Quotes:
Deden: Loe gak pantes nonton politik, pantesnya nonton tanjidor.
Storyline:
Deden adalah pecundang bermodal pas-pasan. Keinginan untuk dicintai wanita cantik dan mendapat kekayaan membawanya menemui dukun bernama Tante Sun dengan ditemani sahabat karibnya, Munaf alias Muka Nafsu. Syarat yang diajukan hanya tiga yaitu kolor gadis perawan, rambut tokoh tinggi dan kain kafan mayat yang belum semalam di kubur. Sayangnya begitu semua terpenuhi, Tante Sun keburu meninggal. Kekayaan instan yang diterima Deden ternyata membangkitkan amarah sundel bolong yang meminta imbalan.
Nice-to-know:
Diproduksi oleh K2K Productions.
Cast:
Aziz Gagap sebagai Deden
Arumi Bachsin sebagai Chery
Udin Penyok sebagai Munaf
Andreano Phillip
Jeffrey Lee
Director:
Merupakan film ketujuh bagi Yoyok Dumprink alias Yoyo Subagiyo.
Comment:
Intisari sebuah film nampaknya menjadi unsur ke-9529 bagi seorang KK Dheeraj. Sekelumit ide yang muncul di kepalanya tiba-tiba bisa dituangkan menjadi skrip jadi-jadian sekalipun. Film pertamanya di tahun 2012 ini seharusnya memicu kemarahan seorang Nayato Fio Nuala. Apa pasal? Aktor dan aktris kesayangannya dibajak! Namanya dipasang besar-besar. Tentu anda tahu, saya membicarakan siapa? Tidak lain dan tidak bukan adalah Aziz Gagap dan Arumi Bachsin.
Kembalinya Arumi Bachsin.. Sepertinya kalimat yang “dijual” dalam posternya ini belum selesai. Yang dimaksud bukan kembali ke dunia akting melainkan ke dunia antah berantah. Ini pendapat pribadi saya. Jika Nayato masih berbaik hati memberikannya peran di dunia fana maka tidak kali ini. Peran Cherry adalah pelengkap derita yang muncul di bagian pembuka dan penutup saja, selayaknya buah ceri yang menghiasi kue tart yang samasekali tidak enak rasanya. Kasihan!
“Bintang” sesungguhnya dalam film ini adalah duet Aziz Gagap dan Udin Penyok yang bahu-membahu berjayus ria sambil berupaya membangkitkan kembali trend sundel bolong yang konon digagas oleh almarhumah Suzanna yang legendaris itu. Sayangnya sundel bolongnya terlihat palsu dan tidak meyakinkan. Jangan harap melihat belatung bermunculan dari punggung berlobang, fokus justru ada di muka hitam yang merupakan kombinasi dari hanoman, nenek gerondong dan genderuwo?
Originalitas menjadi sesuatu yang mahal harganya dalam film-film KKD. Setidaknya ada 2 tembang hits mancanegara yang diambil dalam film ini yaitu Labels or Love dan Kuch Kuch Hota Hai. Adegan slapstick Aziz Gagap di toilet bahkan mengingatkan anda pada satu-dua episode serial televisi Mr. Bean. Entah sederetan jiplakan ide lain apalagi yang berlalu-lalang di kepala dimana saya terlalu malas untuk mengingatnya. Jika ada tambahan, sedianya anda bisa berbaik hati memberitahu.
Kafan Sundel Bolong yang teramat buruk secara kualitas bagaikan replika film-film Nayato KW2 yang setidaknya lebih baik dari segi penyajian gambar. Aziz Gagap hanya mencoba menjadi dirinya sendiri, jangan salahkan kemiripan akting saat ia melakukan “bully” terhadap pak Pocong atau tante Sun. Eh, mereka punya nama lho! Namun pemakaian nama besar Suzanna di poster filmnya dengan dalih “penghormatan” rasanya perlu dijelaskan KK Dheeraj pribadi lewat pidato 81 menit yang mungkin akan lebih menghibur dibandingkan filmnya sendiri.
Durasi:
81 menit
Overall:
6 out of 10
Movie-meter: