Storyline:
Sesampainya di Perth untuk menuntut ilmu, Lola yang masih berusia 16 tahun malah kerapkali bertemu Dhany, cowok sombong yang selalu berlaku tidak manis padanya. Belum lagi sikap Tiwi, roommatenya yang sok bule dan gemar berganti-ganti pacar itu menerapkan berbagai aturan yang tidak fair. Beruntung masih ada Ari, siswa senior yang menaruh hati pada Lola. Sesungguhnya Dhany juga tertarik pada Lola tetapi takut dicemooh teman-temannya yang rata-rata kalangan elite yang mementingkan kekayaan dan gaya hidup. Siapakah yang pada akhirnya dipilih Lola dan bagaimana ia menyesuaikan diri dengan kota Perth yang kadang terasa tidak bersahabat baginya?
Nice to know:
Diproduksi oleh MD Pictures dan gala premierenya dilangsungkan di Studio eX XXI tanggal 28 Desember 2010.
Cast:
Derby Romero sebagai Dhany
Gita Gutawa sebagai Lola
Petra Sihombing sebagai Ari
Michella Putri sebagai Tiwi
Director:
Film keempatnya di tahun 2010 ini bagi Findo Purwono HW setelah Menculik Miyabi, Lihat Boleh Pegang Jangan dan Hantu Tanah Kusir.
Comment:
7 tahun berlalu sejak kesuksesan fenomenal Eiffel I'm In Love yang melejitkan nama Samuel Rizal dan Shandy Aulia. Beberapa film setelahnya dianggap mengekor termasuk sekuelnya dan spin-offnya Lost In Love. Lalu di tahun 2010 ini munculnya Love In Perth yang lagi-lagi menggunakan format serupa yaitu cinta segitiga antara satu remaja wanita dan dua remaja pria (yang satu baik, yang satu menjengkelkan) dimana bisa anda tebak kalau si cewek akan memilih cowok yang menyebalkan. Kadang ungkapan most girls love bad boys ada benarnya juga.
Yang berbeda adalah setting yang berpindah dari Paris ke Perth yang juga merupakan salah satu kota di Australia yang banyak dituju oleh siswa-siswi Indonesia untuk belajar. Beruntung film ini tidak sekadar menempelkan judul, sebab Perth National High School dan beberapa scene pelabuhan serta tentunya taman-taman indah sebagai latar belakangnya. Tidak sia-sia jika Perth dijuluki Kota Seribu Taman. Alunan suara Gita dan Derby selaku dua bintang utamanya juga cukup dominan meski terkadang lagu-lagunya agak dipaksakan masuk ke setiap adegan.
Bagaimana dengan akting mereka sendiri? Harus diakui debut Gita dan Derby cukup menarik disini. Hanya saja tampang girly dan boyish mereka masih tidak dapat dipungkiri sehingga terkadang risih melihat dua remaja muda ini bermesraan, walaupun masih dalam batas-batas yang bisa diterima. Gita terkadang terlalu polos untuk disebut lugu disini. Karakter Lola di tangannya digambarkan pintar dan moody. Sedangkan Derby sebagai Dhany masih kurang tengil dan bad boy meskipun gaya busananya sudah disesuaikan sedemikian rupa. Dua karakter pendukung yang unik adalah Petra yang kalem dan Michella yang sok bule itu. Sayang keduanya terasa tempelan belaka sehingga kurang masuk ke dalam penokohan inti.
Sutradara Findo lagi-lagi bermain "aman" tapi setidaknya tidak membombardir film ini dengan humor-humor slapstick yang terkadang menjurus mesum seperti yang sudah-sudah. Ia cukup berhasil menyiasati keterbatasan lokasi dan waktu syuting yang pasti membengkak karena dibawa ke luar negeri. Konsep asmara on-off mampu dimaksimalkannya dengan wajar terlepas ada beberapa konflik yang terkesan dibuat-buat untuk memperpanjang cerita.
Saya bertanya-tanya mengapa MD Pictures tidak cukup percaya diri hingga menunda perilisan Love In Perth sampai satu tahun! Menurut saya sebagai tontonan remaja, Love In Perth cukup menarik dan bisa jadi menghibur karena aktor-aktris yang bermain di dalamnya masih fresh dan berbakat. Dugaan saya ada pemangkasan durasi dengan pemotongan beberapa adegan yang dianggap tidak perlu untuk lebih "menjual". Tidak heran jika durasinya tergolong singkat. Sebagai penutup tahun 2010 ini tidak ada salahnya anda menyaksikan yang satu ini tanpa berekspektasi terlalu tinggi.
Durasi:
80 menit
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa