Storyline:
Gaya hidup hedonis tiga sahabat yakni Harta, Angga dan Kris dapat dikatakan memuncak padahal kewajiban menuntaskan kuliah dengan tenggat waktu skripsi sudah di depan mata. Pada suatu malam setelah clubbing dan mabuk, mereka terbangun di sebuah kapal asing terombang-ambing di lautan. Sesampainya di daratan yang belakangan diketahui bernama Borneo itu, ketiganya bertemu Kepala Suku yang bijaksana dan memperlakukan mereka sebagai tamu. Sayangnya Angga dan Kris tanpa sengaja menyebabkan kebakaran gubuk yang mereka tempati. Kontan ketiganya dihukum untuk kerja bakti sebelum boleh kembali ke Jakarta. Tak lama kemudian, Harta berjumpa Riana, mahasiswa Kedokteran yang juga putri Kepala Suku. Di sisi lain seorang pengusaha bernama Handoyo tengah mengincar tanah setempat untuk dibangun ulang. Akankah petualangan ketiganya membawa babak baru dalam kehidupan mereka?.
Nice to know:
Diproduksi oleh Rapi Films dan gala premierenya dilangsungkan di fX Platinum XXI tanggal 23 Desember 2010.
Cast:
Ringgo Agus Rahman sebagai Harta
Deddy Mahendara Desta sebagai Angga
Dennis Adhiswara sebagai Kris
Siti Anizah sebagai Riana
Joe P-Project sebagai Handoyo
Piet Pagau sebagai Kepala Suku
Director:
Baru saja menyelesaikan Senggol Bacok beberapa bulan lalu, Iqbal Rais kembali lagi dengan genre komedi yang masih mengandalkan aktor-aktor kesayangannya.
Comment:
Saya harus akui plot cerita film ini menarik, terlepas dari intervensi pengaruh beberapa film asing yang juga mengangkat tema serupa. Sah-sah saja jika mampu dikombinasikan secara baik dengan unsur lokal. Kali ini Iqbal menggabungkannya dengan setting Samarinda yang memang menjadi kota kelahirannya. Berbagai unsur budaya setempat disajikan dengan natural tanpa ada unsur paksaan sama sekali, lengkap dengan setting hutan dan desanya. Perfilman nasional rasanya cukup beruntung memiliki sutradara muda satu ini yang selalu hadir dengan ide dan kreatifitasnya yang tidak melulu itu-itu saja, mengingat sepanjang 2010 penonton sudah cukup muak disodorkan tema yang serupa tapi tak sama.
Plot yang demikian unik tentu saja akan sia-sia jika tidak tereksekusi dengan baik. Dan film ini memiliki kelemahan yang cukup kentara terutama dari segi karakterisasinya. Harta, Kris dan Angga nyaris tidak memiliki ruang yang cukup untuk mengeksplorasi "perangai" masing-masing meskipun waktunya sangat tersedia. Bahasan karakter ketiganya hanya dilakukan secara naratif di prolog film. Diperburuk lagi oleh trio Ringgo, Desta dan Dennis yang sayangnya kali ini kurang ampuh mengeluarkan "jurus-jurus" andalan mereka. Bisa jadi hal ini disebabkan terlalu seringnya Ringgo-Desta berakting dalam genre komedi selama beberapa tahun terakhir apalagi duet keduanya juga kerapkali terjadi di beberapa judul diantaranya. Memang disayangkan terlebih kehadiran aktor senior Piet yang sudah lama absen sudah menjadi nilai plus tersendiri disini.
Premis utama film yang sudah cukup menjual di awal menjadi keteteran memasuki pertengahan durasi. Antusias dan rasa penasaran penonton akan endingnya bisa jadi terganggu karena kelemahan-kelemahan mendasar yang saya sebutkan di atas. Seumpama kapal yang berlayar tanpa riak ombak, datar-datar saja. Alhasil 3 Pejantan Tanggung tidak mampu memaksimalkan segala potensi yang dimilikinya sebagai film penutup tahun 2010 sebagai film komedi dengan misi budaya terselubung.
Durasi:
80 menit
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa