Tuesday, 23 October 2012

STUDENT OF THE YEAR : Extravagant Competition For Love and Honor


Quotes: 
Ashok Nanda: You can either be rich, or a chamcha.

Nice-to-know: 
Film yang diproduksi oleh Dharma Productions dan Red Chillies Entertainment ini rilis di Indonesia bersamaan dengan India dan Amerika Serikat yaitu 19 Oktober 2012.   

Cast: 

Sidharth Malhotra sebagai Abhimanyu Singh
Varun Dhawan sebagai Rohan
Nanda
Alia Bhatt sebagai Shanaya Singhania
Sana Saeed sebagai Tanya
Asrani
Rishi Kapoor sebagai Dean Yoginder Vasisht

Ronit Roy sebagai Pelatih Karan Shah
Ram Kapoor sebagai Ashok Nanda
Manjot Singh sebagai Dimpy
Sahil Anand sebagai Jeet Khurana
Kayoze Irani sebagai Sodo

Boman Irani                       

Director: 
Merupakan film kelima bagi Karan Johar setelah My Name Is Khan (2010).

W For Words: 
Sekolah seringkali menjadi panggung bercerita yang asyik dalam sebuah film. Salah satu referensi berkualitas terdahulu adalah film lawas Mansoor Khan berjudul Jo Jeeta Wohi Sikandar (1992) yang dibintangi oleh Aamir Khan, Ayesha Jhulka dan Deepak Tijori. Kali ini Karan Johar, pria kelahiran Bombay 40 tahun lalu yang juga peraih beberapa penghargaan lokal dan internasional atas beberapa film-film sebelumnya berupaya “meremajakan” karyanya dengan menampilkan bintang-bintang muda di barisan terdepan dan memperkenalkan mereka sebagai MURID!

ST Teresa di Dehradun merupakan sekolah papan atas sekaligus pertemuan siswa-siswi kaya atau berprestasi. Kepala sekolahnya Yoginder Vasisht adalah gay yang jatuh cinta pada pelatih olahraga. Penyokong dananya seorang pebisnis kejam dimana putranya, Rohan Nanda bersekolah disana dengan segudang fasilitas mewah. Kekasih Rohan, Shanaya Singhania juga siswi populer. Kedatangan siswa baru dari luar negeri, Abhi yang penuh talenta membuat Rohan merasa tersaingi. Puncaknya terjadi pada saat kompetisi tahunan siswa terbaik yang menjadi penentuan segalanya. 

Skenario Rensil Dsilva memang tidak anyar. Dua lelaki yang saling bersaing untuk seorang gadis dan juga sebuah piala. Sub konflik lain adalah hubungan ayah dan anak yang tidak mulus hingga konsep frenemies diantara beberapa karakter utama pelajarnya mengingat standar tinggi yang sudah ditetapkan sejak awal di sekolah bergengsi yang tidak mengenal kata bodoh dan miskin tersebut. Dialog karangan Niranjan Iyengar juga sebetulnya tidak terlalu kreatif tapi cukup untuk menghadirkan drama klise, romansa tipikal sambil sesekali melontarkan humor praktis. 

Sutradara Johar lagi-lagi bersikap perfeksionis. Sinematografi Ayananka Bose yang megah, editing Deepa Bhatia yang memikat, musik Vishal-Shekhar yang dinamis lengkap dengan koreografi energik sudah menegaskan hal tersebut. Nomor soundtrack macam Vele, Ishq Wala Love, The Disco Song dengan mudah melekat di kepala anda. Tampilan ST Teresa yang luar biasa mulai dari aula, lorong, taman hingga kolam renang standar Olimpiade rasanya mampu mengundang murid manapun untuk bersekolah disini. Pendekatan flashbackmaju mundur reuni “tak terencana” yang mengambil rentang waktu sepuluh tahun sejak perayaan 25 tahun sekolah mengingatkan anda pada hal serupa dalam 3 Idiots (2009).

Indahkan pertanyaan-pertanyaan anda mengenai karakterisasi yang sangat textbook layaknya dalam pakem Glee atau High School Musical. Bagaimana Abhi yang awalnya masuk karena beasiswa mampu mengikuti gaya hidup jetset. Bagaimana Rohan hidup di bawah bayang-bayang ayahnya setelah meninggalkan rumah. Bagaimana Shanaya menentukan pilihan hati yang sebenarnya. Selain itu karakter siswi kutu buku, siswa gendut, siswi oportunis dan siswa tangan kanan juga menjelma dalam diri Dimpy, Sodo, Tanya dan Jeet yang stereotype hilir mudik di sela aksi ketiga tokoh utamanya tersebut.

Malhotra dan Dhawan mungkin terlihat lebih tua untuk peran siswa tapi keduanya jelas mampu menyajikan esensi rivalitas dan bromance yang menarik. Malhotra mungkin lebih mudah menarik simpati karena ada di posisi underdog selain ketulusan hatinya, Dhawan harus diakui lebih luwes dalam berdansa di samping keteguhan hatinya membuktikan diri, Bhatt cukup konsisten memerankan gadis innocent yang bergelimang harta di luar prestasi yang patut dipertanyakan. Scene stealer jatuh pada Kapoor yang terampil menokohkan kepala sekolah ambisius yang tak jarang bertingkah komikal.

Student of the Year memang tidak akan menjadi film terbaik tetapi tak dipungkiri salah satu yang paling menghibur tahun ini. Penampilan para debutan yang memikat setidaknya mengesampingkan plot cerita yang  cukup timpang. Apresiasi tinggi untuk kinerja sutradara kawakan K Jo yang tahu betul bagaimana memaksimalkan apa yang ia punya. Jangan lewatkan presentasi masa muda yang penuh gejolak tatkala mengejar cita, cinta sekaligus berusaha menjadi yang terdepan. This is an example of extravagant movie should be with eye-candy and ear-catchy on its’ side. Like it!

Durasi: 
146 menit

India Box Office: 
Rs 25.25 crore till mid October 2012

Overall: 
8.5 out of 10

Movie-meter:

Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent