Quotes:
Tilda: If it can bleed, it can die. We’re going to kill it!
Storyline:
Sebuah mobil misterius dibawa polisi Chicago ke bengkel Ray setelah terjadinya kecelakaan maut. Mekanik yang bertugas yaitu Tilda menemukan keanehan dimana mobil tersebut seakan memiliki nyawa dan pikiran sendiri. Kecurigaannya tidak menunggu lama untuk terjawab karena mobil tersebut mulai mengincar nyawa mereka yang terjebak di dalam garasi malam itu dengan kemampuan berubah bentuk yang mengerikan.
Nice-to-know:
Film berjudul asli Super Hybrid ini sempat disertakan dalam Berlin Fantasy Filmfest pada bulan August 2010 lalu.
Cast:
Shannon Beckner sebagai Tilda
Oded Fehr sebagai Ray
Ryan Kennedy sebagai Bobby
Melanie Papalia sebagai Maria
Adrien Dorval sebagai Gordy
Director:
Eric Valette sebelumnya dikenal ketika menggarap One Missed Call (2008).
Comment:
Mobil pembunuh manusia? Ah, bisa jadi ingatan anda melayang pada masa silam dimana John Carpenter pernah membesut Christine di tahun saya lahir di dunia. Beberapa judul lain sebelum dan sesudahnya memang pernah bermunculan tetapi belum sempat saya saksikan. Kini, Benjamin Carr yang bertindak sebagai penulis skrip mencoba mengangkat tema serupa dimana atraksi Chevrolet C-10 dan Mercury Colony Park serta sederetan mobil lain akan memanjakan mata anda.
Harus diakui konsep mobil yang bisa membunuh memang menggelikan. Namun jika anda bisa menerima premis tersebut, tidak ada alasan untuk tidak menyukai yang satu ini. Penjelasan unik mengapa mobil tersebut membunuh dilakukan secara wajar di pertengahan film sekaligus membuka rahasia monster laut yang mampu bertransformasi dalam waktu singkat. Jebakan maut yang menjanjikan begitu manusia masuk dan duduk di belakang setir? Dang!
Perubahan “identitas” Tilda dari wanita penurut menjadi empunya inisiatif perlawanan memang terlalu instan tetapi Beckner melakukannya dengan cukup meyakinkan. Fehr mungkin nama lain yang anda kenal dan peran Ray yang brengsek tampak dinikmatinya. Dari segi akting memang tidak ada yang luar biasa disini tetapi karakterisasi hitam-putih yang terbangun lumayan menarik sehingga anda akan peduli mengikutinya sambil berpikir, “Who’s gonna be the next victim?”
Sutradara Valette menggunakan setting garasi dengan efektif. Kamera yang bergerak dinamis menyoroti setiap sudut gelap dan lengang bisa membuat anda paranoid membayangkannya. Efek CGI nya lumayan maksimal meski tidak dapat dibandingkan dengan milik James Cameron atau Steven Spielberg. Elemen 3D yang dibebatkan hanya sebagai pelengkap saja, terbantu oleh pencahayaan temaram yang membuat setiap obyek dalam film terasa hidup.
Sebagai thriller horor kelas B tanpa banyak ekspektasi, Hybrid 3D ternyata cukup enjoyable. Bahkan sebuah film dengan rating PG-13 semacam ini ternyata menyimpan beberapa adegan gory yang cukup eksplisit. Semua departemen bekerja secara efektif terutama music scoringnya yang dinamis itu. Pacing yang terjaga dengan suguhan sekuens action yang believeable membuat film ini jelas lebih baik dari berbagai review negatif yang terpampang di internet. Tidak percaya?
Durasi:
90 menit
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter:
Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent