Tagline:
Their destiny is drenched in blood!
Storyline:
1952, pendekar Lee Mong-hak menyatakan niatnya untuk menyelamatkan Korea dari serangan Jepang bahkan bersedia mengkhianati raja untuk mencapai tujuannya itu. Kondisi politik yang kacau, pemberontakan yang tidak terkendali pada akhirnya menghadapkan dua jago pedang dalam situasi berdarah penuh kekerasan demi mempertahankan negara tercinta meski harus berkorban nyawa sekalipun.
Nice-to-know:
Film berjudul asli Goo-reu-meul beo-eo-nan dal-cheo-reom ini sudah rilis di Korea Selatan pada tanggal 28 April 2010 yang lalu.
Cast:
Baek Seong-hyeon sebagai Gyeon-Ja
Cha Seung-won sebagai Lee Mong-Hak
Kim Chang-Wan sebagai Son-Jo
Han Ji-hye sebagai Baek-Ji
Hwang Jeong-min sebagai Hwang Jeong-Hak
Lee Hae-Yeong sebagai Han Pil-joo
Director:
Lee Jun-Ik mulai angkat nama setelah menyutradarai The King and the Clown (2005).
Comment:
Berapa banyak film adaptasi komik Korea yang pernah anda dengar sebelumnya? Salah satu dari terbatasnya jumlah tersebut adalah “Like the Mon Escaping from the Clouds” karya Park Heung-yong yang bercerita tentang perjuangan kasta pada abad ke-16 dimana berbagai kelompok kelas bawah harus terlibat pertarungan hidup dan mati dalam memperjuangkan keadilan dan persamaan hak yang menyeluruh di setiap lapisan.
Sentral cerita berada pada pertemuan tokoh Hwang dan Gyeon. Sempat tercipta beberapa momen yang lumayan menarik di antara mereka, tapi sayangnya tidak banyak yang tersisa selain itu. Sekuens permainan pedang yang menarik adalah hal yang mungkin paling anda tunggu-tunggu disini. Namun jika tidak didukung oleh pengembangan karakter yang baik terutama para tokoh utama, maka semua itu akan terasa sia-sia. Romantisme yang terbangun pun tergolong tempelan saja.
Sutradara Lee Jun-ik menyuguhkan adegan aksi pertarungan gerak pedang yang indah dengan warna pucat dominan. Sedikit mengingatkan anda akan Zatoichi : The Blind Swordsman (2003) yang mengambil pendekatan serupa. Tata kostum dan setting yang terjaga dengan baik juga menjadi nilai plus tersendiri dalam menghidupkan situasi masa silam. Terlepas dari penggunaan judul yang terkesan brutal, nyatanya tidak banyak darah tertumpah dalam film ini.
Blades of Blood sesungguhnya dapat diakui sebagai salah satu film Korea dengan production value yang unggul apalagi didukung dengan visualisasi yang cukup memanjakan mata. Menghibur secara ringan tetapi belum cukup membangun emosi penonton yang diyakini bisa merasa tersesat di pertengahan cerita. Jika demikian maka endingnya tidak terlalu penting lagi karena momentum yang hilang atau bahkan tidak sempat terbangun maksimal. Amat disayangkan!
Durasi:
111 menit
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent