kebersamaan mereka seakan tidak dapat dipisahkan oleh situasi apapun. Apa yang terjadi jika Satrio harus kembali pada posisi awal lagi dimana masa depannya bisa jadi tak lagi sama.
>Permainan gambar hitam putih dari Adriyanto amatlah menarik, menyapu setiap sudut kota dengan guratan absurditasnya. Terkadang film ini seakan membawa penonton ke alam mimpi dimana semuanya terasa indah tanpa gangguan apapun. Sindiran terhadap salah satu “ormas” masyarakat yang acapkali menerapkan aturan sendiri tersebut menjadi tamparan halus.
1/2 - Tika Pramesti (10 menit) - Gay
Pewarnaan kontras dimana merah mewakili perempuan bernama Anna dan biru mewakili laki-laki bernama Abi. Keduanya sama-sama berhubungan dengan Biyan yang cuek dan berjiwa bebas. Perbedaan kepribadian membuat keduanya sering berargumen. Apakah sesungguhnya Anna dan Abi adalah satu orang dengan dua sisi liarnya terhadap pria yang mereka sukai?
>Konsep menarik dari Tika dimana film pendek ini bercerita dengan baik melalui analogi warnanya. Sosok Biyan yang petualang digambarkan cool. Sedangkan Abi/Anna cenderung introvert. Pertentangan suara hati dalam satu sosok memang lumrah terjadi bahkan pada orang normal sekalipun. Status gay/lesbian/biseksual seseorang lah yang membuat pertentangan tersebut menjadi semakin kompleks.
LUMBA-LUMBA - Lola Amaria (12 menit) - Bisexual
Saat menjemput putri kecilnya di TK Lumba-lumba, Anggya bersua dengan gurunya yang cantik, Adinda. Keduanya memulai “langkah” untuk saling mengenal hingga terjalin keintiman dalam waktu yang singkat. Suami Anggya, Aga yang ternyata seorang biseksual juga mulai mencium kejanggalan ini tapi memilih bungkam akan kepalsuan rumah tangga yang mereka jalani selama ini.
>Ide untuk membangun rumah tangga palsu bisa jadi menghinggapi gay atau lesbian manapun demi memenuhi tuntutan status sosial yang berlaku di masyarakat. Lola mengambil tema ini dengan taktis lewat storytelling yang lancar dan tepat sasaran. Gesture Anggya dan Adinda yang amat personal sudah cukup membuat penonton berimajinasi akan afeksi kasih sayang yang tengah mereka bagi bersama.
PEMBALUT - Billy Christian (7 menit) Lesbian
Pasangan lesbian yang tengah berargumen. Theresia yang memutuskan menikahi pria demi kelangsungan hidupnya ditentang keras oleh Bianca yang menganggap konsep itu tidak rasional. Perjumpaan terakhir mereka diwarnai oleh Bianca yang tengah datang bulan serta mantannya yang datang dari desa membuat Theresia semakin yakin dengan pilihannya.
>Plot ceritanya sendiri tergolong biasa. Namun yang luar biasa adalah akting pendatang baru yang mengawali karirnya sebagai LOOK model, Gesata Stella. Gesa memerankan empat karakter sekaligus dengan tampilan dan intonasi yang berbeda-beda. Penjiwaan secara emosional memang menguras upaya tapi ia berhasil melakukannya. Thumbs up! Pengarahan Billy Christian juga patut diacungi jempol yang kembali lagi dengan shot-shot andalannya. Interesting!
MALAM INI AKU CANTIK - Dinda Kanyadewi (9 menit) Bisexual
Seorang waria bernama Agus seharusnya hidup bahagia dengan istri dan anaknya di kampung. Kesulitan keuangan membuatnya terpaksa “menjual” diri kepada pria-pria penyuka seks menyimpang walaupun harus dicemooh warga sekitar kala pulang pagi setelah mangkal. Apakah Agus hanyalah korban dari kerasnya kehidupan kota besar atau justru memenuhi panggilan jiwanya?
>Kehidupan waria selalu menjadi cerita yang menarik jika berbicara tentang isu LGBT. Motif mereka masing-masing berbeda dan Dinda Kanyadewi kali ini menghadirkan tokoh Agus yang berperawakan besar dan berkepala plontos. Adegan seksual yang terkandung disini cukup eksplisit sekaligus miris untuk disaksikan, menegaskan getirnya proses bertahan hidup demi sejumlah uang yang tak seberapa.
TERHUBUNG - Alfrits John Robert (12 menit) Lesbian
Kartika adalah gadis yang hidupnya selalu diatur termasuk dijodohkan oleh ibunya dengan pria yang tak dicintainya. Sedangkan Agatha adalah gadis mandiri yang baru saja putus dari pasangan perempuannya karena memilihuntuk menikah. Suatu siang, keduanya sama-sama berniat membeli bra baru dan menuju toko yang sama. Akankah takdir bekerja dengan cara yang misterius?
>Tidak ada elemen yang spesial dalam segmen ini. Semua mengalir tanpa riak. Rumah tangga yang dijalani Kartika tidak sampai menohok dengan klimaks. Sebaliknya interaksi Agatha dengan sahabat pria yang sudah sangat mengertinya juga tidak meninggalkan kesan apa-apa. Pertemuan tanpa disengaja yang seharusnya menjadi klimaks juga tidak lantas mengisi kekosongan hidup di antara keduanya.
SURAT UNTUK A - Fira Sofiana (12 menit) Transgender
Pria paruh baya bernama Ari sedang mengetik selembar surat kepada seseorang bernama A. Ia menjabarkan perjuangan seorang perempuan berjiwa laki-laki yang nekad melakukan operasi kelamin demi mempertegas jati dirinya. Flashback masa lalu pun menunjukkan kebingungan A menghadapi lingkungan sekitarnya termasuk menyukai sesama perempuan di sekolahnya.
>Pendekatan yang dilakukan Fira terlalu linier sehingga tergolong datar terlepas dari usaha flashback untuk menekankan konfliknya. Alhasil penonton seperti hanya disuguhi serangkaian sekuensi adegan “tak bernyawa” yang membingungkan sebelum tertegun di bagian akhirnya tanpa mampu menangkap esensi yang sesungguhnya.
TOPENG SRIKANDI - Kirana Larasati (9 menit) Transgender
Seorang perempuan bernama Srikandi berdandan sebagai laki-laki dalam melakukan presentasi di sebuah kantor. Bos-bos perusahaan tersebut adalah para lelaki hidung belang yang kerapkali melecehkan wanita termasuk dirinya di masa lalu. Kini Srikandi membuka jati dirinya di hadapan mereka sambil mengingatkan siapa dirinya sesungguhnya yang sudah menjadi korban
>Impersonifikasi yang dilakukan Herfiza Novianti dari perempuan menjadi lelaki sebenarnya lumayan menarik tetapi pertentangan batinnya tidak cukup kuat untuk membuat penonton merasakan rasa sakit macam apa yang sesungguhnya pernah dialami oleh Srikandi. Penampilan Deddy Corbuzier dkk tidak membantu dan cenderung mengundang derai tawa.
Saya acungkan dua jempol bagi omnibus satu ini yang berani mengangkat tema sensitif. Sanubari Jakarta akan mengetuk pintu hati anda semua sewaktu melintasi babak demi babak kehidupan orang-orang yang dianggap “abnormal” oleh lingkungannya. Sebuah kenyataan yang tersimpan rapat tanpa bisa tersembunyikan di setiap sudut kota, berusaha agar tidak dihakimi norma-norma yang berlaku. Honest, witty and colorful presentation with every themes in it. Keep your mind wide open to understand its own message!
Durasi:
100 menit
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter: