Quotes:
Barnabas Collins: If a man can become a monster, then a monster can become a man.
Nice-to-know:
Kerjasama Tim Burton yang kedelapan dengan Johnny Depp, ketujuh dengan istrinya Helena Bonham Carter, kelima dengan Christopher Lee dan kedua dengan Michelle Pfeiffer.
Barnabas Collins: If a man can become a monster, then a monster can become a man.
Nice-to-know:
Kerjasama Tim Burton yang kedelapan dengan Johnny Depp, ketujuh dengan istrinya Helena Bonham Carter, kelima dengan Christopher Lee dan kedua dengan Michelle Pfeiffer.
Cast:
Johnny Depp sebagai Barnabas Collins
Michelle Pfeiffer sebagai Elizabeth Collins Stoddard
Helena Bonham Carter sebagai Dr. Julia Hoffman
Eva Green sebagai Angelique Bouchard
Jackie Earle Haley sebagai Willie Loomis
Jonny Lee Miller sebagai Roger Collins
Bella Heathcote sebagai Victoria Winters / Josette DuPres
Chloë Grace Moretz sebagai Carolyn Stoddard
Director:
Merupakan feature film ke-16 bagi Tim Burton yang pertama saya kenal lewat Edward Scissorhands (1990).
Johnny Depp sebagai Barnabas Collins
Michelle Pfeiffer sebagai Elizabeth Collins Stoddard
Helena Bonham Carter sebagai Dr. Julia Hoffman
Eva Green sebagai Angelique Bouchard
Jackie Earle Haley sebagai Willie Loomis
Jonny Lee Miller sebagai Roger Collins
Bella Heathcote sebagai Victoria Winters / Josette DuPres
Chloë Grace Moretz sebagai Carolyn Stoddard
Director:
Merupakan feature film ke-16 bagi Tim Burton yang pertama saya kenal lewat Edward Scissorhands (1990).
W For Words:
Film ini diadaptasi dari opera sabun siang hari di stasiun televisi ABC periode 1966-1971 berjudul sama. Namun daya tariknya jelas ada pada faktor Johnny Depp dan Tim Burton selaku aktor utama dan sutradara. Tentunya bukan perkara mudah saat penulis skrip Seth Grahame-Smith berupaya memadatkan 1.225 episode ke dalam versi layar lebar berdurasi 113 menit. Namun seperti yang sudah kita ketahui, seorang Burton biasanya amatlah visioner dalam menerjemahkan karya-karyanya yang cenderung gelap tersebut.
Film ini diadaptasi dari opera sabun siang hari di stasiun televisi ABC periode 1966-1971 berjudul sama. Namun daya tariknya jelas ada pada faktor Johnny Depp dan Tim Burton selaku aktor utama dan sutradara. Tentunya bukan perkara mudah saat penulis skrip Seth Grahame-Smith berupaya memadatkan 1.225 episode ke dalam versi layar lebar berdurasi 113 menit. Namun seperti yang sudah kita ketahui, seorang Burton biasanya amatlah visioner dalam menerjemahkan karya-karyanya yang cenderung gelap tersebut.
Tahun 1752, Joshua dan Naomi Collins berlayar dari Inggris ke Amerika Serikat untuk memulai hidup baru. Sayangnya kesuksesan yang diraih tak berlangsung lama ketika kutukan melanda keluarga mereka. Putranya Barnabas pun harus kehilangan kekasihnya sebelum dimanterai penyihir Angelique Bouchard sehingga menjadi vampir akibat kasih tak sampai. Dua abad kemudian, Barnabas berhasil lolos dari peti yang mengurungnya dan kembali ke Collinwood Manor dimana tinggal dua bersaudara Elizabeth dan Roger dengan anak-anak mereka Carolyn dan David serta Dr. Julia Hoffman dan pelayan Willie Loomis. Keadaan tak lagi sama dan Barnabas seakan mengulang takdirnya saat bertemu pengasuh Victoria Winters yang amat mirip dengan cinta lamanya Josette DuPres.
Harus diakui 30 menit pertamanya menampilkan humor yang kelam dan tajam. Narasi flashback semasa hidup Barnabas yang menggigit plus pengenalan tokoh-tokoh keluarga Collins masa kini yang super duper freak itu. Namun selepas itu sutradara Burton tampak kehilangan sentuhannya untuk mempertahankan film tetap berada dalam relnya. Semua tokoh seakan ingin memiliki “frame”nya sendiri dimana proses perjalanan ke arah sana tak cukup memadai untuk memberikan kesan kuat. Saya tidak heran karena terlalu banyak chapter untuk diceritakan disana-sini dari rangkaian kisah yang amat panjang.
Beruntung kolaborasi Burton dengan Rick Heinrichs tetap maksimal dengan desain produksi yang memukau. Collinswood Manor yang megah dengan dua ratus kamar dan berbagai sudut rahasianya divisualkan secara brilian. Tata rias dan kostum aktor-aktrisnya sukses menonjolkan kesan gothic dan sensasional sesuai karakteristik masing-masing. Alih-alih memperlihatkan perseteruan bisnis antara Angel Bay dan Collins Fishing Fleet and Cannery yang memadai, penonton justru disuguhkan making love scenes yang weird sekaligus fantastis diantara Barnabas dan Angelique!
Film ini mengingatkan saya akan beberapa referensi film lawas klasik seperti Beetlejuice (1988), Death Becomes Her (1992), Blast From The Past (1999) hingga karya-karya Burton sebelumnya yaitu Edward Scissorhands (1990), Corpse Bride dan Charlie and the Chocolate Factory, keduanya rilis 2005. Pesona Depp sendiri masih terjaga lewat penampilan dingin, pucat menyeramkan sampai lugu, kuno menyedihkan seorang Barnabas Collins. Multiple relationships nya dengan Eva Green, Helena Bonham Carter dan Bella Heathcote sekaligus memberikan perspektif kejantanan egois seorang pria sambil menjaga pesona dan elegansinya.
Deretan pendukung yang punya nama dan penuh talenta membuat Dark Shadows mengusung beban yang berat. Tidak heran jika ekspektasi penikmat film dunia semakin tinggi karenanya. Saya pribadi masih bisa menikmatinya karena elemen cheesy but tasty berhasil dipertahankan sepanjang film, adopsi terbaik yang bisa dilakukan terhadap film adaptasi serial televisi uzur. Kesenangan menontonnya sendiri terbilang hit and miss, some works but some not! Film yang seharusnya disikapi dengan santai sambil mengaburkan sedikit kesadaran diri anda untuk bekerja lebih baik. Just like shadows themselves!
Durasi:
113 menit
Overall:
7.5 out of 10
113 menit
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter:
Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent