Tagline:
Their only weapon is the truth.
Storyline:
Sekelumit kisah kemanusiaan yang terjadi di tengah peperangan antara Rusia dan Georgia dimana sentralisasi cerita ada di tangan jurnalis Amerika yaitu Thomas Anders dan Sebastian Ganz serta wanita lokal Tatia yang berjuang untuk bertahan hidup sekaligus menyiarkan keseluruhan kejadian nyata tersebut agar dunia tahu yang sesungguhnya.
Nice-to-know:
Dikarenakan Georgia memiliki infrastruktur terbatas yang mampu mendukung produksi fllm ini, banyak sekali dukungan teknisi dan tenaga akhli dari Bulgaria.
Cast:
Rupert Friend sebagai Thomas Anders
Emmanuelle Chriqui sebagai Tatia
Richard Coyle sebagai Sebastian Ganz
Heather Graham sebagai Miriam
Johnathon Schaech sebagai Kapten Rezo Avaliani
Rade Serbedzija sebagai Col. Alexandr Demidov
Andy Garcia sebagai President Mikheil Saakashvili
Val Kilmer sebagai Dutchman
Director:
Merupakan feature film ke-16 bagi Renny Harlin yang terakhir menggarap 12 Rounds (2009).
Comment:
Berada dalam situasi di tengah peperangan memang sangat tidak mudah meskipun anda mengenakan kartu identitas pers sekalipun. Film yang skripnya ditulis oleh Mikko Alanne dan David Battle ini berkisah mengenai perang antara Rusia dan Georgia di tahun 2008 dari kacamata kru televisi. Pecahnya konflik tidak serta merta terjadi dengan sendirinya karena merupakan akumulasi dari intrik politik yang tidak berkesudahan melalui serangkaian waktu yang panjang.
Sayangnya eksplorasi cerita cenderung memihak rakyat Georgia sehingga pihak Rusia digambarkan sebagai antagonis. Negara kecil versus adi kuasa! Sama halnya dengan peristiwa U.S. versus Irak dalam beberapa judul film bergenre serupa. Permasalahannya adalah Georgia tidak sepenuhnya “putih”, berbagai pembunuhan masal terhadap warga mereka sendiri terjadi di South Ossetia. Bagi anda yang mengetahui sejarah sesungguhnya bisa jadi merasakan banyak penyimpangan dalam film ini.
Dari segi akting, tidak ada yang tampil luar biasa kali ini. Tro Anders, Ganz dan Tatia memang sejak awal diplot untuk merenggut simpati penonton karena perjuangan mereka dari sisi jurnalis yang wajib memberitakan kejadian nyata. Kilmer dan Garcia adalah dua aktor senior yang dapat dikatakan telah melewati masa keemasan, peran wartawan Belanda dan presiden Georgia tidak lagi menarik dibawakan oleh mereka. Penampilan Schaech sebagai antagonis cukup memberikan kredit tersendiri.
Harlin adalah mantan sutradara blockbuster Hollywood yang kini lebih berkecimpung dalam perfilman kelas B, tanpa terkecuali yang satu ini. Kinerjanya memang masih di atas rata-rata dalam menghadirkan nuansa chaos yang sesungguhnya. Namun kekurangan dari segi spesial efek yang terlihat miskin tidak dapat dihindari. Meski demikian ledakan berkelanjutan di sepanjang film yang diwarnai oleh serangan mendadak, penyelinapan dari satu tempat ke tempat lainnya, penyelamatan detik-detik terakhir mampu membuat anda menahan napas berkali-kali.
5 Days of War mengingatkan saya akan The Hunting Party (2007). Kekurangan terbesar film ini adalah propaganda Georgia yang cukup kental, politik yang terlalu didramatisir. Sebagian dapat diterima logika tetapi sebagian lagi tidak. Sisi humanisme ditampilkan dalam beragam aspek untuk memunculkan nuansa ekspresif dan emosional. Jika anda bisa (atau berniat) mengabaikan fakta yang sebenarnya, tontonan yang satu ini masih bisa memenuhi standar dengan gaya Hollywood yang cukup dipaksakan.
Durasi:
113 menit
U.S. Box Office:
$17,149 till Sept 2011
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent