Nat: You know, Becca, when your brother died, I found the church very helpful.
Becca: I know. I know you did, but that's you. That's not me, and Danny... Danny isn't Arthur.
Storyline:
Suami istri Becca dan Howie Corbett merupakan pasangan berbahagia yang tiba-tiba dunianya hancur saat putra mereka Danny yang baru berusia 4 tahun tewas dalam kecelakaan mobil. 8 bulan berlalu tapi Becca masih saja berduka dan menentang rencana Danny yang berniat memiliki anak lagi. Karena menghabiskan hari-hari di rumah tak jarang Becca berdebat dengan ibunya Nat dan saudarinya Izzy yang tengah mengandung. Belum lagi kebiasaannya menguntit Jason yang menyebabkan Danny tewas. Keluarga Corbett pun menyadari bahwa terombang-ambing dalam kesedihan bisa saja menghancurkan apa yang telah mereka punyai bersama..
Nice-to-know:
Syutingnya membutuhkan 28 hari dan merupakan refleksi pribadi sang sutradara yang kehilangan saudara kandung laki-lakinya yang berusia 14 tahun pada saat ia sendiri berusia 10 tahun.
Cast:
Memenangi Oscar di usia 36 tahun lewat The Hours (2002), Nicole Kidman berperan sebagai Becca
Karirnya diawali di usia 24 tahun lewat film televisi Double Jeopardy (1992), Aaron Eckhart bermain sebagai Howie
Dianne Wiest sebagai Nat
Miles Teller sebagai Jason
Tammy Blanchard sebagai Izzy
Sandra Oh sebaga Gaby
Giancarlo Esposito sebagai Auggie
Director:
Merupakan film ketiga bagi John Cameron Mitchell yang karir sutradaranya diawali lewat Hedwig and the Angry Inch (2001).
Comment:
Lagi-lagi sebuah melodrama bertemakan kehilangan anak. Bedanya film ini tidak dimaksudkan untuk membuat penonton terhanyut karena lebih menekankan pada sisi satirnya. Terlihat dari interaksi antar anggota keluarga maupun orang-orang di luar lingkaran mereka yang secara tidak langsung dilibatkan juga. David Lindsay-Abaire yang mengerjakan skrip untuk pertunjukan teaternya juga ditunjuk untuk menangani versi layar lebarnya ini.
Tidak ada keraguan sedikitpun saat melihat nama Kidman dan Eckhart menjadi leading castnya. Apalagi posternya yang begitu kaya ekspresi dari keduanya. Becca yang sensitif selalu mengeluh waktunya banyak dihabiskan di rumah sehari-hari sedangkan Howie yang berusaha tegar kerapkali mendapat penolakan dari istrinya. Keduanya menampilkan ikatan yang sangat kuat disini. Anda dapat melihat kebahagiaan yang semula terpancar berubah menjadi kegetiran yang tak jarang memicu pertengkaran di antara mereka.
Sutradara Mitchell juga melakukan pendekatan yang tidak biasa dan menjadi kelebihan tersendiri. Film diawali dengan petunjuk yang sangat sedikit akan apa yang sesungguhnya terjadi pada keluarga Corbett. Namun seiring berjalannya durasi, semua terungkap dengan begitu detil dan anda akan merasa bahwa Becca dan Howie secara pribadi mungkin tidak jauh berbeda dengan tetangga anda sendiri. Perspektif anda digiring untuk bisa memahami konflik-konflik yang terjadi.
Beberapa sisi satir yang coba disampaikan berhasil menohok audiens sekaligus memancing tawa getir. Lihat saja perdebatan Becca dan Nat mengenai Tuhan ataupun kehilangan putra yang kebetulan sama-sama mereka alami walau berbeda sebab. Atau bagaimana Becca berusaha menemukan jawaban atas kegalauannya justru dari sosok Jason. Lain lagi dengan Howie yang berupaya mencari pelampiasan dari figur Gaby. Sangat manusiawi! Namun film ini tidak membiarkan hal-hal klise semacam itu merusak momen yang sudah terbangun dengan sempurna begitu saja.
Rabbit Hole akan menghanyutkan anda di setiap menitnya dengan eksekusi yang brilian dan teramat nyata. Permainan akting kelas Oscar dari Kidman-Eckhart dan juga aktor-aktris pendukung lainnya. Kelemahan mungkin hanya di bagian ending yang tidak mengkonklusikan apa-apa. Jika mau menyerahkan pada penonton untuk berpikir masing-masingpun seharusnya dilengkapi dengan kisi-kisi yang lebih tajam. Meskipun demikian, perasaan hampa akibat kehilangan memang sebaiknya disikapi dengan kerelaan dan kemauan untuk terus maju menyongsong kesempatan lain yang segera datang.
Durasi:
85 menit
U.S. Box Office:
$2,221,809 till Apr 2011
Overall:
7.5 out of 10