Quotes:
Brigitte Mohnhaupt: Stop seeing them the way they weren't.
Storyline:
Jerman tahun 1970, serangan bom, ancaman terorisme dan musuh dalam selimut bertubi-tubi menghantam rapuhnya sistem demokrasi Jerman. Gerakan perlawanan dibentuk oleh Andreas Baader, Ulrike Meinhof dan Gudrun Ensslin yang memerangi kekerasan yang diartikan sebagai wajah baru fasisme. Tujuannya adalah menciptakan masyarakat yang lebih aman walaupun nyawa mereka sendiri bisa terancam, terlebih kepala satuan polisi Horst Herold sudah mengendus keberadaan RAF. Akankah perjuangan tersebut akan sia-sia artinya?
Nice-to-know:
Merupakan wakil Jerman untuk berkompetisi dalam ajang Academy Awards 2009 dalam kategori Film Berbahasa Asing Terbaik.
Cast:
Martina Gedeck sebagai Ulrike Meinhof
Moritz Bleibtreu sebagai Andreas Baader
Johanna Wokalek sebagai Gudrun Ensslin
Nadja Uhl sebagai Brigitte Mohnhaupt
Stipe Erceg sebagai Holger Meins
Niels-Bruno Schmidt sebagai Jan Carl Raspe
Vinzenz Kiefer sebagai Peter-Jürgen Boock
Director:
Feature film kelima bagi Uli Edel yang angkat nama lewat drama erotis, Body of Evidence (1993).
Comment:
Film yang didasarkan pada kejadian nyata memang tidak pernah mudah untuk dibuat. Peristiwa RAF yang menandakan era Deutscher Herbst alias kejatuhan Jerman mungkin tidak pernah anda ketahui sebelumnya. Jika tertarik untuk mendalaminya lebih baik, bisa mencari beberapa film dokumenter seperti Black Box BRD milik Veiel ataupun Todesspiel milik Breloer. Namun jika tidak, sebaiknya siapkan kondisi anda untuk dapat duduk “tenang” selama dua setengah jam.
Kejadian serupa bisa terjadi dimana saja. Konflik ketidakpuasan rakyat terhadap Pemerintahan yang berjalan seringkali terjadi. Masih segar dalam ingatan anda akan kerusuhan Mei 1998 yang dipicu oleh pertikaian aparat dengan mahasiswa Trisakti bukan? Disini anda dapat menyaksikan kiprah terlarang Meinhof, Baader dan Ensslin yang tergabung dalam RAF yang bertindak secara radikal melalui serangkaian aksi “kriminal” yang menganut asas pembenaran pribadi tersebut.
Kualitas akting aktor-aktrisnya rata-rata bagus kalau tidak mau dibilang luar biasa. Martina Gedeck dan Johanna Wokalek menokohkan Ulrike dan Gudrun dengan brilian, termasuk penyamaran dan pelarian yang menyambang nyawa tersebut. Uhl, Gwisdek, Josep Liefers, Blomberg dan Herzsprung juga tidak kalah bersinarnya dalam arahan sutradara Edel yang berhasil memanfaatkan “production value” secara maksimal! Lihat saja lokasi yang amat mencerminkan masa 1970an, tanpa terkecuali sinematografi dan tata kostum sekaligus artistiknya yang juga mendukung.
Pembukaan film yang menyayat-nyayat emosi tersebut terbukti berhasil menyuguhkan kenyataan yang mencengangkan. Kemunculan protagonis yang membangun gerakan perlawanan pun dapat dimengerti. Sayangnya setelah itu terjadi kemerosotan intensitas film. Masuknya berbagai tokoh baru ke dalam grup tanpa pengenalan dan proses yang jelas membuat penonton merasa “lost” dan pada akhirnya tidak terlalu peduli lagi dengan kiprah RAF yang menjadi sentralisasi cerita.
The Baader Meinhof Complex merupakan sebuah tontonan yang benar-benar hanya dapat dinikmati selama durasinya berjalan saja. Sekelumit waktu dimana anda bisa membuka mata dan hati akan mirisnya adegan aksi perjuangan yang berdarah-darah, ketika menarik pelatuk untuk menghabisi nyawa seseorang begitu mudahnya dilakukan, saat korban menggelepar dahulu sebelum betul-betul tersungkur! Namun seusai film, tidak ada lagi yang bisa anda diskusikan dengan rekan atau forum film sekalipun. What you see is what you get adalah statement yang tepat untuk mewakili film ini.
Durasi:
150 menit
U.S. Box Office:
$476,270 till Dec 2009
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent